Gunung Jali Tebon: Bumi Toleransi dan Tanah Akulturasi

Artikel ini milik Jurnaba dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Gunung Jali Tebon: Bumi Toleransi dan Tanah Akulturasi
info gambar utama

Gunung Jali merupakan hamparan bukit terletak di Dusun Tegiri, Desa Tebon, Kecamatan Padangan, Bojonegoro. Savana pinggir Bengawan yang dipenuhi fosil hewan purba itu, masyhur dikenal sebagai diorama Bhineka Tunggal Ika.

KH Abdurrohman Wahid atau Gus Dur dalam The Passing Over (1998) menulis, wilayah di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut sebagai prototype toleransi nusantara. Gus Dur menyebut kawasan itu sebagai tempat di mana agama Islam bisa masuk tanpa sedikitpun gesekan.

Pada pertengahan abad 20 M, Gunung Jali Tebon juga masyhur jadi lokasi tarbiyah Bung Karno dan Hamengku Buwana IX (Mbah Dorojatun) dalam mempelajari konsep toleransi. Di sana, dua Bapak Bangsa yang terkenal akan sikap toleransinya itu, berguru pada figur bernama Kiai Nursayyid Tebon.

Bumi Toleransi

Pada periode 1334 – 1364 M, ketika Sayyid Jamaluddin (Mbah Jimatdil Kubro) datang ke Gunung Jali untuk mendakwahkan Islam, kawasan itu sudah masyhur sebagai basis utama keberadaan kaum Hindu Budha. Pusat keberadaan Mpu Kasaiwan (pendeta Hindu) dan Mpu Kasogatan (bhiksu Budha). Bahkan jadi lokasi yang dijaga para Hajaran Rata (sie Keagamaan Majapahit).

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini