Hari Lahir A.A. Navis dan Keumalahayati Ditetapkan Jadi Perayaan Internasional

Hari Lahir A.A. Navis dan Keumalahayati Ditetapkan Jadi Perayaan Internasional
info gambar utama

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan hari lahir A.A. Navis dan Laksamana Keumalahayati sebagai perayaan internasional. Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan kabar ini saat penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Prancis, pada Rabu (22/11/2023).

Ali Akbar atau A.A. Navis tersohor sebagai sastrawan satire paling berpengaruh asal Sumatra Barat. Karyanya yang sangat terkenal berjudul Robohnya Surau Kami telah diterjemahkan ke dalam empat Bahasa, yakni Inggris, Jerman, Prancis, dan Jepang. UNESCO resmi menetapkan peringatan internasional 100 tahun kelahiran A.A. Navis pada 17 November 2024 (1924—2003). Pengusulan ini memperoleh dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Sementara itu, Keumalahayati menjadi laksamana perempuan pertama di dunia. Kakek buyutnya bernama Sultan Salahuddin Syah, raja kedua Kesultanan Aceh yang memerintah pada 1530—1539.

Keumalahayati, wanita pejuang asal Aceh, terkenal sebagai pendiri Inong Balee, pasukan perang pertama beranggotakan 2.000 perempuan yang ditinggal suami karena gugur melawan Portugis. Mereka terlibat dalam pertempuran di perairan Selat Malaka sampai ke pantai timur Sumatra dan Malaya.

Bangga! Bahasa Indonesia Ditetapkan sebagai Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO

Para perempuan itu membangun Benteng Inong Balee setinggi 100 meter di perbukitan tak jauh dari pesisir Teluk Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Itulah tempat perlindungan pertama yang seluruh bangunannya dibangun kaum hawa. UNESCO menetapkan peringatan internasional 475 tahun kelahiran Keumalahayati pada 1 Januari 2025 (1550—1615). Pengusulan tersebut juga mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand dan Togo.

Kemendikbudristek RI menuliskan bahwa penetapan peringatan berkenaan dengan tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki sejumlah kriteria. Penentuan bisa didasari tahun kelahiran atau kematian tokoh; berkaitan dengan cita-cita dan misi organisasi dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, dan kemanusiaan, serta komunikasi.

Selain itu, pengusulan juga bisa disampaikan dengan mempertimbangkan keterwakilan gender, peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional, memiliki dampak besar bagi negara atau dunia, dan sebagainya. Nama tokoh hanya dapat diusulkan secara anumerta serta harus mendapat dukungan minimal dua negara.

Penetapan perayaan hari kelahiran A.A. Navis dan Keumalahayati mengukuhkan prestasi Indonesia selama Sidang Umum UNESCO ke-42. Sebelumnya, Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO, lalu menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC), dan meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO. Terakhir, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO.

Belasan Benda Seni Budaya Indonesia Mejeng di Markas Besar UNESCO

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini