Peran Pivotal ASEAN pada Isu-isu Global: Pandangan dari Retno Marsudi di Forum Media ASEAN

Peran Pivotal ASEAN pada Isu-isu Global: Pandangan dari Retno Marsudi di Forum Media ASEAN
info gambar utama

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengulas peran ASEAN dalam isu-isu global dalam Forum Media ASEAN 2023. Dalam artikel ini, kita akan membahas pandangan ASEAN terkait situasi di Gaza, kontribusinya dalam kerangka global, serta visi masa depan organisasi ini.

Dalam pidatonya di Forum Media ASEAN 2023, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, membahas berbagai isu global dan peran penting yang dimainkan oleh ASEAN dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Pembicaraan Marsudi dimulai dengan membahas keterlibatannya baru-baru ini dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan sesi khusus darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa(UNGA) terkait eskalasi situasi di Gaza.

Stagnansi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Menlu Retno kembali dari New York dengan berita yang mengecewakan: DK PBB gagal menyetujui penanganan situasi darurat di Gaza. Kemandekan ini telah memunculkan pertanyaan mengenai efektivitas DK PBB dalam menghadapi isu-isu global yang kritis. Sebagai respons terkait hal ini, Indonesia, bersama dengan negara-negara lain, menginisiasi sesi khusus Majelis Umum PBB (UNGA) untuk mencari cara mengatasi masalah ini.

Peran Proaktif Indonesia di UNGA

Komitmen Indonesia terhadap perdamaian dan keamanan internasional telah ditunjukkan saat Menlu Retno menekankan peran proaktif mereka dalam menjadi salah satu pen-sponsor resolusi UNGA mengenai perlindungan warga sipil dan pemenuhan kewajiban hukum dan kemanusiaan. Resolusi ini, yang diadopsi pada tanggal 27 Oktober 2003, merupakan representasi komitmen mereka dalam mengatasi kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil.

Sikap ASEAN Mengenai Situasi Gaza

Menlu Retno mengalihkan perhatiannya ke komunitas ASEAN, dengan menyoroti pentingnya respons bersama terhadap situasi krisis. Disisi lain, para Menlu ASEAN juga menyatakan mengutuk segala tindakan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk warga ASEAN, dan mendesak bantuan kemanusiaan segera. Menlu Retno menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas yang telah dipertahankan ASEAN selama lebih dari lima dekade tidak boleh dianggap remeh. Ia menyoroti perlunya upaya berkelanjutan untuk menjaga kedamaian tersebut.

Peran ASEAN dalam Tata Kelola Global

Di tata kelola global saat ini yang ditandai dengan rivalitas kekuatan besar, krisis pangan dan energi, serta konflik yang terus berlanjut, Menlu Retno menyoroti peran penting ASEAN. Sebagai ketua ASEAN, Indonesia telah aktif mengatasi tantangan-tantangan ini, baik yang terjadi saat ini maupun yang akan datang. Terutama, keberhasilan dalam menjembatani perbedaan dan menemukan kesamaan dalam negosiasi, bahkan di tengah dinamika geopolitik yang kompleks.

Masa Depan ASEAN

Menlu Retno juga memberikan gambaran tentang visi ASEAN di luar tahun 2025. Visi ini bertujuan untuk membentuk ASEAN yang berpusat pada masyarakat, adaptif, dan tangguh yang mampu menavigasi kompleksitas dunia modern. Beberapa fokus utamanya termasuk penguatan proses pengambilan keputusan di dalam ASEAN dan mempromosikan kerja sama di berbagai sektor seperti energi, keuangan, ekonomi digital, dan ekonomi biru dan hijau yang berkelanjutan.

Perluasan Kemitraan ASEAN

Perkembangan penting lainnya yang disebutkan oleh Menlu Retno adalah perluasan kemitraan ASEAN. Dalam hal ini, ASEAN menyambut beberapa negara baru: Arab Saudi, Serbia, Panama, dan Kuwait, yang secara resmi telah menandatangai Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/TAC). Perluasan ini juga menegaskan minat yang semakin besar dari mitra eksternal untuk berkolaborasi dengan ASEAN, yang pada gilirannya mampu meningkatkan pengaruh organisasi ini di dunia internasional.

Situasi Myanmar

Berkaitan dengan kemajuan yang lambat dalam penanganan situasi Myanmar, Menlu Retno menyampaikan komitmen Indonesia untuk berperan melalui upaya Troika untuk mencapai konsensus yang lebih luas dan memastikan akses kemanusiaan di daerah konflik.

Kata Kunci: Retno Marsudi, Forum Media ASEAN 2023, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA), situasi Gaza, perdamaian dan keamanan, kekerasan terhadap warga sipil, pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini