Goong Renteng (1): Mengenal Kesenian Goong Renteng dari Sumedang

Artikel ini milik Inimahsumedang dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Goong Renteng (1): Mengenal Kesenian Goong Renteng dari Sumedang
info gambar utama

Wargi Sumedang pernah mendengar kesenian Goong Renteng? Wah, kebangetan sih, kalau sampai tidak tahu! Sumedang, dengan puseur budaya Sunda, ragam kesenian tradisional, begitu kayanya warisan leluhur.

Baik, akan mimin jelaskan mengenai kesenian Goong Renteng. Wah, Makin Tahu Indonesia! Goong Renteng merupakan salah satu jenis gamelan khas masyarakat Sunda yang sudah cukup tua. Paling tidak, goong renteng sudah dikenal sejak abad ke-16, dan tersebar di berbagai wilayah Jawa Barat. 

Goong renteng dapat ditemukan dibeberapa di wilayah Jawa Barat; Sumedang, Bandung, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu. Istilah Goong Renteng merupakan perpaduan dari kata “goong” dan “renteng”. Kata ‘goong’ merupakan istilah kuno Sunda yang berarti gamelan, sedangkan kata ‘renteng’ berkaitan dengan penempatan pencon-pencon kolenang (bonang) yang diletakkan secara berderet/berjejer, atau ngarenteng dalam bahasa Sunda. Jadi, secara harfiah goong renteng adalah goong (pencon) yang diletakkan/disusun secara berderet (ngarenteng).

Menurut Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Goong renteng memiliki dua macam laras; ada yang berlaras salendro dan ada yang berlaras pelog. Peralatannya terdiri dari kongkoang, cempres, paneteg, dan goong. Kongkoang (alat musik berpencon), cempres (alat musik bilah), dan goong diklasifikasikan sebagai idiofon; sementara paneteg (semacam kendang) diklasifikasikan sebagai membranofon.

Dilihat dari cara memainkannya, kongkoang, cempres, dan goong diklasifikasikan sebagai alat pukul; sedangkan paneteg sebagai alat tepuk. Dalam ensambel, kongkoang dan cempres berfungsi sebagai pembawa melodi, kendang sebagai pembawa irama, dan goong sebagai penutup lagu atau siklus lagu.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini