Terbenam dalam Keajaiban Seni: Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Galeri Nasional

Terbenam dalam Keajaiban Seni: Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Galeri Nasional
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Pekan Kebudayaan Nasional telah diselenggarakan di 40 titik di Jabodetabek dengan begitu meriah. Pekan Kebudayaan Nasional 2023 kali ni membawakan tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan.” Salah satu titik berlangsungnya adalah Galeri Nasional, museum di pusat kota dengan pameran rutinnya yang selalu ramai didatangi wisatawan. Sebagaimana yang terjadi pada Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang berlangsung di sana dengan sekitar 16 ragam pameran.

Sebagai bagian integral dari PKN 2023, pameran-pameran ini menghadirkan beragam ekspresi seni dan budaya yang memikat, serta menawarkan wawasan mendalam, inovasi, juga kreativitas tentang berbagai aspek kehidupan, budaya, serta sejarah Indonesia. Sebagaimana yang berlangsung pada 28 Oktober 2023 lalu, berikut ini beberapa pameran di Galeri Nasional.

MEGA PAMERAN

Memasuki Gedung A, sambutan meriah dari arah loket registrasi terdapat satu karya yang sangat menarik perhatian. Sebuah karya instalasi yang dibuat oleh KamArt Kecil ini berjudul Juxtaposisi menyambut dengan bunyi denting garpu dan alat-alat lainnya pada piring cukup mengejutkan dan menarik perhatian pengunjung.

Memasuki Gedung A Galeri Nasional, terdapat "The Hunger Tales" yang diselenggarakan oleh Bukudapan bersama SimpaSio Institute dan Forum Sudut Pandang. Permainan ini merupakan bentuk kartu interaktif yang membawa para pengunjung untuk merasakan krisis pangan dengan mengambil peran sebagai mereka yang terdampak. Terdapat pula beberapa permainan catur yang bisa dimainkan oleh empat orang, boardgame ini juga berada tepat di sisi kiri pintu masuk.



Berlanjut ke dalam, terdapat gunungan jagung yang cukup menarik perhatian. Karya instalasi ini dibuat oleh Keebon dan Panen Apa Hari Ini dengan judul “Jagung Jaga Gunung”. Gunungan jagung membawa kebudayaan ngerimpil atau memipil jagung yang biasa dilakukan oleh warga Sri Gethuk yang merupakan petani jagung. Terdapat pula ilustrasi serta catatan proses memipil jagung tepat di sebelah gunungan jagung.




Menuju tengah ruang pameran, terdapat projek Pusako Tinggi Project dari Gubuak Kopi. Di sini pengunjung dapat menyimak rekaman audio yang berbahasa Padang dan dapat disimak arti pembahasannya di layar yang telah disediakan. Lalu, di sisi meja pada projek ini terdapat sebuah catatan yang merupakan proses Komunitas Gubuak Kopi mengenai kepemilikan tanah dengan seri Camin (cermin).



Pameran selanjutnya, yakni sebuah sajadah dengan meja di depannya, serta tergantungnya kalender berukuran besar. Tidak hanya itu, di sebelah kalender terdapat spanduk besar bertuliskan “Seafood On The Road.” kedua karya instalasi ini merupakan buah karya dari Sikukeluang, seniman residensi dari Gurat Institute, serta Hysteria. Karya instalasi sajadah ini membawakan budaya Riau yang bernama Kampar dengan maksud untuk mempersilakan para pengunjung untuk khusyuk duduk di sajadah dan menuliskan harapan untuk tahun depan di kalender yang tersedia.





Selanjutnya juga terdapat karya interaktif yang merupakan gerakan untuk para pengunjung menuliskan kata-kata kolektifnya. Karya instalasi ini dinamakan “Tong Kosong, Nyaring Bunyinya” dengan tiga buah tong besar yang menggantung, para pengunjung bisa menuliskan kata-kata dan meletakkannya di dalam salah satu tong yang tergantung.

TIGA BILIK

Terdapat tiga ruang tamu lainnya di Gedung A. Salah satu ruang tamu menampilkan suasana tradisional di mana para pengunjung dapat duduk di tikar yang disediakan dengan ragam bantal batik beserta ditemani kartu yang bisa dimainkan bersama. Tidak hanya itu, suasana tradisional dibentuk juga dengan beberapa karya instalasi barang-barang tradisi serta liputan artikel budaya dari koran yang lampau mengenai ragam suku seperti Aceh, Bali, Lampung, dan daerah lainnya. Ruang tamu tersebut juga tersambung dengan ruang tamu yang membawakan karya Akal-Akalan Warga. Ruang instalasi ini dipenuhi warna kuning dan isi yang membawakan desain produk, teknologi, benda-benda hasil akal-akalan warga yang terjadi di keseharian terutama warga di kota pesisir Indonesia Timur, seperti Sorong, Ambon, dan Ternate. Ruang tamu ini menonjolkan budaya-budaya di Indonesia yang berupa kreativitas sebagai solusi dari keterbatasan yang dialami warganya. Seperti halnya pembuatan mesin pemotong rumput dari daur ulang pipa dan bor. Terdapat pula bangku yang dibuat dari bahan daur ulang. Serta tak luput dari bensin eceran yang biasa dijumpai di tepi jalan dan masih banyak lagi bentuk kreativitas yang terjadi. Salah satu ruang tamu juga tidak luput dari perhatian pengunjung, yakni Mojo yang dibentuk oleh Noirlab dengan membawakan budaya sekitar Tebing Mojo bahkan perjalanan melestarikannya.








KALCER DAN LITERASI

Galeri Nasional menyebar titik berlangsungnya PKN 2023 pada gedung lainnya, yakni Gedung D. Terdapat dua pameran dalam gedung ini, yaitu Ruang Tamu Gerakan Kalcer dan Pameran Berliterasi Ruang Hidup.

Pada Ruang Tamu Gerakan Kalcer, terdapat ragam interaksi dengan karya instalasi yang bisa pengunjung rasakan. Seperti halnya terdapat ragam rempah-rempah yang disediakan di bakul-bakul bersamaan dengan barang tradisi lainnya. Tidak hanya itu, terdapat pula Pameran Arsip, Dokumenter, dan Instalasi Media Baru "Membaca Pakem" yang dapat dinikmati pengunjung. Selain itu, pada ruang tamu ini pengunjung juga dapat menuliskan harapan untuk kotanya. Ruang tamu ini juga dibentuk berdasarkan pendekatan dengan tema “Jenama Berdaya” melalui Penjenamaan Kota (City Branding) dan Cipta Ruang (Placemaking).

Pameran Berliterasi Ruang Hidup juga tidak kalah menarik, pengunjung akan disambut dengan wayang-wayang yang kian besar dan berwarna di saat memasuki ruang pameran ini. Pameran ini dibentuk oleh kolaborasi antara Stuffo GudRND, Pasir Putih, Kanot Bu, dan Susur Galur. Ruang ini menonjolkan kreativitas dalam menjaga budaya dan lingkungan dengan dominasi oleh karya-karya yang membawa isu mengurangi sampah plastik serta menanam tumbuhan.

KOLEKSI LUKISAN

Pergelaran PKN 2023 masih berlanjut di Ruang Serbaguna, Galeri Nasional. Pameran yang menunjukkan ragam karya lukisan koleksi Griya Seni Hj. kustiyah Edhi Sunarso dengan tajuk pameran “Seakan-akan Tidak Ada Matahari.” Pameran ini berlangsung sebagai suatu usaha merangkai sejarah seni di Indonesia, serta menghasilkan catatan sejarah seni yang mencerminkan berbagai sudut pandang.

Sebagai penutup, Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di Galeri Nasional telah memberikan pengalaman tak terlupakan bagi pengunjung, menghadirkan beragam pameran seni dan budaya yang merefleksikan kekayaan warisan Indonesia. Penggabungan berbagai aspek kebudayaan, seni rupa, pertunjukan, dan inovasi menjadi bukti nyata bahwa budaya Indonesia terus berkembang. Beberapa karya maupun agenda dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dapat dilihat melalui media sosial Pekan Kebudayaan Nasional maupun situs PKN.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini