Pemerintah Jepang memberikan hibah sebesar Rp4,7 miliar kepada lembaga swadaya masyarakat (LSM) Accept International untuk menjalankan proyek penguatan dukungan rehabilitasi dan reintegrasi sosial di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. Kontrak kerja sama ini telah diteken oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dan perwakilan LSM pada Selasa (7/5/2024).
Accept International yang berbasis di Jepang berasumsi, narapidana (napi) terorisme sulit untuk kembali ke komunitas lokal karena kurang dukungan rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Masalah lainnya, mereka kerap kembali melakukan tindakan terorisme usai dibebaskan.
“Melalui proyek ini, kami akan memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana di lapas yang menampung narapidana terorisme dan Bapas di Pulau Nusakambangan serta mengintegrasikan kembali mantan narapidana terorisme ke tengah masyarakat,” tulis Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang di Indonesia dalam pernyataan resmi.
Mengapa Nusakambangan Menjadi Pulaunya Narapidana? Beginilah sejarahnya
Para pegiat Accept International akan memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat, mulai dari memberikan konseling perawatan bagi para narapidana terorisme di lapas dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Pulau Nusakambangan, hingga membangun sistem yang mendukung kelancaran reintegrasi narapidana terorisme kembali ke tengah masyarakat setelah menjalani hukuman dan mengurangi ancaman terorisme.
Bantuan kerja sama hibah dengan LSM Jepang diberikan Kedubes untuk mendukung proyek pembangunan ekonomi dan sosial yang dilakukan di luar negeri, termasuk Indonesia.
“Dengan membangun sistem ini, kami bertujuan untuk mendorong kelancaran reintegrasi narapidana teroris untuk kembali ke tengah masyarakat setelah menjalani hukumannya dan untuk mengurangi ancaman terorisme di Indonesia,” tutup keterangan Kedubes Jepang di Indonesia.
Kokohnya Tembok Nusakambangan: Tempat Isolasi Para Penjahat Kelas Kakap
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
