CERITA KOTA | Rahmadini kini tak perlu kagok jika bertemu pemustaka Tuli. Ia sudah belajar satu dua kata yang bisa membantu komunikasi dalam bahasa isyarat. Ilmu itu juga akan makin didalami bersama Kelas Sunyi yang diinisiasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Pontianak.
Kelas Sunyi Disperpusip Pontianak awalnya hanya untuk peningkatan kapasitas pegawai perpustakaan Kota Pontianak. Namun antusiasme komunitas dan iklim Pontianak inklusif, membuat masyarakat ingin terlibat. Alhasil, selain arsiparis dan pustakawan, pegawai Dinas Sosial dan lima warga kota ikut ambil bagian di Kelas Sunyi batch 1, Januari 2024.
Kepala Disperpusip Pontianak Rendrayani bercerita, Kelas Sunyi Disperpusip Pontianak merupakan kelanjutan program inovasi pelayanan mereka. Sebelumnya, sudah ada antarpinjam buku secara berkala untuk yayasan disabilitas (buku braille) dan panti asuhan. Ada pula boking buku online (Bobo+), ditambah fitur pengantaran khusus untuk pemustaka difabel.
"Di tahun 2024 ini kami memperluas untuk teman-teman Tuli agar dapat terlayani terutama dari para tenaga pustakawan," ceritanya.
Dalam penyelenggaraan Kelas Sunyi, Disperpusip Pontianak bekerja sama dengan Maktab Tuli As-Sami Pontianak sebagai pengajar. Untuk efektivitas kelas, setiap pertemuan hanya akan mengakomodir 15 peserta.
"Namun karena antusiasme masyarakat dan komunitas, kami akomodir lima orang untuk ikut kelas," jelas Rendrayani.
Kelas Sunyi Disperpusip Pontianak batch 1 di bulan Januari akan berlangsung dengan enam kali pertemuan. Tiap sesi, makan waktu 2-3 jam. Harapannya, bahasa isyarat makin dikenal luas dan jadi jembatan komunitas dalam peningkatan pelayanan pustakawan.
"Melihat antusiasme masyarakat, banyak yang (mengirim direct message) DM di Instagram, kemungkinan akan ada batch dua di bulan Februari," tutupnya.
Informasi Kelas Sunyi dapat diakses langsung melalui kanal Instagram mereka @disperpusipkotapontianak.
Ikuti terus kanal media Pontinesia untuk makin tahu Pontianak, makin tahu Indonesia!
Baca Selengkapnya
