6 Tips Membeli Rumah untuk Anak Muda

6 Tips Membeli Rumah untuk Anak Muda
info gambar utama

Di era di mana tren media sosial dan kopi susu kekinian bisa dengan cepat jadi bahan obrolan, pertanyaan besar yang sering muncul di benak generasi milenial dan Gen Z adalah "bagaimana caranya membeli rumah di usia muda?"

Seiring dengan perkembangan zaman, tantangan untuk memiliki properti tampaknya lebih rumit dibandingkan zaman dulu. Biaya hidup yang meroket dan gaji yang tidak selalu up to date dengan inflasi menjadikan mimpi memiliki rumah terasa semakin jauh.

Mengusung tema tips membeli rumah bagi kalangan milenial, artikel ini tidak hanya sekedar membahas cara-cara tradisional dalam perburuan properti.

1. Pahami Prioritas Budgeting

Ketika dompet hanya ramah untuk "window shopping" di pusat perbelanjaan, memikirkan membeli rumah mungkin terdengar seperti lelucon. Namun, tidak perlu berkecil hati, sebab langkah pertama adalah memahami dan menata ulang skala prioritas keuangan.

Mulai dengan menyusun anggaran atau budget yang realistis. Menurut beberapa studi, alokasikan maksimal 30% dari pendapatan bulanan untuk biaya rumah, termasuk hipotek, pajak, asuransi, dan perawatan.

Gerakan Hak Hunian Layak di Jakarta Menang World Habitat Awards 2024

Berdasarkan pengalaman beberapa pengamat pasar, banyak pembeli rumah muda yang terjebak dalam pembelian yang tidak mereka mampu karena tergoda dengan tampilan rumah yang mewah tanpa mempertimbangkan konsekuensi finansial jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk tetap realistis dengan kondisi finansial saat ini dan proyeksi ke depan.

2. Manfaatkan Teknologi untuk Mencari Properti

Di zaman "swipe right" untuk menemukan pasangan, kenapa tidak "swipe right" juga untuk menemukan rumah impian? Aplikasi dan website properti sekarang ini dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan pencarian rumah, mulai dari filter lokasi, harga, tipe rumah, hingga rating sekolah di area tersebut.

Selain itu, perangkat lunak analisis real estate memungkinkan pengguna untuk melihat tren harga di berbagai lokasi, sehingga membuat keputusan pembelian menjadi lebih berbasis data dan kurang emosional. Memanfaatkan teknologi tidak hanya mempercepat proses pencarian, tetapi juga meningkatkan peluang untuk mendapatkan kesepakatan terbaik.

3. Pertimbangkan Lokasi yang Tepat

Tidak hanya sekedar tempat tinggal, tapi lokasi rumah juga menentukan kualitas hidup jangka panjang. Pilihan lokasi harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti aksesibilitas ke tempat kerja, infrastruktur pendukung, keamanan lingkungan, dan potensi pengembangan daerah.

Misalnya, memilih rumah di daerah yang sedang berkembang mungkin lebih terjangkau dan memberikan keuntungan investasi di masa depan.

607 Rumah Tak Layak Disulap Jadi Hunian Pariwisata Danau Toba Senilai Rp122 Miliar

Mencari rumah di lokasi yang strategis mungkin terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami, tetapi dengan riset yang tepat dan kesabaran, usaha keras itu akan membuahkan hasil. Plus, menjadi tetangga dengan kafe-kafe hipster atau pusat kebugaran mungkin bisa jadi bonus yang tidak disangka!

4. Kredibilitas Developer atau Penjual

Membeli rumah bukanlah seperti membeli barang lelang di eBay, di mana risiko bisa diabaikan. Mengetahui latar belakang developer atau penjual sangat kritikal. Periksa rekam jejak mereka, kualitas proyek sebelumnya, dan ulasan dari pembeli lain. Jangan segan untuk bertanya kepada penghuni sekitar tentang pengalaman mereka dengan developer tersebut.

Membeli rumah dari developer yang memiliki reputasi baik mungkin membutuhkan biaya lebih awal, tetapi ini bisa menghindarkan dari banyak masalah di kemudian hari, seperti masalah legalitas atau cacat bangunan.

5. Pahami Semua Aspek Legal

Masalah legal bisa menjadi seperti episode drama yang tidak diundang. Untuk itu, sangat penting untuk memahami semua aspek legal yang terkait dengan pembelian rumah.

Mulai dari status tanah, perizinan bangunan, hingga ketentuan lokal yang mungkin mempengaruhi hak milik atau penggunaan properti. Memastikan semua dokumen legal aman sebelum menandatangani apa pun bisa menghindarkan dari potensi masalah besar di masa depan.

Sebuah studi dari konsultan properti menunjukkan bahwa sekitar 25% pembeli rumah muda mengalami masalah legal setelah pembelian karena kurangnya pemahaman tentang dokumen yang mereka tanda tangani. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki pengetahuan yang cukup atau bahkan konsultasi dengan ahli hukum sebelum membuat keputusan.

Kustomisasi Kontainer untuk Hunian: Alternatif Unik yang Ramah Lingkungan

6. Siapkan untuk Negosiasi

Dalam membeli rumah, seni negosiasi sering kali menjadi kunci untuk mendapatkan harga yang lebih baik atau kondisi penjualan yang lebih menguntungkan. Persiapkan diri dengan data pasar terkini, kenali batas negosiasi penjual, dan tentukan strategi untuk menghadapi berbagai skenario negosiasi. Mungkin juga mempertimbangkan untuk menggunakan jasa broker untuk membantu negosiasi, terutama bagi yang tidak memiliki pengalaman.

Perlu diketahui untuk kalangan Milenial dan Gen Z, proses membeli rumah tidak hanya soal mengumpulkan dana, tapi juga tentang cara cerdas dan efisien dalam menghadapi pasar properti yang semakin kompleks. Jadi, jangan takut untuk mengambil langkah pertama, karena setiap perjalanan besar dimulai dengan langkah kecil.

Itulah deretan tips membeli rumah yang bisa diterapkan oleh Milenial dan Gen Z. Siapkan diri, lakukan riset, dan sambut masa depan dengan rumah baru yang siap menjadi bagian dari kisah hidup yang berwarna.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini