Face Recognition, Teknologi Pengamanan KTT G20 Indonesia

Face Recognition, Teknologi Pengamanan KTT G20 Indonesia
info gambar utama

Gelaran G20 di Indonesia akan berlangsung beberapa hari lagi, dan rasanya, persiapan Indonesia sebagai tuan rumah sudah begitu matang. Tentu saja, salah satu yang paling krusial adalah dari segi pengamanan, mengingat tamu-tamu yang datang bukan hanya orang-orang sangat penting (VVIP), akan tetapi juga adalah pemimpin-pemimpin negara-negara besar di dunia.

Keberhasilan penyelenggaraan Presidensi G2O di Bali menjadi tolok ukur untuk membangkitkan kepercayaan bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan event besar dunia yaitu KTT G20 dengan sukses.

Terkait hal ini, Polri mengerahkan sumber daya teknologi pengamanan untuk menyukseskan agenda besar yang digelar di Bali tersebut. Salah satu perangkat teknologi yang digunakan Polri untuk menjamin keamanan pelaksanaan KTT G20 adalah "face recognition".

Facial atau face recognition adalah teknologi yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi wajah seseorang untuk berbagai kepentingan. Salah satunya adalah proses penyelidikan atau pencarian tersangka dalam suatu kasus. Teknologi Face Recognition telah diakui memiliki tingkat akurasi yang nyaris sempurna yakni 99,97 persen.

Sistem teknologi face recognition atau pengenal wajah ini terkoneksi dengan basis data kepolisian. Jumlah orang yang datang ke lokasi bisa dihitung, termasuk identitasnya.

Berdasarkan informasi yang dilansir perusahaan keamanan siber Kaspersky, teknologi face recognition akan bekerja secara bertahap supaya bisa mengidentifikasi seseorang dengan akurat.

Pertama-tama, kamera yang dibekali dengan teknologi tersebut akan mengidentifikasi wajah target yang diincar. Kemudian, wajah tersebut akan dianalisis secara detail menggunakan teknologi pencitraan 2D atau 3D. Ada beberapa data yang diambil di sini mencakup data bentuk wajah, mata, hidung, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, berbagai data wajah tersebut akan dikonversikan ke data atau informasi digital, dan nantinya akan disesuaikan dengan data wajah lainnya yang ada di dalam database atau sebuah sistem.

Untuk menentukan hasil akhirnya, sistem lantas menggunakan sebuah algoritma untuk mencocokkan data wajah yang baru saja diambil dengan data wajah yang sudah tersimpan di dalam sistem.

Adapun algoritma tersebut dipakai supaya teknologi face recognition bisa menyesuaikan data wajah yang ada di dalam database dengan akurat dan cepat.

Salah satu contoh keberhasilan teknologi face recognition mampu mencegah potensi tindak kejahatan adalah saat polisi China berhasil membekuk pelaku tindak kriminal di lokasi konser musik yang digelar di Nanchang, China pada bulan April 2018. Penangkapan tersebut dilakukan setelah polisi mengenali wajah pelaku lewat sejumlah kamera yang dipasang di sekitar arena konser.

Kamera-kamera tersebut telah dilengkapi teknologi facial recognition atau pengenal wajah, sehingga bisa mengenali wajah pelaku di antara 60.000 penonton konser penyanyi Jacky Cheung, salah satu pesohor terkenal di Hong Kong.

Dengan bantuan teknologi yang tingkat akurasinya nyaris sempurna seperti face recognition ini, Polri secara otomatis dapat mendeteksi sekaligus mengantisipasi secara dini setiap pergerakan orang secara cepat dan akurat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini