4 Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Sangat Inspiratif!

4 Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Sangat Inspiratif!
info gambar utama

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.

Umumnya pesantren hanya mengkaji ilmu-ilmu agama Islam tanpa memberi perhatian khusus pada aspek kajian ilmu-ilmu non agama.

Namun berbeda dengan pesantren berikut ini yang mana selain fokus mengkaji ilmu agama, para santrinya juga diajarkan bagaimana meningkatkan wawasannya terkait isu-isu lingkungan.

1. Pesantren Nurul Haramain Narmada, Lombok Barat

Pondok Pesantren Nurul Haramain adalah pesantren yang didirikan oleh Tuan Guru Haji (TGH) Hasanain Juaini pada 1991.

Kiprahnya di bidang lingkungan menghantarkannya pada keberhasilan mendapatkan penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award pada tahun 2011 dan Tokoh Republika tahun 2015.

Ponpes ini memiliki konsep pendidikan agama berbasis kewirausahaan ekologis. Tak hanya mahir membaca kitab kuning, para santri juga diajarkan ‘kitab hijau’ dan ‘kitab biru’.

Kitab hijau adalah dalil-dalil yang berkaitan dengan penghijauan. Sedangkan kitab biru adalah dalil-dalil yang berkaitan dengan air, sungai, dan ekosistem di sekitarnya.

Berikut keunggulan dari pesantren ini:

  • Memiliki Uni Dagang seperti Roti, Transportasi, Mini Market, Laundry, Printing, Konveksi, dan Mini Bank yang semuanya dikelola oleh santri dan pengurus pesantren
  • Mengelola sampah organik dan non organik khususnya sampah yang dihasilkan oleh santri itu sendiri
  • Memiliki kebun sendiri
  • Mengembangkan pembibitan pohon. Hasilnya dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang ingin menanam pohon. Ada bibit pohon jati, trembesi, mahoni, ketapang, hingga pepaya.

2. Pesantren Rubat Mbalong Ell Firdaus, Cilacap

Pesantern ini juga merupakan pesantren berwawasan lingkungan yang didirikan oleh Muhamad Achmad Hasan Mas’ud atau biasa dipanggil Gus Hasan.

Kegiatan bercocok tanam ini sudah berlangsung sejak awal Ponpes Rubat Mbalong ini berdiri yakni pada tahun 2009 lalu. Sehingga alasan inilah banyak santri dari berbagai penjuru tertarik mondok di pesantren ini.

Berikut keunggulan pesantren ini;

  • Membudidayakan magot atau lalat tentara hitam (black soldier fly) yang mengonsumsi sampah-sampah organik atau sisa sayuran dan buah-buahan.
  • Memproduksi tepung mocaf yang berbahan baku singkong yang dibeli dari petani sekitar.
  • Memilikibudidaya sayuran, ikan Lele dan Gabus dan beberapa jenis hewan ternak seperti sapi, kelinci dan lebah madu.

Menariknya, pesantren ini telah memiliki Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang sudah berbadan hukum. Tujuannya untuk memudahkan pemasaran produk yang dihasilkan dari masing-masing divisi budidaya.

3. Pesantren Ath Thaariq, Garut

Pesantren Ekologi Ath Thaariq Garut adalah pondok pesantren berbasis ekologi yang didirikan oleh Nissa Saadah Waragadipura.

Alasan yang mendorongnya mendirikan ponpes ekologi ternyata sangat personal.

Kala itu dia mengalami kesulitan dalam persalinan yang disebabkan oleh asupan makanan yang kurang sehat. Dari momen itu dia berinisiatif untuk mendirikan pesantren sekaligus menerapkan sistem pendidikan agama berbasis wirausaha ekologis.

Beberapa keunggulan pesantren ini:

  • Memiliki kebun dan sawah sendiri sehingga bahan makanan untuk santri tidak perlu beli.
  • Mengembangkan produk olahan dari hasil panen seperti produk berbahan cabe dan tomat.
  • Mengembangkan dan menjual produk herbal dari tanaman sebagai obat
  • Memiliki perpustakaan benih untuk kebutuhan pengembanganilmu pengetahuan.

Pesantren ini telah menjadi bagian dari gerakan sosial, gerakan ekonomi, dan gerakan ekologi yang berkeadilan.

Seluruh santri yang nyantri di Ath Thaariq tidak ditarik biaya sama sekali. Bahkan, terkadang pesantren memberikan hasil bumi kepada santri yang hendak liburan di kampung halaman atau yang telah menyelesaikan pendidikannya.

4. Pesantren Annuqayah, Sumenep

Pondok Pesantren Annuqayah adalah pesantren yang didirikan oleh KH. Muhammad Syarqawi pada tahun 1887.

Kiai yang pernah nyantri hingga Malaysia, Thailand, dan Makkah ini diberi sebidang tanah oleh seorang saudagar kaya di Guluk-Guluk untuk membangun pesantren.

Berikut keunggulan Pesantren Annuqayah;

  • Melarang keras penggunaan plastik. Seluruh santri harus ‘tirakat plastik’ baik saat rapat, atau kegiatan apapun, tidak boleh menyuguhkan air mineral kemasan. Air harus disuguhkan dengan gelas.
  • Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber listrik

Kiai Faizi juga melarang santri menggunakan plastik untuk keperluan apapun. Jika ada santri yang membeli makanan di luar, maka harus menggunakan tas kantong selain plastik. Jika membeli nasi bungkus, santri biasa membawanya langsung dengan tangan.

Sebagai seorang kiai, ia meyakini bahwa menambah beban sampah plastik di bumi adalah perbuatan dosa.

Sementara membantu mengurangi beban sampah plastik bagi bumi adalah perbuatan yang mendatangkan pahala.

Referensi:
- ibtimes.id
- mongabay.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini