Suara Generasi Muda dan Solusi Persoalan Air Global di World Water Forum ke-10

Suara Generasi Muda dan Solusi Persoalan Air Global di World Water Forum ke-10
info gambar utama

Suara generasi muda berkenaan dengan persoalan air global, mendapat perhatian di ajang di World Water Forum (WWF) ke-10, yang berlangsung pada 18—25 Mei 2024 bertempat di Nusa Dua, Bali.

Program Bali Youth Plan misalnya, menghadirkan rangkaian panjang dan beragam kegiatan bagi anak-anak muda dalam berkiprah mengaktualisasikan dan mengekspresikan diri.

Demikian juga aktivitas nyata melalui Youth World Water Forum, yang memberi kesempatan dan panggung bagi kaum muda dari Indonesia dan negara-negara lain untuk bersuara mengenai persoalan air global.

Peran Generasi Muda pada World Water Forum

Komitmen Generasi Muda Indonesia

Suara generasi muda selayak didengarkan, terutama yang terkait dengan solusi persoalan air. Hal ini sesuai dengan gelaran global World Water Forum (WWF) ke-10 yang dihadiri ribuan peserta dari dalam dan luar negeri.

Generasi muda Indonesia memiliki komitmen kuat untuk melakukan partisipasi aktif dalam mencari solusi guna mengatasi persoalan air dunia. Demikian disampaikan Neil Andhika selaku perwakilan Youth World Water Forum.

Neil Andhika diberi kesempatan berbicara dalam forum diskusi bertajuk “The Bandung Spirit Water Summit” dalam rangkaian acara Forum Air Dunia ke-10, bertempat di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Selasa (21/5/2024).

Menurut Neil yang juga dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM), dukungan dalam hal akses informasi dan data yang akurat, merupakan kunci yang utama. Hal ini terkait analisis dan menyusun rekomendasi perencanaan serta pengelolaan sumber daya air.

World Water Forum 2024 ke-10, Peluang Besar Bagi Generasi Muda untuk Berperan Aktif

Rekomendasi untuk Perencanaan dan Pengelolaan

Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali ini memberi ruang lebar bagi generasi muda untuk bersuara dan melakukan aktivitas. Kontribusi yang diharapkan bisa terkait dengan solusi atas persoalan air dalam skala global.

Lebih jauh Neil Andhika menyampaikan bahwa ada keinginan yang sangat besar dari kaum muda untuk turut memberikan rekomendasi berkenaan dengan perencanaan dan pengelolaan sumber daya air.

Ada dorongan kuat di kalangan kaum muda untuk didengarkan dan terlibat dalam kerja sama nyata dengan para pemangku kepentingan—baik instansi pemerintah maupun lembaga internasional.

Neil juga mengatakan bahwa besar peluang para mahasiswa untuk menyumbangkan lebih banyak inovasi yang lebih inovatif dan solusi kreatif terkait permasalahan-permasalahan air serta isu-isu lain terkait air.

Neil yang adalah representatif dari sekitar 27 kelompok kerja yang berasal dari 45 negara di Youth World Water Forum, mengungkapkan betapa penting menanamkan perspektif pengelolaan sumber daya air secara bijak.

Perspektif bijak ini menurut sudut panjang Neil, sebaiknya dimulai sejak usia dini. Dengan demikian kesadaran akan permasalahan air serta dampak-dampaknya dapat terbangun sejak dini.

Bali Youth Plan Bertajuk Voice of the Youth, Partisipasi Anak Muda di World Water Forum

Hambatan Akses Data Berkualitas

Suara dan pesan dari dan untuk generasi muda berkenaan dengan persoalan air global di World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali ini, juga disampaikan oleh Hilman Arioaji yang perwakilan U-INSPIRE.

Hilman Arioaji mengatakan bahwa generasi muda Indonesia sangat ingin memberikan kontribusi terkait inovasi dalam mengelola air, serta upaya-upaya untuk mengurangi risiko kebencanaan.

Namun menurut Hilman, ada hambatan besar dalam hal memeroleh akses data yang berkualitas. Terbatasnya akses untuk mendapatkan data ini membatasi kemampuan mereka dalam berinovasi dan menerapkan solusi berbasis lokal.

Dalam pandangan Hilman, sumbangsih para pemuda ini sangatlah penting. Ia menyebut, terutama berkaitan dengan perihal mengatasi permasalahan air, mencegah terjadinya bencana, dan isu perubahan iklim.

Sebagai solusinya, kata Hilman, adalah dengan menyediakan akses informasi bagi semua orang. Ini berlaku di semua tingkatan, termasuk orang-orang muda, melalui sistem informasi air global.

Membangun Kembali Infrastruktur Air

Kesempatan bersuara dari dan untuk generasi muda melalui sesi diskusi di World Water Forum (WWF) ke-10, juga datang dari sosok muda lain. Moina Al Hajji dari Aleppo (Suriah) juga mengisi ajang diskusi “The Bandung Spirit Water Summit”.

Moina Al Hajji menggunakan kesempatan Forum Air Dunia ini untuk menyuarakan bagaimana negara yang hancur sebagai akibat terjadinya peperangan, bisa membangun kembali semua infrastruktur—termasuk infrastruktur air.

Sementara Lamis Qdemat, pembicara lain yang berasal dari Palestina, turut menyerukan agar air tidak dimanfaatkan sebagai senjata, sebagaimana terjadi di Palestina.

Lamis menyatakan secara tegas bahwa air seharusnya tidak dijadikan sebagai amunisi dalam peperangan. Sebaliknya, selayaknya air dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kerja sama, kolaborasi, dan solidaritas.

Sumber:
https://media.worldwaterforum.org/id/contents/siaran-pers-660047517afb1/siaran-pers-world-water-forum-ke-10-generasi-muda-siap-beri-solusi-bagi-persoalan-air-global-di-world-water-forum-ke-10-664ddfb0211f5

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini