Jika berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Anda bisa mencari batik khas yang disebut batik sasambo. Batik sasambo merupakan batik khas NTB yang diinisiasi dari tiga etnis yakni suku Sasak (Lombok), suku Samawa (Sumbawa), dan suku Mbojo (Bima).
Ketiga suku ini menyatukan ide dan inspirasi dari khazanah budaya lokal di kawasan Nusa Tenggara Barat. Menciptakan keunikan pada masing-masing identitas etnis mereka dalam setiap karya batik yang dihasilkan.
Batik sasambo menjadi karya seni yang mempererat kerukunan, persatuan, dan kebersamaan ketiga suku terbesar di NTB tersebut. Sekaligus menjalankan visi mengembangkan batik sasambo sebagai budaya bersama serta melestarikan batik khas NTB ini di Indonesia.
Sejarah Batik di Nusa Tenggara Barat
Batik memang bukanlah budaya asli di NTB. Wilayah ini memang lebih populer dengan seni tenunnya. Hal ini karena menenun merupakan tradisi wajib bagi para perempuan Nusa Tenggara yang menandakan bahwa mereka telah dewasa.
Meski demikian, ada keyakinan tentang jejak budaya membatik dari Kerajaan Majapahit (Jawa). Saat Majapahit mendatangi kawasan Kerajaan Selaparang di Nusa Tenggara, batik menjadi salah satu pertukaran budaya di masyarakat lokal.
Sisa-sisa budaya membatik tampak pada model ikat kepala sapuq (sapuk atau udeng NTB) yang umumnya dari kain batik. Selain itu sebagian perempuan suku di NTB mengenakan pakaian adat untuk keluar rumah seperti sinjang (kain panjang) dari batik lasem Rembang maupun selendang.
Bagi masyarakat Nusa Tenggara sendiri, kegiatan menenun lebih berkembang dan secara tradisi lebih dominan dilakukan dibandingkan membatik. Namun demikian, saat batik mulai berkembang lagi di wilayah ini, teknik yang digunakan untuk membuat batik pun terlihat unik.
Misalnya, teknik melepas lilin yang menggunakan besi panas, meskipun ada juga yang memakai teknik perendaman yang lazim di Jawa. Selain itu, perajin batik NTB secara kreatif menggabungkan teknik tenun dan membatik dalam menghasilkan selembar kain bermotif.
Batik sasambo sendiri dikenalkan di publik pada tanggal 17 April 2010. Perilisan batik ini merupakan dukungan dari pemerintah daerah NTB untuk mengembangkan batik khas daerah setempat setelah diakuinya batik sebagai warisan budaya lisan dan budaya tak benda (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Setelah memperkenalkan batik ke publik pada tahun 2010, pemerintah setempat mewajibkan batik sasambo sebagai seragam bagi pegawai negeri dan pelajar sekolah. Kini NTB pun memiliki kekhasan corak batik yang turut mewarnai kekayaan budaya di Indonesia.
Teknik Batik Sasambo NTB (Lombok, Sumbawa, Bima)
- Membatik dengan Canting dan Besi Panas
Teknik membatik tradisional dengan canting juga dilakukan di NTB. Lilin digambar sesuai pola dengan alat canting di selembar kain dengan motif khas NTB. Uniknya untuk menghilangkan lilin, perajin memakai teknik yang berbeda dari yang umum di Jawa.
Motif yang awalnya diblok dengan lilin canting, lalu dilepas lilinnya dengan teknik besi panas. Yakni, potongan besi dipanaskan di bagian ujungnya. Potongan besi tersebut lalu ditempelkan di bagian lilin yang ada di kain. Lilin sendiri digunakan untuk membatasi warna-warna pada kain batik.
Selain dengan cara tersebut, pelepasan lilin saat proses mewarnai juga kadang dilakukan seperti teknik yang dilakukan di Jawa.
- Teknik Kombinasi Tenun dan Batik
Teknik membatik tak hanya dilakukan dengan menggambar pola secara keseluruhan pada kain. Ada juga teknik pembuatan batik sasambo yang menggabungkan teknik tenun sebelum dibatik. Kombinasi ini menghasilkan akulturasi budaya batik yang unik tanpa meninggalkan ciri khas khas Nusa Tenggara. Dan kreasi ini bisa didapatkan di batik sasambo khas NTB.
- Teknik Cap/Stempel
Sebagian produsen batik menggunakan alat untuk menciptakan pola pinggiran yang berulang seperti pola rumah adat uma lengge atau kakando. Dengan teknik cap, pembatikan akan relatif cepat sehingga hemat waktu.
- Teknik Batik Tulis dan Colet
Untuk menambah warna tak jarang perajin memakai teknik colet atau mengoleskan warna secara manual di atas kain secara langsung. Menggunakan alat kuas dan cat kain, perajin yang terampil akan mewarnai sesuai pola yang ditentukan. Itulah sebabnya beberapa batik sasambo memiliki warna yang variatif dalam selembar kain.
Jika produk batik dipesan dalam jumlah pengrajin umumnya menawarkan batik printing dengan ciri khas sasambo. Batik printing tak hanya cepat diproses tetapi juga mampu menghasilkan produk dalam jumlah banyak pada tempo yang lebih singkat.
Ciri Khas Batik Sasambo NTB
- Umumnya corak batik sasambo menggambarkan kehidupan masyarakat setempat. Seperti; tradisi, adat-istiadat, dan budaya etnis.
- Ragam corak dan motif juga mengambil inspirasi dari alam sekitar, yakni flora dan fauna khas NTB.
- Setidaknya terdapat empat motif utama pada batik sasambo. Yaitu; motif sasambo, mada sahe, kakando, dan uma lengge. Motif-motif utama itu merupakan corak utama yang kemudian akan dihiasi dengan motif pengisi yang khas dari masing-masing suku.
- Warna batik khas NTB biasanya berwarna cerah dan berani. Misalnya, warna merah, kuning, biru, dan hijau.
- Setiap etnis memiliki identitas pembeda yang terlihat dari corak yang dominan dipakai. Masyarakat Lombok memilih tema kesenian, bangunan, dan alam (bunga, dedaunan). Sementara masyarakat Pulau Sumbawa mengangkat tema terkait budaya daerah dan kehidupan suku setempat .
- Harga jual batik tergantung teknik pembuatan, keunikan, estetika, kualitas kain, dan durasi pembuatan. Batik buatan tangan tentu lebih mahal, apalagi dengan desain rumit dan waktu pembuatan yang lama. Adapun harga batik yang murah dipengaruhi oleh teknik batik dengan desain batik sasambo tetapi dengan cara yang lebih instan seperti teknik printing.
Motif Batik Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo) Nusa Tenggara Barat
Motif Utama
Untuk motif, batik sasambo memiliki empat motif utama, yaitu:
1. Motif sasambo
Motif ini memiliki warna cerah seperti merah, biru, hijau dan kuning. Motifnya meliputi kehidupan masyarakat, adat istiadat, dan budaya suku setempat.
2. Motif Mada Sahe (mata sapi)
Motif mada sahe berupa desain geometris belah ketupat dan garis-garis zig-zag. Warna yang digunakan umumnya hitam sebagai dasaran. Sementara hiasannya berupa mada sahe alias mata sapi.
3. Motif Kakando (tunas bambu)
Motif ini disebut juga motif tunas bambu atau rebung yang memiliki corak khas berupa garis geometris. Kakando melambangkan keuletan dan selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Seperti tunas bambu yang selalu mencari celah untuk tumbuh.
4. Motif Uma Lengge (rumah adat Bima)
Motif rumah adat khas Bima dan Sumbawa yang menggambarkan bentuk bangunan tradisional rumah panggung dengan warna cerah dan tajam. Ciri khas ini dimiliki etnis Samawa dan Mbojo yang terinspirasi dari lumbung penyimpanan beras dalam budaya Bima.
Motif Pengisi
Ada sejumlah motif dan corak batik Sasambo Lombok yang populer.
1. Motif Kelotok Sapo
Kelotok memiliki arti lonceng, yang mana benda ini kerap dikalungkan di leher sapi sehingga mengeluarkan bunyi. Motif tradisional ini mudah ditemukan di berbagai corak batik Sasambo Lombok.
2. Motif Mutiara
Motif mutiara menyajikan karya simbolis tentang mutiara Lombok yang terkenal. Pasalnya, potensi NTB cukup dikenal luas sebagai penghasil mutiara laut dan mutiara tambak berkualitas. Motif mutiara merupakan simbol kemewahan, keanggunan, keindahan, sekaligus ketulusan yang murni.
3. Motif Gerabah
Motif gerabah menunjukkan salah satu aktivitas yang dominan dilakukan di Pulau Lombok. Masyarakat setempat membuat karya gerabah dan penggambaran karya tersebut tersaji dalam keindahan pola batik Sasambo Lombok satu ini.
4. Motif Tokek
Motif tokek berkaitan dengan mitos setempat. Hewan ini pun digambarkan dalam motif NTB sebagai bagian dari budaya masyarakat Lombok.
5. Motif Peresean
Motif tradisi umumnya dimasukkan sebagai motif pengisi. Dengan desain motif utama berupa uma lengge, motif pengisinya berupa tradisi daerah seperti peresean. Peresean ini termasuk tradisi bertarung dua pria dari suku Sasak dengan senjata rotan dan perisai kulit kerbau yang khas di daerah tersebut.
6. Motif Padi
Motif padi kerap dipilih untuk mengisi batik dengan motif utama uma lengge. Motif ini memiliki corak untaian padi dan aktivitas sehari-hari. Makna batik bermotif padi adalah menjunjung tinggi kehidupan yang baik dengan kerukunan, solidaritas, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat di NTB.
7. Motif Melati
Melambangkan makna bahwa sebagai manusia perlu untuk menjaga nama baik. Selalu menjalankan kehidupan dengan budi pekerti luhur.sehingga meninggalkan nama yang harum di tengah masyarakat.
8. Motif Kerang dan Biota Laut
Motif kerang terinspirasi dari hasil laut di NTB berupa kerang atau tiram yang bisa dikonsumsi maupun kerang yang menghasilkan mutiara. Selain itu sebagian perajin berkreasi dengan hasil laut lainnya, misalnya ikan, bintang laut, rumput laut, dan kepiting.
9. Motif Daun Pepaya
Motif alam berupa daun pepaya sebagai bahan makanan yang biasa dikonsumsi warga setempat. Motif ini menunjukkan kesederhanaan dan ciri khas makanan daerah yang umum dikonsumsi di Lombok dan sekitarnya.
10. Motif Daun Kangkung
Sama halnya dengan motif daun pepaya, motif daun kangkung pada batik sasambo terinspirasi dari makanan khas Lombok yakni pelecing kangkung sebagai teman makan ayam bakar Taliwang. Kangkung Lombok tidak sama dengan di daerah lain. Kangkung khas Lombok memiliki bentuk besar meruncing ujungnya dengan tangkai tebal. Tanaman tersebut biasa tumbuh di daerah dengan topografi dan jenis tanah di NTB.
11. Motif Cabai
Motif cabai terinspirasi dari tanaman cabai yang banyak tumbuh di NTB. Apalagi Kabupaten Lombok Timur termasuk penghasil komoditas cabai rawit yang penting dan turut berkontribusi memasok suplai cabai ke Provinsi-provinsi lain di Indonesia.
12. Motif Daun Bebele
Bebele dalam bahasa Sasak adalah daun pegagan (Centella asiatica) khas Lombok. Daun ini kerap menjadi makanan penting bagi keseharian masyarakat setempat. Tak heran motif daun ini pun bisa dijumpai di batik sasambo NTB.
Itulah sejarah, teknik, ciri khas, dan ragam motif batik sasambo. Semoga bermanfaat dalam mendukung setiap daerah mengembangkan "batik" versi wilayahnya sendiri. Tentunya sesuai kreativitas dalam mengangkat tema seputar keunikan budaya lokal masing-masing.
Sumber:
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Batik_Nusa_Tenggara
https://bpkimi1.kemenperin.go.id/dkb/article/view/1040
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/batik-sasambo-batik-khas-nusa-tenggara-barat/
https://www.disbudpar.ntbprov.go.id/cari-tahu-yuk-filosofi-dibalik-motif-batik-sasambo-yang-fashionable/
https://mobillombok.com/info-lombok/batik-sasambo-lombok.html
https://rembitanbatik.blogspot.com/search/label/Batik%20Sablon?m=0
https://edoostory.id/story/detail/20068/pakaian-adat-bayan-vs-adat-sasak
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News