Masjid Ar Rahman, Replika Masjid Nabawi dari Kota Blitar

Masjid Ar Rahman, Replika Masjid Nabawi dari Kota Blitar
info gambar utama

Angkasa melukis langit biru diiringi gumpalan kapas putih dengan sorotan mentari nan benderang di atas kota Proklamator. Berada di bagian selatan provinsi Jawa Timur, Blitar sebagai kota tujuan untuk singgah menghapus rasa penasaran tentang rumor masjid itu.

Roda melaju cepat sambil dipandu oleh Gmaps menuju replika dari Masjid Nabawi, Madinah. Terbangun megah di sudut perempatan jalan, Masjid Ar Rahman siap membuat takjub para pengunjung dari luar kota.

Teriknya mentari tak membuat lelah para petugas jalan untuk mengarahkan tempat parkir bis para rombongan dan mobil pribadi para pengunjung di seberang masjid. Belum mantap kaki menapak keluar mobil, para pedagang kaki lima sudah saling sahut-menyahut.

Deretan pedagang belimbing madu dan penjual makanan khas Blitar siap menyambut suara perut pengunjung untuk sekadar mencicipi masakan khas, tetapi muazin memanggil kaum muslim untuk mendahulukan kewajiban lima waktu melalui azan zuhur.

Eksterior Masjid Ar Rahman sederhana nan elegan dengan gerbang bak tangan menengadah atau buku terbentang, tergantung sisi mana yang dilihat. Kedua bentuk tersebut masing-masing mempunyai makna, yakni sebagai tempat beribadah untuk meniti ilmu di jalan Allah.

Tak cukup sampai situ, halaman masjid dihiasi oleh tiang berpayung dengan ukiran emas untuk menghalau panas maupun hujan, menara masjid khas timur-tengah menjulang tinggi, dan kubah berwarna hijau bak Raudhah sekilas menyamai Masjid Nabawi.

Bagian dari Masjid Ar Rahman © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Berulang kali terdengar lengkingan suara petugas masjid melalui pengeras suara yang tak kenal lelah memberi arahan kepada para pengunjung menuju area masjid agar tidak keliru. Baik petugas pria maupun petugas wanita saling sapa-menyapa para pengunjung dengan ramah.

Mendekati akses masuk masjid, terlebih dahulu petugas mempersilakan pengunjung untuk melepas dan menyimpan alas kaki di bilik loker bernomor dengan kunci. Bukan hanya pintu saja, pengunjung perlu melalui lorong panjang sebagai akses menuju masjid.

Sepanjang melintasi lorong, para pengunjung telah disambut dengan deretan termos minuman, mulai dari air mineral, teh, kopi, hingga wedang jahe yang dapat dinikmati di secangkir gelas plastik sebelum memasuki area masjid untuk melepas dahaga.

Santunnya petugas tak henti menunjukkan jalan bagi para pengunjung menuju area wudu dan kamar kecil ke arah kanan di bagian bawah masjid. Arah berlawanan juga tersedia area wudu bagian luar teruntuk pengunjung yang hanya mengambil air wudu.

Pengunjung juga perlu melewati genangan air guna menjaga kesucian, dilanjutkan dengan menuruni anak tangga secara perlahan sambil berpegangan pada tiang besi menuju area wudu yang memiliki lebih dari 20 keran dan kurang lebih 12 kamar kecil WC jongkok.

Beranda Samping Masjid Ar Rahman © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Sehabis membasuh raga dengan air wudu, lagi-lagi suara petugas melengking penuh sekadar menarik atensi pengunjung untuk meminjam mukena disandingkan dengan sajadah yang terlipat simetris dan tersusun rapi di ujung jalan keluar dari area wudu.

Mendengar cerita ayah, perangai petugas pria juga membuat keheranan sebab atensi tinggi diberikan kepada pengunjung berpakaian kurang cocok saat akan melaksanakan salat dengan mempersilakan pengunjung untuk merangkap baju yang telah disediakan oleh petugas masjid.

Pengunjung sekali lagi melintasi genangan air saat akan memasuki area dalam masjid untuk menghadap kepada Gusti Allah. Terperangah hati melihat petugas telah berdiri dan berjaga pada pintu masuk masjid seraya menyemprotkan handsanitizer spray agar selalu steril.

Pintu Emas Masjid Ar Rahman © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Kedua kaki mulai memeluk karpet yang terbentang mulai dari pintu masuk masjid dengan anggun. Hati ini memaksa berteriak, tetapi terkalahkan oleh batin yang menyuarakan, “MasyaAllah Tabarakallah” selepas memasuki area dalam masjid.

Desain dan interior masjid membuat berdecap kagum para pengunjung. Betapa tidak, interior dalam masjid disulap persis Masjid Nabawi. Replika kiswah menghiasi dinding ubin hitam yang terletak di belakang mimbar imam. Ukiran emas juga terlihat pada bagian atas tiang.

Replika Kiswah © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Tak bosan memandang langit-langit masjid yang dihiasi warna layaknya Masjid Nabawi, hijau pada putih, dengan hiasan lampu besar menggantung di tengah dan lampu dinding kecil emas bergaya timur-tengah pada tiang. Lampu emas berukuran sedang di sisi-sisinya ikut menyala.

Langit-langit Masjid Ar Rahman © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Sungguh, indra pencium semakin dibuai halus dengan wewangian khas timur-tengah dari arang Kayu Salwa yang dibakar di cawan emas bernama Mabkhara Tarim. Al-Quran tersusun rapi menjulang ke atas di samping cawan emas itu.

Mabkhara Tarim dan Al-Quran © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Di dalam masjid, tersedia pula mukena bagi pengunjung wanita, lipatan kursi bagi lansia maupun orang berkebutuhan, serta plang berbentuk kubah kecil penanda orang salat bagi yang terlambat mengikuti salat berjamaah.

Tumpukan Mukena di dalam Masjid Ar Rahman© Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Selama salat berlangsung, muazin menimpali perintah imam di setiap gerakan salat serupa Masjid Nabawi. Salah satu rukun Islam telah dikerjakan. Pengunjung memisahkan diri dari barisan makmum dan mengerjakan ibadah sunah lainnya.

Kursi dan Plang Penanda Salat © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Bak turis mancanegara, para pengunjung sudah curi-mencuri start untuk memperoleh tangkapan gambar yang apik. Petugas memperbolehkan berfoto dengan tetap menjaga etika dan sigap membantu memotret pengunjung di dalam masjid.

Sebisa mungkin melipat mukena dengan rapi lalu menaruh pada container plastik besar yang berada di luar pintu masjid sisi wanita. Rasa syukur tak henti diucapkan dalam hati sebab sejak awal masuk hingga keluar dimanjakan oleh petugas layaknya ratu, meski hanya sehari.

Melalui pintu berukir emas, sekali lagi layaknya pintu di Masjid Nabawi, petugas yang sedari tadi berdiri mengarahkan pengunjung menuju akses keluar. Akhirnya bisa memotret keindahan Masjid Ar Rahman dengan tiang berpayung bak Masjid Nabawi.

Rasa ingin tahu dilayangkan pada petugas. Berdiri di atas lahan seluas 2.806m2, Masjid Ar Rahman didirikan oleh seorang pengusaha ternama kota Blitar. Abah Hariyanto namanya. Petugas pun menceritakan awal mula dan pencetusan konsep dari Masjid Ar Rahman.

Tiang Payung di Masjid Ar Rahman © Dokumentasi Pribadi 2023
info gambar

Singkat cerita, beliau terinspirasi membangun masjid dengan dana pribadi berdasar pengalaman spiritual dari menunaikan ibadah haji pertama kali yang mendambakan agar selalu dapat merasakan suasana khusyuk beribadah selayaknya di Masjid Nabawi.

Masjid yang berlokasi di Jalan Ciliwung diresmikan pada tanggal 25 Desember 2019 oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Selanjutnya dipergunakan yang utama sebagai tempat ibadah para Muslim dan masjid wisata bagi para pelancong.

Rasa penasaran terkuak sudah. Senyuman tipis di ujung bibir mengisyaratkan rasa terima kasih kepada petugas. Berulang kali pula hati mengucap rasa syukur kepada Sang Pencipta karena telah diperkenankan menjelajah Masjid Ar Rahman.

Laksana jentayu menantikan hujan. Abah Hariyanto sangat merindukan suasana beribadah Masjid Nabawi hingga membangun Masjid Ar Rahman untuk mengobati rasa rindu teramat dalam. Siapa coba yang tak rindu pada tanah suci agar beribadah dengan tenang?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini