AS Bakal Bangun Pembangkit Nuklir di Bangka Belitung, Kontrak Rp14 Triliun

AS Bakal Bangun Pembangkit Nuklir di Bangka Belitung, Kontrak Rp14 Triliun
info gambar utama

Perusahaan Amerika Serikat, Thorcon International, Pte., Ltd., akan menggarap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU), pabrik prototipe akan didirikan di Gelasa, pulau tak berpenghuni berjarak 32 kilometer dari lepas pantai Pulau Bangka.

Menurut keterangan resmi ThorCon,
mereka menawarkan kepada pemerintah Indonesia untuk mengembangkan dan membangun ThorCon Molten Salt Reactor (MSR) 500 MW. Nilai investasi swasta yang bakal digelontorkan mencapai 880 juta dolar AS atau setara Rp14 triliun.

ThorCon MSTR merupakan PLTN generasi ke-4 yang dirancang menggunakan bahan bakar garam cair. Operasi komersial ditargetkan dimulai pada 2031 melalui skema Independent Power Producer dengan harga jual listrik lebih rendah dari 0,007 dolar AS per kWh.

Apa Yang Terjadi Jika AS Tidak Jatuhkan Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki ?

Proyek PLTN pertama di Indonesia ini akan selesai dalam tiga tahap. Pertama, investor terlebih dahulu membangun platform uji non-fisi untuk menguji sistem keselamatan pasif dan termohidraulik pada akhir 2022. Setelah itu, mereka akan membangun pabrik prototipe (TMSR 500 MW) di galangan kapal Korea Selatan pada 2024, lalu mengangkutnya ke lokasi di Indonesia.

"Jadi, pada pertengahan tahun 2025, uji fisi dan uji lainnya, termasuk uji skenario Fukushima di kehidupan nyata, dapat mulai menunjukkan bahwa pembangkit listrik tersebut dapat dengan aman menangani pemadaman stasiun tanpa melepaskan radiasi," bunyi siaran pers tersebut.

Terakhir, operasi komersial diperkirakan dimulai pada 2031.

Demi mewujudkan proyek ambisius ini, ThorCon akan mentransfer pengetahuan dan teknologi kepada badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia, PT PAL Indonesia. Perusahaan tersebut juga turut mendanai penelitian dan pengembangan bahan bakar garam dengan Institut Teknologi Bandung, Universitas California Berkeley, serta Virginia Tech University.

Pada akhirnya, bahan bakar garam dapat diproduksi di Indonesia. Itulah yang bakal menjadi landasan industri nuklir Tanah Air.

Di samping itu, jika pemerintah Indonesia setuju, ThorCon juga berencana membangun kapasitas tambahan hingga 3000 MW pada 2035 atau enam unit lagi setelah yang pertama mulai beroperasi pada 2031. Kemudian, mereka juga akan mendirikan fasilitas TMSR500 di Indonesia setelah 2035 dengan kapasitas produksi 10 unit per tahun atau setara 5.000 MW. Tenaga kerja Indonesia bakal dibutuhkan sebanyak 5.000–7.000 orang, sesuai dengan target emisi net-zero Indonesia pada 2060.

Menghidupkan Kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Asia Tenggara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini