Gastronomic Journey: Jejak Pengaruh Tionghoa dalam Kuliner Asia Tenggara

Gastronomic Journey: Jejak Pengaruh Tionghoa dalam Kuliner Asia Tenggara
info gambar utama

Pengaruh Tiongkok di Asia Tenggara sering kali hanya dilihat dari segi politik. Faktanya, negara ini juga telah memainkan peran utama dalam pengembangan makanan di Asia Tenggara. Selama berabad-abad, hubungan budaya dan perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara telah membuka pintu bagi pertukaran kuliner yang kaya.

Sejarah panjang dan kehadiran diaspora Tionghoa di wilayah ini telah berkontribusi besar terhadap keragaman dan evolusi masakan lokal. Dari masakan Tionghoa-Peranakan hingga penggunaan rempah-rempah Tiongkok dalam hidangan tradisional, pengaruh Tiongkok pada makanan Asia Tenggara telah membentuk identitas kulinernya yang unik.

Di kota-kota besar di Asia Tenggara, sering kali sulit untuk membedakan antara masakan Cina dan masakan daerah di restoran-restoran kecil. Hal ini dikarenakan banyak masakan daerah yang meminjam teknik dan resep dari tradisi memasak Tiongkok. Hidangan seperti mie dengan ayam, bebek, atau babi yang disajikan di atas nasi adalah contoh yang umum. Namun, perlu dicatat bahwa ada juga variasi tradisi makanan Cina yang telah dipengaruhi dengan cara yang berbeda dari waktu ke waktu dan tempat di seluruh Asia Tenggara.

Salah satu contohnya adalah evolusi masakan di Vietnam. Masyarakat Vietnam merupakan perpaduan budaya Malaysia dan Cina yang memiliki dampak signifikan terhadap sejarah dan perkembangan negara tersebut. Wilayah utara Vietnam secara historis merupakan tempat yang dijajah atau didominasi oleh Cina selama berabad-abad hingga pertengahan abad ke-10. Dalam hal makanan, pengaruh Cina sangat terasa di bagian utara Vietnam dengan penggunaan tumisan dan sup berbahan dasar mie. Tidak hanya sup, kebiasaan makan bubur sebagai makanan pagi di Asia Tenggara mungkin berasal dari Cina dan telah menjadi kebiasaan perkotaan yang populer di wilayah ini.

Perkembangan masakan di Filipina juga sangat dipengaruhi oleh Cina. Masakan Cina dikatakan telah memberikan kontribusi besar terhadap penyempurnaan masakan Filipina. Keterampilan memasak Cina merupakan asal muasal dari masakan Filipina yang sangat lezat. Faktanya, tidak ada hidangan keluarga yang dianggap penting tanpa hidangan warisan Cina.

Pengaruh Cina pada masakan Asia Tenggara juga dapat dilihat pada penggunaan bahan-bahan seperti tahu, mie, dan kecap pada hidangan tradisional. Bahan-bahan ini telah diadaptasi dan dimodifikasi agar sesuai dengan selera lokal, menciptakan hidangan yang unik dan khas bagi masyarakat setempat.

Berbagai tradisi makanan di wilayah ini juga telah dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, seperti Sino-Thai, Sino-Lao, Sino-Khmer, dan masakan Nyonya (perpaduan antara budaya Melayu dan Tionghoa). Masakan Nyonya merupakan warisan dari pedagang Cina awal yang datang ke Malaka dan menikahi wanita Melayu setempat, dan sejak saat itu berkembang menjadi tradisi makanan yang kaya. Di Penang dan wilayah selatan lainnya, masakan Nyonya secara khusus dipromosikan sebagai masakan yang berbeda dari masakan Cina dan Melayu di wilayah tersebut.

Pengaruh Tiongkok juga terlihat jelas dalam teknik memasak yang diadopsi di Asia Tenggara. Metode pengasapan dan pemanggangan yang berasal dari Cina telah menjadi bagian integral dari masakan kawasan ini. Salah satu contohnya adalah hidangan char kway teow di Malaysia dan Singapura, yang menggunakan mie goreng dengan bahan-bahan seperti udang, kerang, dan sosis Cina. Demikian pula popiah, sejenis lumpia yang menggunakan kulit tipis dan diisi dengan berbagai sayuran dan bahan lainnya, juga diwarisi dari tradisi Tiongkok. Dengan demikian, pengaruh Tiongkok tidak hanya meluas pada bahan dan resep, tetapi juga pada teknik memasak, yang terus berevolusi dan beradaptasi dengan selera lokal.

China juga telah mempengaruhi budaya teh di Asia Tenggara. Sebagai tempat kelahiran budaya teh, Cina telah mengembangkan berbagai jenis dan varietas teh yang menarik bagi para penikmat teh di seluruh dunia. Pada akhirnya, kebiasaan minum teh menyebar ke negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Berbagai jenis teh seperti teh hijau, teh oolong, dan teh melati telah menjadi bagian dari budaya minum teh di Asia Tenggara, yang sering disajikan di acara-acara sosial atau di kedai-kedai teh tradisional.

Secara keseluruhan, pengaruh Tiongkok terhadap makanan di Asia Tenggara merupakan bagian integral dari warisan kuliner di kawasan ini. Melalui sejarah panjang pertukaran budaya dan kerja sama perdagangan yang kuat, Tiongkok telah memberikan kontribusi besar pada variasi rasa dan teknik memasak yang membentuk identitas kuliner Asia Tenggara yang kaya dan beragam.

Referensi:

  • Van Esterik, Penny. (2008). Food Culture in Southeast Asia. Greenwood Press: London
  • Roman, Brent, Susan Russell. (2009). Southeast Asian Food and Culture. Northern Illinois University
  • Hom, Ken. (2015). Chinese Food Culture: Influence From Within and Without. The Asia Dialogue. theasiadialogue.com
  • Raccuia, Kirsten. (2021). Malaysia’ Humble ‘King of Noodles’. bbc.com
  • Jim Mee Sha. (2019). Popiah (Malaysian Spring Rolls). myplantifulcooking.com
  • Southeast Asia Cuisine. My Hungry Traveler. myhungrytraveler.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini