Carolina Marin dan Ungkapan Cintanya kepada Indonesia

Carolina Marin dan Ungkapan Cintanya kepada Indonesia
info gambar utama

Bagi Carolina Marin, bermain di Kapal Api Indonesia Open 2024 adalah kembali ke negara yang begitu dicintainya.

"Saya suka bermain di sini. Saya cinta orang-orang Indonesia,"

Ucapan itu dilontarkan Marin kepada awak media setelah ia melakoni laga semifinal tunggal putri Kapal Api Indonesia Open 2024 melawan Chen Yu Fei di Istora Senayan, Jakarta pada Sabtu (8/6/2024). Saat itu, ia kalah dengan skor 11-21, 21-17, dan 21-13 sekaligus harus melepas harapannya untuk melaju ke final.

Marin terang-terangan mengaku kecewa dengan penampilannya. Ia pun tahu apa kesalahan yang membuatnya terpaksa menelan kekalahan.

"Saya memberi dia (Chen) banyak kesempatan untuk menyerang, dan dia memanfaatkanya," ujar Marin.

Marin boleh kalah dan kecewa. Namun di baliknya, ada pula hal yang membuat pebulu tangkis asal Spanyol itu senang, yakni kesempatan untuk kembali mengunjungi Indonesia. Bagi Marin, Indonesia adalah tempat yang dicintainya, pun demikian dengan orang-orangnya.

Di Istora Senayan, Marin merasakan cinta itu datang dari para penonton yang memadati tribune. Bermain di hadapan para pecinta bulu tangkis Indonesia ternyata adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

"Saya suka berada di sini. Saya senang sekali bermain di depan kerumunan penonton Indonesia. Saya sangat berterimakasih atas semua dukungannya sepanjang pekan. Terima kasih kepada orang-orang Indonesia yang mencintai saya dan hadir di sini untuk saya," papar Marin.

Sabar/Reza Telah Membuktikan, Bintang yang Bersinar Tak Selalu Harus Berada Langit

Mengukir Cerita di Indonesia

Marin tak ragu mengungkapkan rasa cintanya kepada Indonesia meski nasibnya di negara ini sebetulnya tidak bagus-bagus amat. Perempuan kelahiran Huelva, Spanyol itu memang punya pengalaman yang unik, kalau tidak bisa dibilang apes.

Di Indonesia, Marin pernah meraih juara. Namun, ia juga sekaligus merasakan berkali-berkali kalah saat langkahnya tinggal sedikit lagi untuk menjadi yang terbaik.

Marin meraih gelar pertamanya di Indonesia pada 2015. Di usia 22 tahun, ia memenangi Kejuaraan Dunia BWF yang diselenggarakan di Jakarta. Dimulai dari sini, kisah apes bermula. Tak terlalu menyenangkan memang, karena kisah itu adalah rangkaian kekalahan dalam partai final ajang-ajang penting.

Pada 2019, Marin dikalahkan Saina Nehwal di ajang Indonesia Masters. Setahun berselang, ia ditumbangkan Ratchanok Intanon. Setelahnya, Marin merasakan kekalahan tatkala melakoni dua final di Indonesia, dua kali dalam setahun. Itu terjadi pada 2023 saat Marin tampil di Indonesia Masters dan Indonesia Open. Hasilnya, ia kalah oleh An Se-young dan Chen Yu Fei.

Terlepas dari cerita tersebut, Indonesia jadi tempat yang punya kesan tersendiri bagi Marin karena semangat dari orang-orang Indonesia yang menyaksikannya berlaga. Seperti dikatakannya, kehadiran penonton Indonesia adalah hal yang bisa memberinya rasa senang saat harus berjibaku menghadapi lawan.

Di usianya yang kini menginjak 30 tahun, belum ada tanda-tanda Marin akan segera pensiun. Sebaliknya, ia masih ingin bermain dan tentunya datang lagi ke Indonesia yang begitu dicintainya.

"Semoga saya bisa datang lagi tahun depan," pungkas Marin.

Tatap Olimpiade Paris 2024, Bulu Tangkis Indonesia Bersiap dengan Optimisme Tinggi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini