Bank Sampah, Alternatif Minimalisir Pelonjakan Sampah Akibat Covid-19

Bank Sampah, Alternatif Minimalisir Pelonjakan Sampah Akibat Covid-19
info gambar utama

#WritingChallangeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Pandemi covid-19 membuat konsumsi sampah plastik masyarakat pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semakin meningkat. Kelebihan dari plastik yang mudah ditemui dan harganya yang terjangkau membuat masyarakat selalu menghasilkan sampah plastik pada setiap penggunaan produk sehingga melonjaknya penggunaan plastik pada masa pandemi COVID-19.

Padahal, sampah plastik terbentuk dari beberapa bahan anorganik yang membutuhkan waktu sekitar 80 hingga 100 tahun untuk dapat terurai apabila sampah plastic tersebut ditimbun dengan tanah (Nabila, et al., 2022).

Sejak dulu, permasalahan sampah terutama sampah plastik bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah di Kota Yogyakarta. Namun, dampak dari penumpukan sampah dapat berakibat sangat fatal untuk Kesehatan maupun lingkungan. Hal tersebut yang membuat sampah menjadi masalah yang perlu diperhatikan dan segera diatasi oleh masyarakat dan pemerintah Kota Yogyakarta.

Untuk mengurangi sampah dan mencegah dampak negatif yang dihasilkan oleh sampah, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menyelesaikan masalah penumpukan sampah tersebut terutama untuk masalah sampah plastik kemasan pada masa pasca pandemi.

Adanya rencana reaktualisasi Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Piyungan sehingga memungkinkan TPA Piyungan akan berhenti sementara pada akhir 2023 hingga 2026 membuat masyarakat dan pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan sampah tersebut.

Oleh karena itu, Forum Bank Sampah yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta berusaha untuk menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mengelola lingkungannya agar sampah tidak menumpuk sehingga dapat terciptanya Kota Yogyakarta yang bersih, sehat, serta nyaman ditempati.

Pada Senin, 31 Oktober 2022, Forum Bank Sampah dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengadakan acara perilisan dan peresmian Klinik Bank Sampah, Galeri Daur Ulang Sampah dan Website Forum Bank Sampah yang dipimpin oleh Bapak Sumadi selaku PJ Walikota Yogyakarta di Kantor DLH Kota Yogyakarta.

Upaya tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan bank sampah yang vakum akibat dari pandemi Covid-19 dan penguatan bagi kegiatan bank sampah yang masih aktif beroperasi. Dengan begitu, bank sampah pada setiap wilayah tidak hanya fokus untuk mengelola dan memilah sampah, tetapi ikut mendaur ulang sampah tersebut sehingga menjadi barang yang memiliki nilai guna dan nilai ekonomis.

Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Bank sampah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan rasa bijak masyarakat dalam mengelola sampah dan membantu masyarakat dalam memilah sampah yang dapat di daur ulang sebelum sampah-sampah tersebut dibuang ke TPA atau Tempat Pembuangan Akhir. Menurut Novianty (2013) bank sampah memiliki fungsi sebagai titik pengumpulan sampah masyarakat yang memiliki nilai ekonomis

Sistem kerja bank sampah hampir sama dengan bank-bank pada umumnya, didalamnya juga terdiri dari nasabah atau penabung dan pengelola. Penabung ini merupakan masyarakat yang akan menyetorkan sampah dan tinggal di wilayah cakupan bank sampah, sedangkan pengelola merupakan petugas yang akan menerima dan melayani penabung.

Penabung menyetorkan sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomis, seperti kertas, botol plastik, dan botol kaca selanjutnya petugas menimbang sampah tersebut dan memberikan reward berupa uang tunai yang sesuai dengan hasil timbangan dari sampah tersebut.

Sampah dari bank sampah dikumpulkan dan dikirimkan ke pengepul atau galeri daur ulang sampah untuk diproses menjadi barang daur ulang sampah yang unik. Galeri Daur Ulang Sampah dibuat diperuntukkan sebagai tempat bagi setiap bank sampah di Kota Yogyakarta untuk mengembangkan diri dalam mengelola sampah yang dapat di daur ulang dan menghasilkan karya terbaiknya untuk diperlihatkan ke masyarakat luas.

Karya unik dan menarik yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi sehingga selain untuk mengurangi sampah, hal ini juga diupayakan untuk membantu masalah perekonomi masyarakat akibat Covid-19.

Dengan adanya kegiatan pengelolaan sampah melalui bank sampah dan galeri daur ulang sampah pada pasca Covid-19, diharapkan kegiatan tersebut dapat membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat Kota Yogyakarta dalam menjaga lingkungan di Kota Yogyakarta yang mulai memasuki masa pasca pandemi.

Referensi :

Nabila, S., Khairunnisa, Lubis, N. U., Br Sitohang, S. D., Arfah, F., & Meliza, J. (2022). Upaya Pemanfaatan Sampah Plastik dan Senam Sehat Meningkatkan Kreativitas Anak Dimasa Pandemi Covid-19. Diambil kembali dari https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek/article/view/296

Novianty, M. (2013). Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Diambil kembali dari https://www.neliti.com/publications/222073/dampak-program-bank-sampah-terhadap-sosial-ekonomi-masyarakat-di-kelurahan-binjai

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini