Aksi Nyata Lawan Krisis Iklim Melalui Climate Insitute

Aksi Nyata Lawan Krisis Iklim Melalui Climate Insitute
info gambar utama

Adhitya Putra Lanae, seorang aktivis lingkungan muda, merupakan salah satu penerima SATU Indonesia Award (SIA) 2021 di bidang lingkungan. Dalam menyuarakan kepeduliannya terhadap isu lingkungan, Adhit menawarkan langkah nyata untuk mengedukasi masyakarat, khususnya generasi muda lainnya terhadap perubahan iklim.

Misi Adhit dalam Climate Institute

Ancaman perubahan iklim sudah membayang-bayangi kita sejak dulu dan justru dapat diperkeruh akibat ulah manusia jika tak terkendali. Sebagi contoh, polusi udara sebagai masalah terdekat di sekitar kita diperparah oleh menurunnya minat masyarakat menggunakan transportasi umum. Kebiasaan-kebiasaan lain seperti membuang sampah sembarangan, pemakaian kemasan sekali pakai pada makanan, dan penggunaan plastik juga menjadi hal yang disorot Adhit. Keprihatinan tersebut mendorong Adhit untuk mengajak masyarakat dalam meningkatkan kesadaran terhadap pencegahan masalah lingkungan tersebut. Adhit percaya bahwa dengan mengubah perilaku dan kebiasaan kecil perlu diimplementasikan sebagai langkah untuk menjaga lingkungan.

Niat mulia Adhit tersebut dituangkan melalui program edukasi perubahan iklim. Ia mendirikan Climate Institute sebagai wadah edukasi yang menyoroti perubahan iklim kepada masyakarakat, Climate Institute terbentuk pada tahun 2015 bersama empat rekan lainnya yang berawal dari komunitas bernama Indonesian Youth Team for Climate Change (IYTCC). Kemudian pada 2017, komunitas tersebut mendapat dukungan pendanaan dari NGO asal Jerman yaitu Friedrich Naumann Foundation (FNF) dan akhirnya IYTCC dilegalkan sebagai Climate Institue. Organisasi nirlaba Climate Institute memiliki tujuan dalam menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, dan upaya meningkatkan kewaspaaan terhadap kerusakan lingkungan.

Climate Institute berperan aktif dalam kegiatan pengadaan workshop, seminar, gerakan menanam pohon bersama, memebrsihkan sampah plastik, hingga edukasi proses daur ulang yang menghasilkan nilai ekonomis. Tak hanya bergerak di wilayah Jabodetabek, Climate Institute telah memberikan lebih dari 50 workshop yang diadakan di berbagi daerah di Indonesia seperti Jambi, Bali, Surabaya Nusa Tenggara Timur, Medan, Manado, Bandung, Semarang, serta Nusa Tenggara Barat.

Upaya mencegah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan bukan tentang siapa yang paling bertanggung jawab dan saling lempar kesalahan. Selain mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku kecil yang berdampak pada lingkungan, Adhit juga sadar bahwa dukungan dan peran dari pihak lain juga diperlukan untuk menyuarakan kepedulian lingkungan secara lebih luas. Climate Institue bekerja sama dengan beberapa NGO, LSM, komunitas lokal, lembaga pemerintah di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, lembaga-lembaga pemerhati lingkungan, hingga partai politik. Kolabarasi ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan solusi kehidupan yang lebih baik.

Climate Institute, Komunitas yang Dekat dengan Anak Muda

Program edukasi Climate Institute menyasar pada generasi muda dengan memberikan solusi dalam menanggapi kerusakan lingkungan secara kreatif dan memberikan manfaat ekonomis bagi banyak orang. Aksi hijau dalam melawan krisis iklim yang hadir dalam kegiatan yang dekat dengan anak muda salah satunya dengan mengikuti perkembangan yang dinamis. Hal ini dimanfaatkan untuk kampanye kegiatan dan isu lungkungan melalui video dan kiriman media sosial. Lebih lanjut, Climate Institute merangkul masyarakat dengan mengadakan seluruh kegiatan yang dapat diikuti secara gratis.

Sebelum pandemi COVID-19, mereka berkegiatan secara offline di seluruh Indonesia. Namun, pandei tidak menyurutkan semangat Climate Institute untuk tetap aktif dalam kegiatan secara online. Adhit dan Climate Institute memiliki harapan tinggi dalam mengembangkan komunitas ini. Dengan efek positif dari sosial media, semakin mendorong untuk memberikan manfaat pada banyak orang. Kerja sama dengan para influencer juga diharapkan dalam menyuarakan aksi lingkungan.

Dalam mewujudkan upaya pencegahan perubahan iklim, Climate Institute tampil dengan wajah yang menarik bagi kaum muda. Tema-tema tentang lingkungan diadakan melalui Youth Camp (Youth Climate Camp), Climate Day di kampus-kampus, Climate Week, Climate Action, Climate Blogger, Climate Vlogger, dan peluncuran buku Keadilan Iklim. Climtae Institute turut mengundang para ahli lingkungan sebagai narasumber dan sejumlah tokoh-tokoh penting di Indonesia yang memiliki concern terhadap isu lingkungan seperti Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bapak Hanif, serta selebriti seperti Tasya Kamila, Devina, Miss Earth Indonesia dan selebriti lainnya untuk menarik kehadiran partisipan.

Peran nyata Adhit dan Climate Institute memberi kontribusi positif terhadap masyarakat secara luas. Adhit mengajak masyarakat untuk memulai dari hal kecil yang bisa berdapat besar. Aksi inspiratif yang diusung Adhit ini mendapat respon positif dari masyarakat, termasuk PT. Astra dalam memberikan apresiasi di bidang lingkungan berupa penghargaan SATU Indonesia Award

#kabarbaiksatuindonesia

Sumber:

Adhitya Putra Lanae, yang Muda yang Peduli Perubahan Iklim | Kompasiana https://www.kompasiana.com/ninin34403/64fa917ee2c0f913f5667ef2/adhitya-putra-lanae-yang-muda-yang-peduli-perubahan-iklim?page=2&page_images=1

Peduli Perubahan Iklim, Adhitya Putra Lanae Dirikan Climate Institue | Dibukabox. https://www.dibukabox.com/2023/09/peduli-perubahan-iklim-adhitya-putra-lanae-dirikan-climate-institute.html

Adhitya Putra Lanae Tak Henti Menebar Kepedulian pada Perubahan Iklim | Indonesiana.

https://www.indonesiana.id/read/166744/adhitya-putra-lanae-tak-henti-menebar-kepedulian-pada-perubahan-iklim

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini