Mengurai Sejarah: Durasi Penjajahan di Negara-Negara Asia Tenggara

Mengurai Sejarah: Durasi Penjajahan di Negara-Negara Asia Tenggara
info gambar utama

Menurut penelitian Bastian Becker yang dipublikasikan dalam Our World in Data tahun 2023, diuraikan informasi tentang berapa lama negara-negara Eropa seperti Belgia, Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Portugal, Spanyol, Italia, atau kombinasi dari mereka menjajah suatu wilayah di berbagai belahan dunia.

Dalam temuannya, Cape Verde mencatat rekor penjajahan terlama di seluruh dunia dengan total 514 tahun. Di Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat teratas dengan 340 tahun, menduduki peringkat ke-14 secara global. Kemudian, Timor Leste dan Filipina menyusul dengan masing-masing 334 tahun, diikuti oleh Malaysia dengan 207 tahun. Di sisi lain, Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah mengalami masa penjajahan.

Peringkat GlobalNegara di Asia TenggaraDurasi Penjajahan
14Indonesia340
15Timor-Leste334
16Filipina334
43Malaysia207
51Singapura138
54Brunei Darussalam97
87Kamboja70
90Vietnam68
97Myanmar63
100Laos62
-Thailand0 (Tidak pernah dijajah)

Dalam pengolahan datanya, Bastian Becker mengumpulkan data tersebut ke dalam dataset. Data tersebut dikumpulkan dari sumber-sumber sekunder terkemuka yang mencatat durasi dan jangkauan kerajaan kolonial Eropa.

Proses pengumpulan ini didasarkan pada sumber-sumber sekunder dalam disiplin ini, bukan langsung dari sumber-sumber primer. Pendekatan ini memungkinkan dataset ini untuk mencerminkan akumulasi pengetahuan dalam bidang ini dan membantu para peneliti dalam membuat keputusan yang lebih baik ketika menghadapi berbagai data historis yang tersedia.

Untuk setiap negara yang dijajah, data mencatat total akumulasi tahun-tahun pemerintahan kolonial selama periode waktu yang ditetapkan. Jika suatu negara tidak pernah dijajah, maka nilai yang tercatat adalah 0.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini