Mengintip Pengoptimalisasian Limbah Minyak Kelapa Sawit Dalam Biodesel

Artikel ini milik zonaebt dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Mengintip Pengoptimalisasian Limbah Minyak Kelapa Sawit Dalam Biodesel
info gambar utama

Indonesia merupakan negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2018 tercatat tersedianya 12,8 juta hektar lahan perkebunan kelapa sawit dan berdirinya lebih dari 850 pabrik kelapa sawit yang tersebar sebagian besarnya di Sumatera dan Kalimantan.

Konsekuensinya jika tidak ditangani dengan baik maka limbah kelapa sawit akan mencemari lingkungan, oleh karenanya pihak-pihak terkait mulai memanfaatkannya sebagai peluang bisnis Energi Terbarukan (EBT). Dengan ini mereka mulai mengembangkan ekosistem bisnis limbah kelapa sawit, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.

Dilansir dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP), Irma Rachmania Ketua Bidang Marketing Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) mengatakan bahwasannya “Ternyata di tahun ini (2021), kita sudah berhasil hampir tidak impor minyak solar lagi. Karena sudah dicukupi oleh biodiesel yang menggantikan minyak solar. Biodiesel B30 adalah bahan bakar yang berasal dari campuran minyak sawit 30% dan minyak solar 70%”. Yang mana persentase ini diatas negara-negara lain seperti Argentina, Brazil, hingga Amerika Serikat masing-masing baru memasuki B10, B12, dan B20. 

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia menghasilkan dua jenis energi terbaharui (renewable energy) yakni:

Kedua energi tersebut dihasilkan secara bersamaan (joint product) dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini