Eco-Robotics, Prospek Kerja dalam Climate Action untuk Masa Depan Indonesia Bebas Emisi

Eco-Robotics, Prospek Kerja dalam Climate Action untuk Masa Depan Indonesia Bebas Emisi
info gambar utama

Kiwari, menjadi umum bagi tiap orang untuk mempelajari, mengembangkan, dan menerapkan teknologi dan informatika dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi yang penting ini dapat mendukung berbagai aspek kegiatan masyarakat, termasuk upaya-upaya untuk menjaga lingkungan.

Di samping itu, tantangan dari perubahan iklim juga terus mendorong negara dan masyarakat untuk berinovasi dan berkembang dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.

Dalam konteks ini, dukungan terhadap inovasi teknologi baru dan perubahan perilaku manusia yang peduli pada lingkungan sangatlah penting. Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah emisi gas rumah kaca, yang berasal dari berbagai sumber seperti industri, kendaraan bermotor, dan penggunaan energi listrik.

Sebenarnya, sebagian besar emisi gas rumah kaca berasal dari eksploitasi bahan bakar fosil (pertambangan, produksi, dan pengolahan). Menurut laporan GHG Emissions of All World Countries 2023, emisi gas rumah kaca di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2021.

Volume emisinya mencapai 1,24 gigaton setara karbon dioksida, dan berkontribusi sebesar 2,3 persen terhadap total emisi gas rumah kaca global. Penggunaan bahan bakar fosil menjadi penyumbang terbesar, yaitu sebesar 0,27 Gt CO2e atau 21,38 persen dari total emisi gas rumah kaca di tingkat nasional.

RI Pamerkan Upaya Tekan Emisi Gas Rumah Kaca di COP28 Dubai

Negara sendiri memiliki ketergantungan yang signifikan pada sektor bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, seperti minyak, gas, dan listrik. Namun, penggunaan sektor ini memiliki dampak besar terhadap peningkatan suhu bumi, yang merupakan permasalahan salah satu dari banyaknya faktor yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca.

Oleh karena itu, diperlukan strategi, sistem, desain, dan perangkat yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggunakan teknologi terbarukan. Ilmu teknik, yang merupakan paduan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang seiring waktu, memiliki potensi besar untuk memecahkan tantangan ini.

Salah satu gagasan baru dalam cabang ilmu teknik adalah Eco-Robotics (ER), yang menggabungkan teknik lingkungan dan robotika serta kecerdasan buatan.

Eco-Robotics merupakan inovasi ilmu teknik yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi dengan memerhatikan aspek lingkungan. Manajemennya melibatkan penggunaan robotika yang terhubung dengan kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) dengan fokus pada keseimbangan lingkungan.

Eco-Robotics dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang, termasuk robotika darat, kelautan, udara, dan industri. Selain itu, ini juga merupakan peluang baru untuk mengatasi masalah limbah, pengelolaan hutan, dan krisis lingkungan lainnya dengan pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan.

Ilmu ini memiliki potensi yang signifikan sebagai prospek pekerjaan yang sangat dibutuhkan di masa depan, mengingat dunia, terutama Indonesia, sedang menuju ke arah Society 5.0 yang menekankan peran teknologi sambil memperhatikan lingkungan.

Menurut laporan World Economic Forum (2020) mengenai The Future of Jobs Report 2020, terjadi perubahan dalam pola kerja yang mengakibatkan kebutuhan akan tenaga kerja otomatisasi, di mana revolusi robot diperkirakan akan menciptakan 97 juta pekerjaan baru. Sebagai hasilnya, kebutuhan akan lulusan dari jurusan teknik diprediksi akan meningkat secara signifikan di masa depan.

Sementara itu, teknologi hijau semakin populer, ditandai dengan peningkatan investasi, obligasi, dan hibah dalam bidang hijau. Ini juga sejalan dengan program-program di Indonesia, seperti Indonesia Green Growth Program, yang mendukung pendanaan untuk proyek infrastruktur yang berkelanjutan

6 Macam Teknologi Hijau yang Bantu Meminimalisir Resiko Perubahan Iklim

Menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan universitas untuk dapat merancang program adaptasi profesi teknik di berbagai industri bagi lulusan teknik, khususnya di bidang robotika dan kecerdasan buatan. Sehingga mereka dapat terus belajar dan berinovasi dalam teknologi hijau.

Dengan demikian, eco-robotics menjadi salah satu peluang pekerjaan baru yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam komitmen Indonesia untuk mencapai target net zero emisi pada tahun 2060 atau secepatnya pada tahun 2040, dan juga sebagai langkah nyata dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan No. 13 mengenai tindakan iklim.

Bagaimana? Apakah Kawan GNFI tertarik untuk mempelajari eco-robotics? Atau mungkin memiliki ide lain terkait topik ini? Silakan berikan komentar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini