Dua Hidangan Bersaudara : Nasi Uduk Indonesia vs Nasi Lemak Malaysia

Dua Hidangan Bersaudara : Nasi Uduk Indonesia vs Nasi Lemak Malaysia
info gambar utama

Nasi lemak dari Malaysia dan nasi uduk dari Indonesia sering dianggap sebagai hidangan yang sama. Nasi lemak sangat umum di Malaysia dan Singapura, sedangkan nasi uduk adalah makanan pokok di Jakarta, Indonesia. Tapi tentu saja, keduanya berbeda, baik rasanya, cara penyajiannya, dan lain lain.

Nasi lemak berarti "nasi berlemak" dalam bahasa Melayu dan nasi uduk berarti "nasi campur" dalam dialek Batawi Indonesia. Bagaimana hubungan antara nasi lemak dan nasi uduk, dan apa arti hubungan itu terhadap sejarah Malaysia, Indonesia, dan Singapura?

Nasi uduk sering disebut nasi uduk Betawi karena hidangan ini erat terkait dengan orang Betawi atau penduduk asli Batavia. Pada tahun 1619, VOC merebut kota Jayakarta dan mengubah namanya menjadi Batavia. Batavia tetap berada di bawah kendali Belanda hingga kemerderkaan, dan nama Batavia lalu dikembalikan menjadi Jakarta.

Selama pemerintahan kolonial, Belanda membawa pedagang, pelayan, dan pekerja dari seluruh Indonesia dan dari luar negeri termasuk Melayu, Arab, India, dan Tionghoa. Etnis yang berbeda hidup di lingkungan mereka masing-masing seperti orang Melayu di Kampung Malayu, Bali di Kampung Bali, dan lainnya.

Pada sensus tahun 1930, Belanda mengategorikan semua penduduk Batavia sebagai satu kelompok etnis yang dikenal sebagai Betawi yang merupakan kelompok etnis campuran dengan dialek Betawi mereka sendiri dengan banyak kata pinjaman termasuk bahasa Jawa, Melayu, Hokkien, dll. Orang Betawi memiliki budaya dan masakan mereka sendiri, salah satunya adalah nasi uduk. Nasi uduk berisi nasi yang dimasak dengan santan kelapa, campuran bumbu dan rempah seperti bawang putih, bawang merah, sereh, daun salam, daun jeruk purut, cengkeh, kapulaga, kayu manis, dan juga kulit kayu manis.

Nasi uduk kadang-kadang disajikan dalam daun pisang. Nasi uduk dimakan dengan berbagai hidangan sampingan yang berbeda-beda dari tempat ke tempat, pedagang ke pedagang. Hidangan sampingan yang umum adalah ayam goreng, ikan lele goreng, tahu, tempe, dan telur suwir.

Bila dibandingkan dengan nasi lemak, ternyata nasi uduk memiliki komposisi yang jauh lebih kompleks dan banyak. Nasi lemak memiliki komposisi antara lain, santan, daun pandan, jahe, dan kayu manis. Sementara, nasi uduk terbuat dari cengkeh, daun salam, kayu manis, sereh, lengkuas, jahe, dan pala.

Nasi uduk yang berarti nasi campur dapat juga merujuk pada campuran rempah-rempah dalam nasi, campuran lauk-pauk atau bisa mencerminkan etnis campuran yang menyusun elemen dalam hidangan khas Batavia. Sementara nasi lemak tidak menggunakan rempah dalam memasak nasi, yang merupakan inti dari hidangan tersebut - dalam bentuk paling dasarnya, nasi hanya direbus atau dikukus dengan santan kelapa, daun pandan dan garam. Elemen penting lain dalam nasi lemak adalah sambal. Namun, tidak seperti nasi uduk, kacang tanah tidak pernah digunakan dalam sambal untuk nasi lemak.

Nasi uduk
info gambar

Sama seperti nasi uduk, lauk-pauk nasi lemak bisa berupa ikan goreng seperti ikan kuning atau ikan selar, ayam goreng atau buffet yang lebih kompleks dari cumi-cumi sambal, udang sambal, hingga berbagai jenis kari, dan lainnya.

Nasi lemak
info gambar

Dari sisi aroma, walau memiliki rasa yang sama-sama gurih, ternyata nasi uduk dan nasi lemak memiliki aroma yang berbeda. Nasi uduk umumnya memiliki aroma yang lebih kuat karena kaya akan rempah-rempah yang digunakan. Sedangkan nasi lemak biasanya memiliki aroma yang tidak sekuat nasi uduk, namun lebih segar ala pandan.

Nasi uduk dan nasi lemak sama-sama merupakan hasil akulturasi dari beberapa ragam suku. Namun, keduanya memiliki ragam akulturasi yang berbeda satu dengan lainnya. Untuk nasi lemak ternyata merupakan akulturasi dari Bangsa Melayu dan Bangsa Sumatera. Sementara, untuk nasi uduk ternyata merupakan hasil akulturasi dari Bangsa Melayu, Jawa, dan Batavia., maka tidak sulit bagi kita untuk membedakan nasi uduk dan nasi lemak dari aroma yang tercium.

(dari berbagai sumber)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini