Banyak permainan tradisional Indonesia yang kini semakin jarang dimainkan, salah satunya ular naga. Dibandingkan gim online atau gim berbasis konsol, permainan satu ini lebih praktis dilakukan karena tidak memerlukan alat apa pun. Kita hanya perlu teman bermain dalam jumlah agak banyak yang berbaris rapi sambil memegang bahu, baju, atau pinggang teman mereka.
Permainan ini biasanya dimainkan di halaman rumah atau belakang, serta dimainkan oleh anak-anak berusia 6-12 tahun. Permainan ini akan dimulai dengan menyanyikan lagu dengan lirik berikut:
Ular naga panjangnya bukan kepalang
menjalar-jalar selalu kian kemari
umpan yang lezat itulah yang dia cari
ini dianya yang terbelakang
Sejarah Permainan Ular Naga
Tidak ada catatan sejarah yang menyatakan secara jelas kapan ular naga mulai dimainkan, serta siapa penemu permainan tersebut. Permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah, yaitu:
- Wak Wak Gung (Jakarta)
- Slepdur (Sulawesi Utara)
- Ancak-Ancak Alis (Jawa Tengah)
- Sledor (Jawa Timur)
- Oray-Orayan (Jawa Barat)
- Curik-Curik (Bali)
- Dor-Sledor (Madura)
- Toko-Toko Dian (Palopo, Sulawesi Selatan)
Selain nama, perbedaan nyanyian pada permainan ular naga juga berbeda-beda, tergantung daerah dimana permainan itu dimainkan. Misalnya Wak Wak Gung di Jakarta yang dimulai dengan lagu berikut:
Wak wak kung nasinye nasi jagung
Lalapnye daon utan
Sarang gaok di pohon jagung
Gang… ging… gung
Tam-tambuku
Seleret daon delime
Pato klembing pate paku
Tarik belimbing
Tangkep satu
Pit ala’ipit
Kuda lari kejepit-jepit
Cara Bermain Permainan Ular Naga
Secara umum, permainan ular naga dimainkan dengan cara-cara berikut:
- Pilih tempat untuk memainkan permainan ini, seperti halaman rumah atau lapangan.
- Pilih dua orang yang berperan sebagai penjaga gerbang. Umumnya, dua anak yang dipilih adalah anak-anak dengan berat badan paling besar atau paling tua. Jika ular naga dimainkan bersama orang tua, peran penjaga gerbang bisa dimainkan oleh orang tua.
- Kedua anak tersebut harus membuat gerbang dari kedua tangan mereka yang saling menempel. Adapun cara membuatnya adalah rentangkan kedua tangan anak-anak tersebut ke depan, lalu tempelkan kedua telapak tangan mereka.
- Pilih satu anak yang berperan sebagai induk naga yang berbaris di depan. Anak-anak lainnya diharuskan berbaris di belakang anak tersebut sebagai ular naga sambil memegangi pundak anak-anak lain yang ada di depannya.
- Setelah berbaris, barisan ular naga harus berjalan sambil melewati gerbang dan berputar sambil menyanyikan lagu khas permainan ular naga.
- Setelah lirik lagu terakhir dinyanyikan, penjaga gerbang akan menangkap salah satu anak-anak dalam barisan ular naga dengan gerbang tangan yang mereka buat.
- Anak yang tertangkap penjaga gebang akan diminta untuk memilih siapa penjaga gerbang yang akan ia ikuti. Setelah dipilih, anak tersebut harus berbaris di belakang penjaga gerbang yang sudah ia pilih.
- Barisan akan kembali berjalan dan berputar sampai semua anak-anak dalam barisan tertangkap oleh penjaga gerbang.
- Permainan bisa dilanjutkan dengan kedua penjaga gerbang saling memperebutkan anak-anak yang berbaris di belakang mereka. Permainan akan berakhir saat salah satu penjaga gerbang berhasil memperebutkan semua pengikut dari penjaga gerbang lainnya.
Manfaat Permainan Ular Naga
Seperti halnya permainan tradisional lainnya, permainan ular naga juga memiliki manfaat yang baik terutama untuk anak-anak. Beberapa di antaranya adalah:
- Melatih anak-anak untuk bersosialisasi dengan anak-anak lainnya.
- Melatih sikap demokratis. Hal ini bisa dilihat pada saat kedua penjaga gerbang bertanya kepada anak yang mereka tangkap untuk memilih siapa penjaga yang akan dipilih anak tersebut.
- Melatih sikap tanggung jawab. Hal ini bisa dilihat saat penjaga gerbang yang bertanggung jawab melindungi pengikutnya dari tangkapan penjaga gerbang lainnya.
Baca juga: Permainan Engklek, Permainan yang Telah ada sejak Zaman Kolonial
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News