Saya Melakukan Tugas Jurnalisme

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Saya Melakukan Tugas Jurnalisme
info gambar utama

Apakah perjalanan jurnalis ke negara yang bermusuhan adalah "pengkhianatan?" Haruskah jurnalis itu dilarang dari AS karena dia melakukan tindakan jurnalisme, seperti mewawancarai seorang pemimpin asing? Jawaban untuk kedua pertanyaan ini adalah "tidak." Namun kehadiran Tucker Carlson di Rusia telah membangkitkan hiruk-pikuk spekulasi dan protes karena politik populis kepala pembicaraan yang kontroversial itu.

Seperti diketahui, pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di barat melarang warganya mendengarkan dan melihat berita apapun tentang Rusia dan presidennya Vladimir Putin. Meskipun Amerika Serikat dan negara-negara barat itu meng-klaim sebagai negara demokrasi yang menjamin kebebasan berpendapat, namun akibat kebijakan sepihak itu membuat rakyatnya hanya mengetahui tentang Rusia, Vladimir Putin dan perang di Ukraina yang masing berlangsung itu dari sumber pemerintah mereka. Itu yang menyebabkan rakyat barat dicekoki dengan berita-berita propaganda antara lain Putin itu sebenarnya sudah mati, dan yang ada di Moskow adalah kembarannya, Putin itu sakit-sakitan, Rusia adalah negara “Evil” atau jahat yang pemerintahnya hanya ingin bertumpahan darah dimana-mana dan akan menyerbu negara-negara tetangganya seperti yang dilakukan di Ukrainia, dan tentara Rusia lari terbirit-birit menghadapi Rusia, Ukraina menang dalam perang itu, dan sebagainya.

Lalu tiba-tiba wartawan kawakan Amerika Serikat Tucker Carlson punya rencana untuk pergi ke Moskow dan ingin mewawancarai presiden Rusia Vladimir Putin. Tujuannya untuk mengecek benar tidaknya berita-berita negative tentang Rusia dan presiden Putin.

Tak ayal. dia menerima kritikan yang sinis dari para tokoh Amerika Serikat yang benci Rusia dan Putin. Misalnya Hillary Clinton mantan First Lady dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyebut Tucker sebagai “Useful Idiot” dan “Puppy Dog”. Tepatnya Clinton ini ketika ditanya wartawan soal rencana Tucker Carlson itu dia mengatakan: “Well, it shows me what I think we’ve all known. He’s what is called a useful idiot,”

If you actually read translations of what’s being said on Russian media, they make fun of him – he’s like a puppy dog. ("Yah, itu menunjukkan padaku apa yang aku pikir kita semua tahu. Dia adalah apa yang disebut useful idiot," kata Clinton tentang Carlson lagi. Jika Anda benar-benar membaca terjemahan dari apa yang dikatakan di media Rusia, mereka mengolok-oloknya – dia seperti anak anjing.” Definisi ungkapan Useful Idiot adalah “A useful idiot is a person perceived as propagandizing for a cause—particularly a bad cause originating from a devious, ruthless source—without fully comprehending the cause's goals, and who is cynically being used by the cause's leaders. (Seorang idiot yang berguna adalah orang yang dianggap mempropagandakan suatu tujuan — terutama penyebab buruk yang berasal dari sumber yang licik dan kejam — tanpa sepenuhnya memahami tujuan penyebabnya, dan yang secara sinis digunakan oleh para pemimpin penyebabnya itu.”

Tidak hanya Hillary Clinton yang mengecam rencana Tucker Carlson pergi ke Moskow untuk mewawancarai Putin, banyak pejabat Amerika Serikat yang sangat anti Rusia menyebut Tucker Carlson sebagai pengkhianat negara, karena kenapa jelas-jelas Putin dan Rusia itu musuh bersama kok malah diwawancarai.

Bagi yang sering mengikuti berita TV dan media Amerika Serikat pasti tahu siapa Tucker Carlson itu. Tucker Swanson McNear Carlson adalah seorang wartawan, penulis dan komentator politik paleokonservatif Amerika Serikat. Ia memandu acara bincang-bincang politik malam Tucker Carlson Tonight di Fox News sejak 2016. Sebelumnya dia malang melintang bekerja di CNN, MSNBC. Pada tahun 2023 an Tucker Carlson secara sepihak dipecat oleh pemilik Fox News karena seringkali berseberangan dengan pemerintah Amerika Serikat. Memang Tucker ini sering mengkritit kebijakan dalam negeri dan luar negeri pemerintah AS, khususnya tentang Ukraina dan hubungannya dengan Rusia. Cara Tucker Carlson mewancarai sumber berita dengan tegas, detail dan dengan kata-kata yang “blunt” – terus terang dan keras membuat dia terkenal di seantero negeri Paman Sam.

Akhirnya rencana Tucker Carlson mewawancarai presiden Vladimir Putin terlaksana pada hari Kamis tanggal 6 Februari 2024. Ketika hasil wawancara itu pertama kali ditanyangkan di outlet media nya seperti X (dulu Twitter) sudah ditonton 80 juta orang, sehari kemudian naik menjadi 120 juta lebih dan kemungkinan akan terus meningkat jumlahnya. Masyarakat dunia menunggu-nunggu hasil wawancara itu karena bisa membuka kebohongan-kebohongan dari pihak AS dan barat selama ini. Karena itulah para pejabat AS dan Eropa (NATO) deg-degan dengan hasil wawancara itu. Sampai-sampai perkumpulan negara-negara Eropa memberi sanksi kepada Tucker Carlson dengan tidak membolehkan dia berkunjung ke negara-negara Eropa.

Bisa diduga, Vladimir Putin dalam wawancara dengan Tucker Carlson itu dengan secara terbuka membeberkan berita, kebijakan barat yang selama ini ditutup-tutupi, misalnya soal keterlibatan CIA dalam kudeta yang terjadi di Ukraina tahun 2023-2024, pihak AS dan barat terus membantu Ukraina dengan peralatan militer canggih dengan maksud melemahkan Putin dan Rusia. Putin juga membuka lebar kasus diledakkannya pipa North Stream yang menyalurkan gas dari Rusia ke Jerman oleh Amerika Serikat (CIA). Putin mengatakan sebenarnya Rusia ingin mengakhiri perang di Ukraina dengan membuka pintu perdamaian, namun pihak barat mengkhianati perjanjian perdamaian antara Rusia dan Ukrainia yang sudah ditandatangani semua pihak dan mendesak Ukraina terus berperang melawan Rusia (yang kenyataannya Ukraina sebagai pihak yang kalah).

Tucker Carlson menjawab tudingan-tudingan bahwa dia adalah penkhianat dengan mengatakan bahwa dia cinta Amerika Serikat namun dia hanya melakukan tugas jurnalisme yang harus menanyakan kepada sumber berita secara seimbang. Dia beralasan kenapa rakyat AS hanya tahu dari sumber pemerintah bahwa Rusia itu jahat tanpa memberikan peluang untuk menanyakan pada presiden Rusia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini