Mengenang Jasa Soekarno bagi Indonesia di Makam Bung Karno

Mengenang Jasa Soekarno bagi Indonesia di Makam Bung Karno
info gambar utama

Matahari begitu terik saat berkendara menuju pelataran Makam Bung Karno. Selayaknya kobaran asa Bapak Proklamator Indonesia yang membangun rasa patriotisme dan nasionalisme pada pemuda/pemudi Indonesia untuk melawan penjajah beberapa tahun silam.

Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Begitulah perkataan Ir. Soekarno yang telah mengakar ketika memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober di setiap tahun.

Sebelum memasuki pelataran Makam Bung Karno, warga desa memberi arahan pengunjung ke lahan parkir terlebih dahulu yang telah disediakan oleh Kepala Bidang Pengelola Kawasan Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Blitar bagi bus rombongan dan mobil pribadi.

Perpustakaan Bung Karno © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Dinas Pariwisata bekerja sama dengan para pembecak siap mengantarkan para pengunjung dari lahan parkir menuju Makam Bung Karno seraya guna meningkatkan ekonomi masyarakat. Kayuhan becak membuat pengunjung menikmati perjalanan dengan syahdu bak hidup di masa lampau.

Elok nian jalanan dibumbui oleh deretan pedagang kaki lima dan pedagang UMKM demi mencari cuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dihiasi lampu jalan bergaya tempo dulu, Jalan Ir. Soekarno didesain sebagaimana pinggir jalan Malioboro di Yogyakarta.

Roda becak terhenti sesampainya di depan pasar UMKM Makam Bung Karno. Petugas yang berjaga mempersilakan pengunjung berjalan kaki menuju area makam. Belum tegap kaki ini berdiri, ibu-ibu pembawa bunga menghampiri pengunjung untuk menawarkan kembang sekar.

Mengekor di belakang rombongan sambil menoleh pada sekitar untuk mencari tanda masuk. Rupanya memang tidak langsung menemui pelataran Makam Bung Karno. Anak tangga menuju ke bawah mengantarkan pengunjung pada kawasan Perpustakaan Bung Karno.

Perpustakaan menyimpan historis perjuangan para patriot untuk membela dan memerdekakan Bumi Nusantara, Indonesia. Seterusnya akan diceritakan kepada generasi turunan Ir. Soekarno hingga generasi sekarang dalam rangka mengenang jasa para pahlawan NKRI.

Terngiang tuturan penuh semangat presiden pertama RI kepada pemuda Indonesia waktu itu. “Jangan pernah melupakan sejarah. Ini akan membuat dan mengubah siapa diri kita”. Ibaratnya, kita bisa menjadikan sejarah sebagai bagian hidup guna mendorong semangat diri.

Patung Bung Karno © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Para pengunjung sudah meluncur saja mengambil foto, dengan tetap menjaga kesantunan diri, dekat patung Ir. Soekarno yang sedang duduk di depan perpustakaan. Setidaknya sebagai kenangan bagi pengingat diri dan keluarga, terutama anak-anak, atas jasa para pahlawan.

Tak ingin ketinggalan zaman, tersedia coffee shop di lantai dasar pojok perpustakaan bagi pengunjung yang merasa haus dan ingin menyeruput kopi sejenak pada sela-sela kunjungan. Tanda plang bertuliskan ‘Makam Bung Karno’ menunjuk ke arah utara dari perpustakaan.

Sepanjang menuju makam, lagi-lagi pengunjung diingatkan kembali akan jasa pahlawan bangsa melalui ukiran wajah Ir. Soekarno diikuti perangai para pejuang sedang membela Nusantara saat jaman penjajahan pada dinding coklat itu.

Ukiran wajah para pejuang © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Jalanan juga tidak terlalu panas berkat kolam air mancur yang menyala dan membuat aroma petrikor selama pengunjung berlalu-lalang. Disambutnya pengunjung dengan anak tangga dan gerbang yang diresmikan oleh Soeharto sebagai gerbang utama pelataran Makam Bung Karno.

Taman Air Mancur © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Satu demi satu anak tangga dipijak. Kian mendekati gerbang, kian ramai pengunjung. Terdengar suara anak sekolah juga berkunjung ke Makam Bung Karno. Tak lupa, ayahanda membeli tiket masuk di loket sebelah timur dengan membayar Rp3.000 per orang.

Soeharto mengesahkan Makam Bung Karno
info gambar

Silih berganti pengunjung berdoa, swafoto, maupun bertanya pada petugas terkait makam di pendopo khas rumah joglo. Sampailah di tempat Sang Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Ir. Soekarno, bersemayam dengan disandingkan bersama kedua orang tua.

Meski wafat di Jakarta, tercetus instruksi Bapak Soeharto untuk mengebumikan Ir. Soekarno di Blitar agar berdekatan dengan orang tua beliau serta sebagai suri teladan bagi pemuda/ pemudi Indonesia untuk selalu menghormati kedua orang tua ke mana pun memijak bumi.

Pusara Ir.Soekarno © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Setelah memanjatkan doa di pusara Ir. Soekarno yang dipimpin ayahanda, sedikit demi sedikit mengenang jasa-jasa Ir. Soekarno melalui cerita-cerita dari petugas. Adapun penziarah yang menyekar sebagai simbolik penghormatan, kekaguman, dan berterima kasih.

Matahari semakin ke barat sebagai pertanda rumah telah menunggu. Tak lupa memotret beberapa torehan semangat nasionalisme Ir. Soekarno di pendopo kecil. Dalam hati menyuarakan terima kasih dan sampai jumpa di lain waktu.

Bukanlah sebuah akhir. Pengunjung yang hendak keluar dari pelataran Makam Bung Karno harus melalui lorong pasar suvenir. Tidak bermaksud menciptakan budaya boros, tapi sebagai upaya Dinas Pariwisata guna meningkatkan perekonomian para pedagang sekitar makam.

Peninggalan Ir.Soekarno © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Pedagang satu dengan yang lain menyambut pengunjung melalui sorak-sorai memasarkan produk, mulai dari bumbu pecel khas Blitar, keramik, kaos, keripik buah, miniatur becak, buah belimbing madu, dan sebagainya. Beli buah tangan atau biarkan anak menangis, ujar mereka.

Tiap langkah melalui pasar suvenir, tersirat satu tuturan dari Ir. Soekarno, “Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya”.

Terlampau banyak kekayaan alam yang beliau tinggalkan di Zamrud Khatulistiwa seakan pengunjung mungkin tidak akan bisa membeli seluruh dagangan pedagang kaki lima untuk diolah menjadi beberapa sajian masakan

Di balik atap seng, secercah matahari memanggil pengunjung untuk menemui keluarga di rumah. Langkah-langkah kaki kembali menjajahi jalan setapak sembari memantau sekitar mencari becak sebagai transportasi menuju lahan parkir.

Mari renungkan sejenak. Jika penanda masuk-keluar pelataran Makam Bung Karno sebagai batasan untuk mengenang jasa Ir. Soekarno, maka sangat disayangkan bagi penerus bangsa yang diagungkan beliau sejak dahulu.

Oleh karena itu, mari bersama-sama meresapi perjuangan dan meneladani Ir. Soekarno melalui buku, e-book, dan peninggalan sejarah Indonesia bagi generasi penerus bangsa demi persatuan NKRI yang didambakan oleh para pahlawan terdahulu.

Engkau telah sering mendengar mengenai diriku, bahwa aku ini sejak umur 16 tahun telah mencemplungkan diri dalam gerakan untuk tanah air, bangsa, dan cita-cita.

-Ir. Soekarno-

Referensi: liputan6.com | tempatwisata.pro | kumparan.com | rimbakita.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini