Bagaimana Cara Kerja PLTN yang Sering Dianggap Berbahaya?

Artikel ini milik zonaebt dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Bagaimana Cara Kerja PLTN yang Sering Dianggap Berbahaya?
info gambar utama

Perubahan iklim di masa kini bukan lagi suatu hal yang bisa kita padang sebelah mata. Pasalnya, keadaan bumi akibat perubahan iklim ini kian hari kian memburuk. Berbagai upaya internasional dilakukan untuk mengatasi hal ini, salah satunya melalui transisi energi konvensional menuju energi baru terbarukan. Diantara banyaknya upaya Indonesia untuk memanfaatkan potensi EBT, ada satu sumber yang belum di manfaatkan hingga saat ini, yaitu pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Bagi kebanyakan masyarakat, PLTN dianggap berbahaya karena menghasilkan radiasi. Namun, apakah PLTN memang seberbahaya itu? Bagaimana cara kerja PLTN hingga dianggap berbahaya?

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang biasa kita sebut dengan PLTN adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang termasuk dalam energi baru terbarukan. Pada dasarnya, PLTN menggunakan thermal (panas) untuk memutar turbin yang kemudian menghasilkan listrik. Keunikan atau perbedaan PLTN ini dibanding pembangkit lainnya terletak pada sumber panasnya. Kita mungkin tahu bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menggunakan batubara sebagai bahan bakar penghasil panasnya. Namun, PLTN sendiri menggunakan Uranium/Thorium sebagai sumber panasnya. PLTN dianggap sebagai sumber energi paling bersih, tidak menggunakan banyak bahan bakar, serta memiliki energi yang sangat besar.

Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, PLTN memiliki prinsip kerja kurang lebih sama dengan PLTU. Jika PLTU menggunakan batubara sebagai sumber bahan bahar panasnya, maka PLTN menggunakan Uranium. Gambar berikut akan mempermudah kita dalam memahami prinsip kerja PLTN.

Seperti yang terlihat pada gambar, PLTU bekerja dengan menggunakan batubara, minyak, dan gas bumi yang kemudian di bakar, sehingga menghasilkan panas. Panas tersebut akan mengubah air yang berasal dari pompa menjadi uap bertekanan tinggi yang nantinya dapat memutar turbin. Uap yang telah melalui turbin kemudian didinginkan kembali melalui kondensator sehingga kembali menjadi air biasa. Turbin yang terputar tadi membuat generator dapat menghasilkan listrik yang kemudian disalurkan melalui trafo untuk disebarkan ke seluruh jaringan. Mengenai kondensator, air pendingin dapat berupa air laut, air sungai, maupun air danau yang terus keluar masuk agar kondensator tetap dingin.

PLTN memiliki prinsip kerja yang sama dengan PLTU yaitu memutar turbin dengan uap air bertekanan tinggi. PLTN menghasilkan panas melalui reaktor nuklir yang didalamnya terjadi reaksi fisi Uranium. Istimewanya, PLTN tidak menghasilkan emisi karbondioksida sama sekali. Hal ini terjadi karena rekasi fisi Uranium terjadi dalam reaktor yang terisolasi. Berbeda dengan PLTU yang sisa pembakarannya berupa emisi gas rumah kaca yang keluar melalui cerobong asapnya.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini