Jembatan Kaca Bromo sebagai Pengembangan Ekonomi Regional Kabupaten Probolinggo

Jembatan Kaca Bromo sebagai Pengembangan Ekonomi Regional Kabupaten Probolinggo
info gambar utama

#NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Sektor pariwisata menjadi salah satu dari penggerak perekonomian di dalam negeri. Berdasarkan data BPS 2021 peningkatan terjadi pada devisa pariwisata sebesar 4% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun kontribusi pariwisata di Indonesia terhadap PDB (Product Domestic Bruto) Indonesia dirasa mulai stabil sejak tahun lalu. Di tahun 2022 ini ditargetkan devisa pariwisata dapat meningkat hingga 4,3 persen atau dapat berkontribusi sebesar 24 miliar atau sekitar 1,7 miliar dolar AS (Badan Pusat Statistik, 2022).

Pemandangan di atas Jembatan Kaca Bromo
info gambar

Dalam mewujudkannya berbagai wilayah di Indonesia sudah mulai memunculkan inovasi pariwisata baru yang dapat menarik wisatawan lokal maupun asing. Salah satu program yang dilakukan oleh Kabupaten Probolinggo adalah dengan adanya Jembatan Kaca Bromo. Dukungan yang diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur, Bintekjatan, Ditjen Bina Marga bekerja sama dalam mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur dengan diwujudkannya Jembatan Kaca Bromo.

Dampak Positif dari Keberadaan Wisata Jembatan Kaca Bromo Bagi Perekonomian Wilayah

Jembatan kaca dengan panjang 120 meter ini menjadi salah satu pengembangan ekonomi regional di kawasan bromo yang menghubungkan antara terminal wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dan pemandangan Gunung Bromo. Tata kelola operasional jembatan kaca ini sepenuhnya dilakukan oleh Kementerian LHK dan Pemkab Probolinggo yang akan meningkatkan jumlah wisatawan dan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan munculnya basis ekonomi baru ini. Dampak positif dari keberadaan wisata jembatan kaca bromo ini antara lain :

1. Meningkatkan Wisatawan

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo sudah dikenal banyak wisatawan domestik maupun wisatawan asing dengan keindahan gunung bromo. Namun, dengan adanya jembatan kaca yang merupakan salah satu pengembangan wisata di Kabupaten Probolinggo tentu akan meningkatkan antusias masyarakat untuk dapat merasakan sensasi pemandangan Gunung Bromo, Gunung Semeru hingga Gunung Batok dari jembatan kaca yang berada di atas jurang kedalaman 80-100 meter.

2. Meningkatkan Pendapatan Warga Sekitar

Kehadiran jembatan kaca ini juga memberikan berbagai peluang dalam peningkatan perekonomian warga sekitar. Munculnya wisata baru tentu akan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dalam mengelolanya. Selain itu, wilayah sekitar wisata akan berdampak positif dalam penyedia oleh-oleh, makanan, minuman, aksesoris, dan lain lain yang dapat dikembangkan dari masyarakat sekitar. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat sekitar.

3. Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Dalam mengelola wisata baru pemerintah tidak dapat bekerja sendiri melainkan akan membutuhkan tenaga ahli yang dapat membantu mengembangkan wisata tersebut. Hal ini tentu memberikan peluang tersendiri bagi masyarakat sekitar wisata jembatan kaca dalam memperoleh pekerjaan.

4. Mengenalkan Tradisi Adat Istiadat

Kawasan wisata Jembatan Kaca Bromo ini berada di Desa Ngadisari yang merupakan desa adat yang mayoritas menganut agama Hindu Tengger. Budaya tengger dapat dikenalkan melalui berbagai tradisi sakral yang dilakukan oleh masyarakat Tengger. Tentu ini akan memberikan ciri khas tersendiri bagi sektor wisata ini serta akan memberikan wawasan adat istiadat bagi wisatawan domestik dan wisatawan asing yang berkunjung.

Wisata ini menjadi salah satu strategi pemerintah kabupaten Probolinggo yang harapannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama di wilayah kabupaten Probolinggo. Pemerintah kabupaten Probolinggo terus berupaya untuk meningkatkan berbagai sektor ekonomi terutama di sektor pariwisata yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan, memajukan budaya lokal, melestarikan alam dan lingkungan, serta bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mengembangkan wilayahnya.

Referensi:Kementerian PUPR | Jurnal UPI - Pendidikan Geografi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

D
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini