Vibes Tata Kota Bandung dan Malang Persis, Ternyata Dirancang oleh Satu Sosok Ini

Vibes Tata Kota Bandung dan Malang Persis, Ternyata Dirancang oleh Satu Sosok Ini
info gambar utama

Sosok Thomas Karsten menjadi pembicaraan dalam media sosial X karena disebut sebagai perancang tata kota Malang, Jawa Timur dan Bandung, Jawa Barat. Karena itu, vibes dari dua kota ini terlihat tampak mirip.

Thomas Karsten adalah arsitek sekaligus perencana kota yang berasal dari Belanda. Tata kota Malang dan Bandung dirancangnya pada zaman Hindia Belanda. Jejak arsitekturnya ini masih bisa dilihat hingga kini.

Pameran Arsitektur Terbesar di Indonesia Digelar, Bertajuk Keharmonisan Tiga Aspek

“Malang sama Bandung punya desain rancangan tata kota yang dibikin satu orang yang sama: Thomas Karsten,” tulis unggahan @kadyasandya.

“Makannya dua kota ini feel sama vibesnya mirippp,” lanjutnya.

Arsitek 12 kota

Pada buku 100 Tahun Kota Malang yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang dijelaskan Thomas Karsten tidak hanya merancang Bandung dan Malang. Jejak arsitekturnya bisa ditemukan di 12 kota di Indonesia.

“Kota besar yang menjadi saksi adanya karya Karsten adalah kota Bandung, Yogyakarta, Semarang, Bogor, Padang, Jakarta, Surakarta, Magelang, Madiun, Cirebon, Banjarmasin, dan Palembang.

Rumput Hias Untuk Dekorasi Ruang Tamu di Teras

Disebutkan Karsten datang ke Indonesia pada 1910-an dan mulai mendapatkan tugas untuk merancang tata kota pada 1920-an. Sementara itu, dirinya mendapatkan tugas merancang kota Malang pada 1930-1935 dan Bandung pada 1941-1942.

Kawasan Idjen Boulevard jadi salah satu mahakarya tata ruang Kota Malang yang masih bisa dinikmati hingga saat ini. Rencana tata kota Bouwplan I - VII merupakan konsep tata kota Malang yang diharapkan bertahan hingga 100 tahun.

Keharmonisan

Walau keturunan Belanda campuran Jawa, Karsten mampu memadukan unsur Barat dan Jawa dalam karya-karyannya. Misalnya saat di Solo, dia merancang bangunan Pasar Gede yang dibangun tahun 1929.

“Keinginannya, dalam setiap membangun, suatu bangunan harus ada harmonisasi keserasian dan kenyamanan antara pengguna, lingkungan sekitar, dan indera mata ketika memandang bangunan tersebut,” tulisnya.

Dimuat dari Kompas, Karsten melakukan perancangan arsitektur lebih kepada semangatnya melayani seluruh masyarakat, bukan hanya segelintir elite. Hal ini karena idealismenya sebagai seorang sosialis yang disalurkan melalui profesinya.

Christianto Salimanan, Entrepreneur Muda Borong Prestasi Internasional

Sebagai arsitek, karyanya meliputi rumah pribadi, kantor perusahaan, dan bangunan umum, baik itu pasar, sekolah, masjid stasiun, maupun balai kota. Karsten memang menemukan dunianya sebagai perencana kota.

“Untuk beberapa tahun, saya pernah berharap dapat melepaskan diri dan pekerjaan arsitektur, kecuali mungkin untuk perumahan rakyat, dan mengabdikan waktu saya sepenuhnya untuk pekerjaan perencanaan (kota). Saya semakin tidak menyukai bangunan untuk orang kaya,” tulis catatan pribadinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini