Mengintip Kupu-Kupu Malam di Papua - Terbanyak Se-Indonesia

Mengintip Kupu-Kupu Malam di Papua - Terbanyak Se-Indonesia
info gambar utama

Pernahkah kalian meilhat kupu-kupu di malam hari ?. Tatkala berkunjung ke Papua, ada ribuan kupu-kupu malam yang mudah dijumpai di sana.

Hal ini telah diteliti oleh seorang Biarawan Belanda sejak 40 tahun silam. Bahkan koleksi kupu-kupu yang ia awetkan dalam laboratoriumnya mencapai 70 ribuan spesimen kupu-kupu dan dapat dibilang terlengkap di dunia.

Lantas seperti apa perbedaan antara kupu-kupu malam dan kupu-kupu siang yang biasa kita jumpai?. Dan bagaimana ia bisa mengumpulkan spesimen kupu-kupu sebanyak itu?.

Simak kisahnya berikut ini.

Sekilas tentang Bruder Henk, Sang Pecinta Kupu-Kupu

Adalah Henk Van Mastrigt, seorang misionaris alias biarawan Belanda yang memiliki kecintaan alam dan minat besar pada kupu-kupu yang luar biasa.

Pria yang akrab disapa Bruder ini membuktikan kecintaannya pada kupu-kupu dengan koleksi spesimen kupu-kupu sekitar 72.000 asli Papua sejak 1974 silam.

Koleksi kupu-kupu siang dan malam yang ia kumpulkan ini berasal dari berbagai wilayah Papua, baik kawasan pantai maupun pegunungan.

Ia membentuk tim ekspedisi yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa Universitas Cenderawasih Papua. Kadang dibantu relawan lain yang datang ke Jayapura.

Awalnya bruder hanya mengoleksi kupu-kupu siang ber-genus delias. Namun akhirnya semakin berkembang hingga semua famili dengan genus dan spesies di Papua, terutama kupu-kupu siang.

Proses Pengumpulan Kupu-Kupu yang Butuh Perjuangan Luar Biasa

Melansir laman mongabay.co.id bahwa proses pengambilan kupu-kupu dari alam liar hingga ditempatkan rak koleksi memerlukan ketekunan dan kehati-hatian tinggi.

Bruder Henk dan mahasiswa bimbingannya melakukan pengamatan dengan menelusuri hutan-hutan dan lembah di Papua untuk mengidentifikasi setiap jenis serangga bersayap ini.

Mereka masuk pegunungan Cycloop yang membentang di Jayapura, Hutan Foja, Wondama, Pegunungan Arfak di Papua Barat dan Taman Nasional Lorenzt yang membentang dari puncak gunung bersalju Jayawijaya hingga Laut Arafura.

Tatkala ingin menangkap Kupu-kupu, mereka menggunakan jaring khusus, lalu ditusuk bagian toraks, diambil menggunakan jepit dan dimasukkan ke wadah khusus. Kemudian dibawa ke laboratorium.

Beberapa kupu-kupu ukuran besar disuntik agar mati. Sedang kupu-kupu berukuran sangat kecil seperti kupu-kupu malam dimasukkan ke wadah box khusus agar mati.

Di box berkaca itu, setiap spesimen kupu-kupu diklasifikasi berdasarkan famili, sub famili, genus, dan spesies masing-masing.

Bahkan setiap koleksi dilengkapi nomor koleksi, keterangan tempat dan waktu dimana kupu-kupu ditemukan, termasuk juga nama penemunya.

Pemanfaatan Kupu-Kupu untuk Penelitian

Dalam laman indonesia.go.id mengatakan bahwa menurut para ahli, 50% jenis kupu-kupu yang ada di Indonesia, ada di Papua. Ada juga jenis kupu-kupu endemik yang hanya makan dari flora khusus, yang jumlahnya terbatas.

Untuk keperluan penelitian kupu-kupu, Bruder Henk dan mahasiswanya menghabiskan waktu hingga satu bulan lamanya hidup di dalam hutan Papua.

Hingga akhir hayatnya, koleksi kupu-kupu di laboratorium Van Henk Mastrigt sudah lumayan lengkap. Bahkan famili kupu-kupu siang sudah bisa dibilang terlengkap di dunia. Sedangkan kupu-kupu malam masih perlu kerja keras untuk meneliti dan melengkapi, termasuk serangga lain.

Bruder Henk meninggal 5 Agustus 2015. Sebelum meninggal ia memutuskan untuk menyerahkan semua koleksi kupu-kupunya di laboratorium yang kini disebut Laboratorium Koleksi Serangga Papua (KSP) Br Henk Van Mastrigt OFM.

Laboratorium itu diresmikan 15 Januari 2016. Lokasinya berada di salah satu gedung Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih Jayapura.

Laboratorium itu dilengkapi perpustakaan yang berisi koleksi buku-buku tentang serangga, terutama kupu-kupu.

Perbedaan Kupu-Kupu Malam dan Kupu-Kupu Siang

Kupu-kupu malam memiliki istilah lain yakni ngengat. Antara kupu-kupu siang dan ngengat, keduanya adalah satwa serangga yang masuk ke dalam ordo "Lepidoptera".

Kedua serangga ini mengalami metamorfosis sempurna. Mereka memulai siklus dari telur kemudian menetas menjadi ulat. Lalu ulat akan berubah menjadi kepompong.

Pada masa kepompong inilah si ulat mengalami perubahan fisik menjadi seekor kupu-kupu dan ngengat. Tetapi keduanya punya perbedaan sebagaimana disadur dalam laman ksdae.menlhk.go.id.

Pertama, bentuk antena di kepala mereka. Kupu-kupu mempunyai ujung antena yang membulat, sedangkan ngengat antenanya meruncing dan berbulu halus.

Kedua, kupu-kupu mencari makan dan beraktivitas pada siang hari (diurnal). Menjelang malam kupu-kupu hinggap di pohon untuk berlindung. Sedangkan ngengat beraktivitas pada malam hari (nocturnal). Oleh karenanya, ngengat biasa disebut juga kupu- kupu malam.

Ketiga, saat beristirahat kupu-kupu akan menutupkan kedua sayapnya. Ngengat tidak melakukan hal tersebut. Sayapnya akan terbuka saat hinggap.

Keempat, perpaduan corak warna sayap keduanya. Kupu-kupu punya warna bervariasi dan mencolok. Dan ngengat sebaliknya, punya warna yang monoton dan cenderung gelap, namun ada juga punya warna cerah.

Sebagai penutup, penulis ingin melampirkan kutipan kalimat indah dari Bruder Henk yang disadur dalam laman mongabay.co.id berikut ini.

Keragaman hayati merupakan pemberian terindah untuk umat manusia, namun merupakan suatu tugas yang paling menantang untuk melindunginya.” Henk Van Mastrigt.

Referensi: mongabay.co.id | indonesia.go.id | menlhk.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini