Kala Timnas Indonesia Menjebol Gawang Klub Uni Soviet

Kala Timnas Indonesia Menjebol Gawang Klub Uni Soviet
info gambar utama

Sepakbola adalah olahraga yang paling digemari di Indonesia. Laga berlabel Timnas Indonesia selalu merajai rating pertelevisian tanah air.

Meskipun beberapa tahun terakhir, prestasi Timnas Indonesia membuat putus asa pecinta bola. Namun, antusias masyarakat untuk menikmati laga bertajuk timnas tetaplah menggelora.

Sepakbola sudah digilai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Hal itu terlihat dari antusiasmenya untuk menyaksikan laga friendly match yang mempertemukan antara Timnas Indonesia menghadapi klub Uni Soviet, Lokomotiv, pada 25 November 1955.

Kala itu, Timnas Indonesia diperkuat oleh nama-nama beken seperti Saelan, Rasjid Rukma, Him Tjiang, dan lain-lain.

Laga friendly match yang dihelat di Stadion Ikada itu dihadiri oleh 45.000 penonton. Laga itu merupakan pertandingan internasional terbesar di Asia Tenggara pada tahun 1955. Saking akbarnya pertandingan itu, guyuran hujan tidak membuat penonton membubarkan diri.

Berbekal payung, jas hujan, dan sapu tangan, para penonton justru semakin antusias untuk menonton pertandingan itu. Teriakan-teriakan penuh semangat digelorakan oleh para penonton dari tribun supporter Indonesia.

“Lokomotiv jang bermain keras sekali hanja bisa kalahkan PSSI dengan 3-1, 45.000 penonton jg basah kujup saksikan barisan belakang PSSI bermain briljan,” tulis surat kabar Merdeka, 25 November 1955.

Sanjungan Supporter Indonesia

Laga friendly match itu memang dimenangkan oleh Lokomotiv dengan skor 3-1, tetapi permainan Timnas Indonesia tidak mengecewakan. Justru, para putra bangsa ini disanjung oleh para penonton.

Apresiasi itu lantaran Rasjid Rukma berhasil menjebol gawang Kublitsky. Gol semata wayang Rasjid Rukma dicetak pada jarak lebih kurang 30 meter.

“Pada suatu saat bola mental dari kaki back kiri Lokomotiv dan datang persis di depan Rukma. Dengan tidak pikir pandjang Rukma menembakkan bola itu,” tulis surat kabar Merdeka, 25 November 1955.

Gol yang dicetak oleh pria tersebut membuat penonton Indonesia histeris. Pasalnya, gawang yang dijaga oleh Kublitsky untuk pertama kalinya berhasil kebobolan.

Saat, itu gawang yang dijaga oleh Kublitsky disebut media nasional dengan ‘djala sakti Kublitsky’. Tampaknya kemagisan Stadion Ikada membuat jala yang digawangi oleh Kublitsky berhasil dibobol oleh pemain Indonesia untuk pertama kalinya.

Para penonton yang kegirangan itu membuat mereka berani merangsek ke tengah lapangan. Tak main-main, surat kabar Merdeka menulis, ribuan penonton berusaha masuk ke tengah lapangan.

Sayang, tidak dijelaskan apakah ada yang menghalau penonton masuk ke lapangan ataukah tidak. Berkat gol Rukma, kedudukan berubah menjadi 1-2 untuk keunggulan tim tamu.

“Ketika pemain Rukma dari Bandung berhasil membobolkan djala Kublitsky, jang merobah stand pada waktu itu menjadi 2-1,” catatan surat kabar Merdeka, 25 November 1955.

Sepakan Rukma yang berujung gol itu dirayakan oleh seluruh penonton Timnas Indonesia. Tak hanya penonton di tribun saja yang merayakan, tetapi seluruh penonton Indonesia yang mendengarkan siaran RRI juga merayakannya.

“Pada saat jang bersamaan, di rumah-rumah keluarga Indonesia dan dimuka-muka warung orang berpeluk-pelukan kegirangan setelah mereka mendengar siaran RRI jang memberitakan bahwa djala Kublisky jang ,,sakti’’ itu telah dapat dibobolkan untuk pertama kalinya,” tulis harian Merdeka, 25 November 1955.

Kesempatan yang Terbuang Percuma

Sepanjang laga friendly match, para penonton tidak merasa bosan. Pasalnya, beberapa kesempatan emas sempat ditendang oleh punggawa Merah-Putih. Sayangnya, finishing akhir yang berbuah gol tidak dipergunakan dengan baik. Hasilnya, punggawa Merah-Putih hanya berhasil mencetak satu gol.

Padahal, seharusnya punggawa Timnas Indonesia mampu mencetak lebih dari satu gol. Koran Merdeka menulis kelemahan yang paling terlihat dari para pemain adalah afwerking. Istilah itu memiliki arti menyelesaikan bola yang telah dikuasai.

“Tetapi kesempatan jang ,,mahal’’ harganja itu tidak dapat diselesaikan dengan menghasilkan goal. Tidak kurang dari lima kali PSSI memperoleh kesempatan jang baik dan umpan-umpan itu pada umumnja datang dari kaki Djamiaat dan Witarsa,” tulis surat kabar Merdeka, 25 November 1955.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini