Mie Cacing Tanah Inovasi Siswa SMA Angkasa 2 Jaktim Raih Medali Perak Internasional

Mie Cacing Tanah Inovasi Siswa SMA Angkasa 2 Jaktim Raih Medali Perak Internasional
info gambar utama

Siswa SMA Angkasa 2 Jakarta Timur (Jaktim) berhasil menyabet medali perak dalam ajang riset tingkat internasional, Indonesia International Invention Expo (IIIEX) pada tahun 2023 lalu. Tim ini terdiri dari 5 siswa, yaitu Raliq Akbar Dapalini (XII IPA 2), Maharani Putri Sutisna (XII IPA 5), Naufal Muzakki (XII IPA 2), Nabil Kamaruzzaman (XII IPA 5), dan Arsyad Wira Delovino (XI-1). Siswa-siswi SMA Angkasa 2 Jakarta Timur ini berhasil memaparkan hasil risetnya di depan para juri secara daring mengenai pemanfaatan cacing tanah (Lumbricus sp) dalam proses pembuatan mie.

Perjuangan Riset Tim SMA Angkasa 2 Jakarta

Maharani selaku ketua tim riset tersebut mengatakan bahwa penelitian tentang pemanfaatan cacing tanah dalam pembuatan mie dilakukan selama hampir 1 bulan di laboratorium SMA Angkasa 2 Jakarta Timur dengan bimbingan dari guru mereka, Rayhanah Ma’shumah. Ia juga menuturkan mengenai perjuangannya dan teman-teman yang tidak mudah ketika membuat inovasi ini.

Terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti perasaan takut ketika akan mengolah cacing tanah dan kekhawatiran bahwa produknya akan gagal. Rasa dari produk yang mereka olah juga ditakutkan tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan. Akan tetapi, semua itu terbayarkan setelah produk yang mereka buat berhasil mendapatkan apresiasi dari para juri dan meraih juara berupa medali perak.

Baca juga: Inovasi Baru Chili Oil Khas Kampung Cianten dalam Gerakan FIS Mengabdi 8

“Saya dan tim berharap semoga penelitian ini dapat terus dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat banyak, sekaligus bisa menjadi wawasan bagi anak bangsa agar bisa selalu terus berinovasi kedepannya,” ucap Maharani dilansir dari wawancara, Rabu (30/8/2023).

Cacing Tanah yang Penuh Manfaat

Menurut Maharani, masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang skeptis dan menganggap bahwa cacing tanah hanya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sehingga tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Padahal jika dilakukan penelitian lebih lanjut, cacing tanah memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi berbagai jenis olahan, seperti makanan, suplemen vitalitas, atau bahkan bahan obat. Dia pun menambahkan bagaimana cara mengolah cacing tanah yang baik dan benar.

“Langkah dalam mengolah cacing tanah cukuplah mudah. Pertama, pisahkan cacing tanah dari media tanahnya. Kemudian, bersihkan dengan air mengalir dan rendam di suhu sekitar 80°c selama 45 detik. Setelah direndam, bilas (3-4 kali) dengan air bersih. Cacing tanah yang sudah dibilas tadi digoreng hingga mengeluarkan buih, lalu dimasukkan ke dalam microwave selama 4 menit pada suhu 50°c . Dan tunggu hingga kering. Cacing yang kering tadi dihaluskan lalu disaring hingga mengeluarkan partikel kecil seperti tepung, tepung inilah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pembuatan mie,” ujar Maharani.

Baca juga: Batik Ecoprint Sebagai Inovasi Baru dalam Melestarikan Kebudayaan

“Cacing tanah sendiri memiliki komposisi nutrisi yang cukup kompleks, terdiri dari protein, lemak, asam amino tinggi, dan enzim, seperti enzim lumbrokinase dan katalase yang sangat berkhasiat dalam pengobatan. Di samping itu, nutrisi yang terkandung dalam cacing tanah juga bermanfaat sebagai zat penambah dalam pertumbuhan tubuh serta membantu saluran pencernaan dalam memaksimalkan penyerapan nutrisi,” tambah maharani.

Kompetisi IIIEX 2023

Sebagai informasi, Kompetisi IIIEX 2023 merupakan ajang yang digelar oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Tahun 2023 lalu, IYSA bekerja sama dengan Politeknik Negeri Semarang dalam menggelar ajang internasional ini.

Pelaksanaan IIIEX 2023 berlangsung secara daring dan luring pada 25-28 Agustus 2023. Peserta yang mengikuti IIIEX 2023 berjumlah 241 tim. Sejumlah tim tersebut berasal dari 10 negara yakni Thailand, Mexico, Romania, Iran, Amerika Serikat, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, Malaysia, dan Indonesia. Mereka pun terdiri dari siswa SMP, SMA, SMK, hingga mahasiswa.

Baca juga: Astungkara Way Di Bali, Hadirkan Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KO
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini