Menelusuri Candi Kayen: Jejak Peradaban Awal India yang Masuk ke Nusantara

Menelusuri Candi Kayen: Jejak Peradaban Awal India yang Masuk ke Nusantara
info gambar utama

Di Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terdapat peninggalan sebuah bangunan bercorak agama Hindu. Konon, candi tersebut merupakan awal mula terbentuknya peradaban kebudayaan India masuk ke Jawa.

Bangunan yang bernama Candi Kayen tersebut ditemukan pada tahun 2009. Awalnya masyarakat setempat mengenal lokasi tersebut sebagai bagian dari Makam Jati Kembar atau makam Ki Ageng Dharmoyono.

Candi Kayen juga disebut sebagai Candi Miyono karena lokasinya yang berada di Pedukuhan Miyono. Ketua Pengurus Yayasan Budi Miyono, Nur Rochmat menjelaskan awal mula penemuan candi tersebut.

Situs Planggatan: Bangunan Tempat Bermukim Orang Suci di Lereng Gunung Lawu

“Ditemukan saat sedang membuat masjid di komplek makam Ki Ageng Dharmoyono dan Makam Empu Sombro,” jelasnya yang dimuat Liputan6.

Dijelaskan lebih lanjut, saat sedang membuat galian untuk fondasi masjid, ternyata ditemukan batu bata besar yang masih terstruktur atau masih tertata. Akhirnya penggalian pun digeser ke utara.

Penemuan bata tersebut akhirnya dilaporkan kepada Dinas Kebudayaan Pati dan ditindaklanjuti dengan melaporkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Temuan tersebut juga dilaporkan ke Balai Arkeologi Yogyakarta.

Pintu masuk leluhur?

Hasil dari penelitian secara bertahun-tahun tersebut ditemukan bahwa candi tersebut memiliki nilai arkeologi dan sejarah yang penting bagi Indonesia. Hal ini karena, Candi Kayen diduga merupakan awal peradaban India masuk ke Jawa pada abad 7-9 Masehi.

Balai Arkeologi menyatakan, situs tersebut merupakan salah satu pintu masuk dari nenek moyang orang Jawa untuk menyebarkan budayanya dari India. Mereka melewati jalur Samudra Pasifik-Hindia.

Situs Raos Pacinan: Bukti Aliansi antara Majapahit dan Mongol di Tanah Jawa

“Karena di antara Gunung Kendeng sama Gunung Muria ada Selat Muria. Di lereng Gunung Muria di Patiayam dulunya hutan besar. Ke selatan ini selat, ada permukiman di lereng Gunung Kendeng salah satunya di Miyono yang ada di candi ini, itu sekitar abad ke 7 sampai abad ke 9 Masehi,” terang Nur di wartakan Detik.

Nur lantas menjelaskan dari penelitian terungkap corak candi tersebut adalah Hindu. Hal ini ditunjukan dengan bentuk kemuncaknya yang berundak. Selain itu, keunikannya adalah bangunan Candi Kayen dibuat dengan menggunakan batu bata merah.

“Itu yang kemuncak berundak-udang salah satu ciri khas Hindu. Antiknya bangunan itu batu bata di Pantura satu-satunya di Kayen ini. Dari mulai Demak sampai Tuban. Itu tinggal fondasi dan kaki, sebagian kecil tubuh,” ungkapnya.

Peninggalan Nyai Sombro

Selain itu, ada juga penelitian yang menyebutkan Candi Kayen adalah peninggalan dari Nyai Sombro. Sosok ini adalah seorang empu yang membuat keris wanita di Jawa kala itu. Konon seorang empu ketika akan membuat keris harus membuat candi terlebih dahulu.

Nur menjelaskan bahwa hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan keris di sekitar Candi Kayen. Terlebih lokasi cagar budaya itu masih satu kompleks dengan Makam Empu Sombro. Walau kepastiannya perlu dikaji terlebih dahulu.

“Candi ini menurut dari narasumber yang ahli bidang keempuan, itu malah beranggapan ini betul tapi merupakan Candi Nyai Sembor yang merupakan pembuatan pusaka,” terangnya.

 View this post on Instagram 

A post shared by mohammad najib syarofi (@mnajibsyarofi)

 ">Upaya Pelestarian Pabrik Semen Pertama di Asia Tenggara Jadi Cagar Budaya

Kini Situs Candi tersebut menjadi salah satu cagar budaya di Pati. Namun sekilas lokasinya belum terawat. Pihak pengelola berharap agar ada perhatian dari dinas terkait dengan upaya pelestarian benda cagar budaya.

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Pati, Ragil Aryo menjelaskan bahwa Candi Kayen sudah ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah pada tahun kemarin.

“Itu sudah masuk cagar budaya, penetapannya tahun kemarin,” jelas Ragil.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini