Temuan Baru: Jejak Manusia di Timor Leste, Menantang Teori Migrasi Manusia ke Australia

Temuan Baru: Jejak Manusia di Timor Leste, Menantang Teori Migrasi Manusia ke Australia
info gambar utama

Arkeolog dari Universitas Nasional Australia (ANU), Universitas Flinders, University College London (UCL), dan Pusat Keunggulan Biodiversitas dan Warisan Australia ARC telah menemukan ribuan artefak batu dan tulang hewan di Gua Laili, Timor Leste.

Temuan ini, yang dipublikasikan pekan ini dalam jurnal Nature Communications, menunjukkan bahwa manusia purba mendiami daerah tersebut sekitar 44.000 tahun yang lalu, mendorong para ahli untuk meninjau kembali timeline dan rute migrasi manusia ke Australia.

Pada tahun 2019, Sue O'Connor dan timnya di ANU menemukan artefak kuno di gua Laili di Timor Leste. Analisis lapisan sedimen yang terdatar antara 59.000 hingga 54.000 tahun yang lalu menunjukkan bahwa manusia tidak tiba di wilayah tersebut hingga sekitar 44.000 tahun yang lalu.

Posisi gua yang menonjol dan akses mudah ke sumber daya membuat para peneliti yakin bahwa gua ini pasti menjadi tempat singgah yang jelas bagi manusia purba yang melintasi daerah tersebut.

Menurut O'Connor, Pulau Timor telah lama dianggap sebagai rute migrasi awal bagi manusia dari Asia Tenggara ke Australia dan Papua Nugini. Namun, penemuan baru ini menantang teori tersebut.

Bukti menunjukkan bahwa manusia telah berada di Australia selama 65.000 tahun, tetapi baru mencapai Timor sekitar 44.000 tahun yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa migrasi kemungkinan besar terjadi melalui pulau-pulau di utara.

Dia menjelaskan bahwa absennya manusia di Pulau Timor setidaknya 50.000 tahun yang lalu memiliki implikasi signifikan, menunjukkan kedatangan manusia kuno yang lebih lambat dari yang sebelumnya dipikirkan. Analisis ini mendukung teori bahwa migrasi manusia purba ke Australia terjadi melalui Papua Nugini, bukan Pulau Timor, seperti yang sebelumnya diyakini.

Para peneliti menyimpulkan bahwa migrasi ke Timor merupakan upaya besar, sebagaimana dibuktikan oleh melimpahnya artefak yang ditemukan di lokasi tersebut. Mereka percaya bahwa manusia kuno melakukan perjalanan ke Timor dari Pulau Flores dan Asia Tenggara daratan dan banyak menggunakan gua tersebut, sebagaimana dibuktikan oleh bekas bakar dan jejak kaki di lantai gua.

Dr. Shimona Kealy dari Fakultas Asia dan Pasifik ANU menekankan bahwa kedatangan mereka di Timor tidak kebetulan, melainkan merupakan upaya kolonisasi besar yang ditandai oleh jumlah orang yang signifikan melakukan perjalanan. Selain itu, temuan ini menyoroti teknologi maritim canggih manusia kuno, termasuk pembangunan perahu dan keberanian mereka dalam navigasi di lautan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini