Tanda Berdaya Perempuan Indonesia Melalui Kebaya

Tanda Berdaya Perempuan Indonesia Melalui Kebaya
info gambar utama

Setiap wanita ingin tampil rupawan pastinya. Tampil cantik dalam setiap kesempatan umenjadi bentuk dari menghargai diri sendiri. Riasan wajah yang dipadukan dengan outfit yang manis pun dapat menarik perhatian siapapun yang melihatnya.

Namun siapa sangka? Busana yang dikenakan wanita memiliki makna sendiri dalam gerakannya. Mari pahami makna kebaya yang sebenarnya

Kebaya Indonesia, Bagaimana Mulanya?

Dilansir dari Detik Jatim, terdapat banyak spekulasi serta pendapat darimana asal kebaya sebenarnya. Ada yang mengatakan bahwa kebaya merupakan turunan dari bahasa Arab, ada pula yang mengatakan bahwa kebaya berasal dari bahasa Portugis. Tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa kebaya masih berkaitan dengan pakaian tradisional perempuan China (saat masa Dinasti Ming), di mana terdapat migrasi besar-besaran menuju Nusantara.

Saat masa penjajahan Belanda, kebaya pun digunakan sebagai pakaian yang menggambarkan kelas. Pada awalnya, kebaya kebanyakan digunakan oleh perempuan Belanda atau kasta bangsawa. Namun, seiring berjalannya waktu, pada abad ke-19 kebaya digunakan oleh seluruh perempuan, baik perempuan Jawa maupun Belanda.

Beralih pada masa penjajahan Jepang, kebaya mengalami degradasi nilai, di mana kebaya kerap kali dikaitkan dengan tahanan perempuan dan pekerja paksa. Hingga sampailah pada masa kemerdekaan, dimana nilai perjuangan dan pergerakan kembali tertancap pada kebaya.

Gerakan Kebaya, Bentuk Berdaya Kaum Wanita

Kebaya dengan sarat makna budaya dan pergerakannya berhasil untuk dapat menjadi identitas Indonesia di mata dunia. Pada 7 Agustus 2022, seperti yang dilansir dari Website Kementrian Luar Negeri Indonesia, gerakan 'Cantik Berkebaya' ini merupakan dukungan rakyat Indonesia untuk dapat mendaftarkan kebaya sebagai warisan tak benda di UNESCO. Gerakan 'Cantik Berkebaya' ini pun memamerkan kebaya warna-warni yang dikenakan setiap peserta.

Setiap mata memandang kagum melihat gerakan ini, pasalnya, para peserta tidak hanya mengenakan kebaya, tetapi mereka juga menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' hingga sampai pada titik tujuan yaitu Gedung Capitol. Gerakan ini pun merupakan bagian dari rasa bangga serta perayaan HUT RI ke-77.

Seiring berjalannya waktu, kebaya memiliki perubahan makna dibalik pemakainya. Seperti contoh, pada aksi 'Indonesia Berkebaya' dimana mereka bersama-sama menyambut HKN (Hari Kebaya Nasional) serta Kebaya Goes to UNESCO.

Setiap peserta yang ikut meramaikan memiliki pemaknaan sendiri dalam melihat kebaya, ada yang melihatnya sebagai bagian dari budaya, sebagai ikon fashion, bahkan ada yang memaknai kebaya sebagai bentuk dari kebebasan, dimana perempuan dapat melakukan apa saja bahkan dalam kebaya.

Hal ini pun ditunjukkan oleh beberapa artis ibukota, seperti Poppy Sovia, Wendy Walters, Clara Bernadeth, Kia Poetri hingga Asri Welas. Mereka berkeliling Jakarta menggunakan motor untuk berbagi takjil. Kebaya yang mereka gunakan pun bervariasi, bahkan ada yang dipadukan dengan menggunakan jeans, celana, dan lain sebagainya.

Munculnya variasi dari kebaya ini menjukkan bahwa nilai yang terdapat dalam kebaya ini membuat perempuan tidak terkekang di dalamnya, justru, kita dapat membuat nilai baru dalam kebaya.

Social Media, Kebaya, dan Anak Muda

Rania dengan busana khas kebaya yang diunggah pada akun Instagram pribadinya @raniaayamin
info gambar

Tidak sah rasanya jika dalam era ini, kita tidak bersinggungan dengan sosial media. Hal yang sama pun terjadi dalam gerakan kebaya ini. Tagar yang sempat viral seperti #berkainbersama dan #berbatikbersama memunculkan kembali minat anak muda dalam memperpadukan outfit keseharian mereka dengan unsur kebaya/batik. Hingga saat ini pun, tren berkain dan berbatik masih dilakukan.

Influensi dari sosial media pun tidak lepas dari adanya seoranginfluencer.Dalam hal ini, mari kita menelaah sosok Rania Maheswari Yaminatau yang akrab dipanggil Rania. Unggahan Rania dalam akun instagram pribadinya @raniaayamin seringkali menginspirasi anak muda dalam menggunakan kebaya menjadi busana sehari-hari.

Kebaya yang digunakan Rania dapat menjadi influensi dan atensi tersendiri bagi anak muda. Tidak hanya itu, kebaya lawasan yang menjadi ciri khas Rania kembali booming di pasar online.Tidak jarang kaum muda wanita berebutan dalam membeli kebaya lawasan tersebut.

Dari pemaparan diatas, dapat dilihat bahwa anak muda yang sangat menggandrungi social media mudah terpengaruh dengan adanya gerakan-gerakan kecil, tetapi berdampak besar. Gerakan berkebaya harus dilestarikan tidak hanya sebagai bentuk rasa cinta budaya, namun juga sebagai bentuk rasa berdaya ketika memakai kebaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

P
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini