Mengenal Ratu dari Bali, Ida I Dewa Agung Istri Kanya

Mengenal Ratu dari Bali, Ida I Dewa Agung Istri Kanya
info gambar utama

Berbicara mengenai sejarah di Indonesia tidak terlepas dari penjajahan yang pernah terjadi di masa lampau. Peristiwa itu kemudian melahirkan pahlawan-pahlawan hebat yang berasal dari setiap daerah. Sama seperti pahlawan dari daerah lainnya, Bali memiliki Pahlawan Nasional. Jika Kawan GNFI mencari pahlawan dari Bali maka yang akan muncul adalah I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Pudja dan I Gusti Ketut Pudja serta pahlawan lainnya. Padahal Bali memiliki pahlawan perempuan yang terkenal gigih dan mahir dalam ahli takti peperangan. Pahlawan tersebut merupakan Ida I Dewa Agung Istri Kanya.

Ida I Dewa Agung Istri Kanya merupakan pahlawan perempuan yang berasal dari Bali. Beliau dijadikan pahlawan karena berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Saat itu perempuan jarang ada yang terjun ke dalam medan perang, namun berbeda dengan Ida I Dewa Agung Istri Kanya. Beliau memimpin pasukan pada perang Kusamba yang terjadi pada 1849.

Bali | Foto: Idhotels.com
info gambar

Perang tersebut merupakan perang yang melibatkan Klungkung dan Belanda. Ida I Dewa Agung Istri Kanya merancang penyerangan dalam perang perang pembalasan untuk merebut kembali Kusamba yang jatuh ke tangan Belanda. Penyerangan dilakukan dini hari 25 Mei 1849 dengan bantuan Sikep pemating (pasukan berani mati) dan senjata I Tagog (sejenis meriam Canon) dan melumpuhkan belanda. Perang tersebut mengakibatkan terbunuhnya panglima dari Belanda yaitu Jendral Michels.

Ida I Dewa Agung Istri Kanya merupakan putri dari Ida I Dewa Agung Putra Kusamba I dengan permaisuri Ida Anak Agung Istri Ayu Made Karang dari Puri Karangasem. Beliau memiliki seorang adik laki-laki bernama Ida I Dewa Agung Putra Balemas. Sebelum menjadi Ratu, Ida I dewa Agung Istri Kanya Bernama Ida I Dewa Istri Muter. Label Kanya didapatkan karena beliau masih gadis.

Beliau memutuskan untuk tidak menikah semasa hidupnya sehingga dikenal sebagai Ratu Perawan Klungkung. Pada saat menjabat sebagai Ratu nama Ida I Dewa Agung Istri Kanya secara resmi digunakan sebagai nama kebesaran. Beliau memiliki banyak nama julukan salah satunya “Wanita Besi” yang diberikan oleh Belanda.

Ida I Dewa Agungs Istri Kanya menjabat sebagai Ratu yang memimpin Bali dari tahun 1814 sampai dengan 1850. Semasa hidupnya beliau senang Beliau juga sangat gemar dalam membaca lontar, membaca kekawin Ramayana dan Mahabharata. Selain itu Ida I Dewa Agung Istri Kanya juga menguasai beberapa wirama.

Kegemarannya dalam membaca membuat Ida I Dewa Agung Istri Kanya juga turut andil dalam pergerakan seni dan sastra. Kemampuan menulisnya membuat Ida I Dewa Agung Istri Kanya menciptakan beberapa karya-karya sastra. Kecintaan dan perhatian beliau yang besar pada zaman itu membuatnya mendapatkan perhatian dari para pembuat sastra. Sehingga beliau dijuluki dengan Raja Kawi.

Karya sastra yang telah diciptakan oleh Ida I Dewa Agung Istri Kanya berupa kidung adalah Pralambang Bhasa Wewatekan dan Kidung Padem Warak yang isinya mengisahkan peristiwa-peristiwa penting. Salah satunya peristiwa penting dihidup beliau adalah gugurnya ayahanda hingga upacara besar mengantar roh leluhur ke alam suci. Ida I Dewa Agung Istri Kanya melahirkan beberapa tembang wirama antara lain: Wirat Jagatnatha, Sragdhara, Sarddhula, Bhasanta, Asualalita, Merddhu Komala, Pratitala dan Sronca, Wairat, Cikarini, Reng Lalita, Tebusol.

Namun perjuangan Ida I Dewa Agung Istri Kanya tidak disetarakan dengan pahlawan-pahlawan lainnya. Hal itu dikarenakan minimnya literatur mengenai beliau. Untuk mengingat perjuangan beliau, Klungkung mengenang beliau dengan membuatkan monumen tugu Ida I Dewa Agung Istri Kanya pada bundaran jalan Ida Bagus Mantra, Kecamatan Dawan. Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengharapkan dengan dibangunnya monumen patung tersebut jasa pahlawan Ida I Dewa Agung Istri Kanya tidak dilupakan.

Referensi:Bali IDN Times | Media Neliti

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini