Beragam Sub Suku Batak, Kenali Ciri Khas dan Perbedaan Tradisinya

Beragam Sub Suku Batak, Kenali Ciri Khas dan Perbedaan Tradisinya
info gambar utama

Indonesia memiliki suku yang beragam, dengan suku terbesar ialah Jawa. Di samping itu, ada pula suku lain seperti Batak yang menurut Laporan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 populasinya mencapai 8.466.969 juta jiwa. Angka yang sama dengan 3,58 persen dari keseluruhan penduduk di Indonesia saat itu.

Menurut salah satu sumber, suku Batak merupakan kelompok etnis tua di nusantara. Hanya saja, karena keterbatasan peninggalan literatur membuat sejarahnya sukar untuk dicari tahu. Maka dari itu, belum ada data yang memuat secara konkret mengenai kapan pertama kali nenek-nenek moyang orang Batak mulai mendiami wilayah Sumatra bagian Timur, yaitu Tapanuli.

Lain dari pada itu, perlu diketahui bahwa suku Batak terbagi lagi menjadi beberapa sub-suku, berikut penjelasannya!

Batak Toba

Wilayah persebaran utama Batak Toba meliputi Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Daerah persebaran utama lainnya adalag Kabulaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pematangsiantar, Kota Sinolga, Kabupaten Asahan, dan Kota Medan.

Rumah tradisionalnya adalah Ruma Bolon atau Jabu Bolon yang memiliki bangunan empat persegi panjang, yang kadang-kadang ditempati oleh 50 keluarga. Pintu rumahnya berupa pintu kolong yang terdapat di bawah lantai rumah. Tidak ada sekat di bagian dalam, melainkan membentuk satu ruangan besar yang berukuran 20 sampai 40 kaki. Bahan yang digunakan menggunakan bahan-bahan bangunan bagus dengan keahlian tinggi yang turut dihiasi ukiran dan lukisan.

Adapun senjata tradisional Batak Toba adalah Piso Halasan, Piso Gaja Dompak, Tunggal Panaluan, Hujur Siringis, Silima Sarung, Piso Sitolu Sarung, Piso Gading, Piso Sanalenggam, Piso Toba, dan Parang.

Andaliman Asal Sumut, si Rempah Kecil yang Tidak Berkhasiat Kecil

Batak Angkola dan Mandailing

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Batak Angkola dan Mandailing berbeda. Namun, pada sumber lain menyebutkan bahwa perbedaannya hanya pada aksentuasi saja. Bukan dua adat dan budaya yang berbeda.

Kemudian, antara Mandailing dan Angkola juga tidak ada perbedaan bahasa, begitu pula dengan aksaranya. Misanya kata “kampung” dalam logat Mandailing diucapkan “kappung” dalam logat Angkola. Dengan penulisan yang sama.

Sementara itu, pengelompokan budayanya juga hanya satu: disebut budaya Mandailing-Angkola, yang kemudian dibuat lebih simpel oleh orang di kawasan itu. Bagi masyarakat yang berada di wilayah geografis Mandailing menyebut “adat Mandailing”. Sedangkan di wilayah geografis Angkola menyebut "adat Angkola".

Batak Simalungun

Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan tiga marga pendatang yaitu Saragih, Sinaga, dan Purba. Selanjutnya marga-marga tersebut menjadi empat marga utama di Simalungun.

Bagi orang Batak Toba, suku ini disebut “Si Balungu”, Batak Karo menyebutnya sebagai “Timur”, karena bertempat di sebelah timur mereka. Sebagian orang Simalungun meyakini bahwa asal-usul mereka berasal dari India, tepatnya dari daerah Assam, India Selatan, dari suaatu tempat yang bernama Asom.

Mengenal Tortor Lebih Dalam, Makna Gerakan hingga Alat Musik yang Dimainkan!

Bila dilihat dari adat-istiadat dan tradisi, terdapat kemiripan antara Simalungun dengan Batak Karo dan Batak Toba. Orang Simalungun berbicara dalam bahasa Simalungun sebagai bahasa sehari-hari, namun pada umumnya juga bisa memahami bahasa Batak Toba.

Ada kemungkinan di masa lalu yang menyebutkan bahwa wilayah Simalungun pernah dimasuki oleh tradisi Hindu atau Budha, terbukti dengan adanya beberapa peninggalan beberapa patung dan arca yang ditemukan di beberapa termpat di Simalungun yang berkaitan dengan Trimurti (Hindu) dan Budha yang menunggangi gajah.

Batak Karo

Suku ini memiliki bahasa yang disebut cakap Karo. Pakaian adatnya didominasi dengan warna merah serta hitam, dan penuh dengan perhiasan emas.

Ukiran dari sebuah tulisan ratapan Karo atau yang disebut “Bilang-bilang" menggunakan surat Batak pada media bambu. Bahasa Karo merupakan salah satu bahasa Austronesia yang digolongkan ke dalam bahasa Batak Utara, utamanya dituturkan oleh masyarakay Batak Karo di wilayah Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Dairi, dan Kota Medan.

Batak Pakpak

Suku Batak Pakpak menyebar dan menetap di wilayah Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah di Sumatra Utara, serta sebagian wilayah Aceh Singkil dan Subulussalam di Aceh.

Masyarakat Batak Pakpak kental dengan sutruktur sosial dalam istilah setempat yang disebut dengan “Sulang Silima”, yang terdiri dari lima unsur:

  1. Sinina tertua (perisang-isang; keturunan atau generasi tertua).
  2. Sinina penengah (pertulan tengah; keturunan atau generasi yang di tengah).
  3. Sinina terbungsu (perekur-ekur; keturunan terbungsu).
  4. Berru (kerabat penerima gadis).
  5. Puang (kerabat pemberi gadis).
Istana Sisingamangaraja di Bakkara, Tetap Berdiri Meski Pernah Dibakar

Unsur-unsur tersebut sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terlebih pada sistem kekerabatan, upacara adat, hingga dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya kelima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.

Upacara adat Batak Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja. Namun, saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar, yaitu:

  1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja mbaik.
  2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja njahat.

Referensi:

  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Pakpak
  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Karo
  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Batak_Toba
  • https://planetbatak.blogspot.com/2013/08/suku-batak-simalungun.html
  • https://www.mandailingonline.com/angkola-mandailing/
  • https://medium.com/@sriyuliasimalango/suku-batak-toba-b612104fd41d

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini