Inilah Calon Jembatan Terpanjang di Indonesia!

Inilah Calon Jembatan Terpanjang di Indonesia!
info gambar utama
  • Jembatan terpanjang di Indonesia akan dibangun pada 2020, menghubungkan Sumsel dengan Babel.
  • Panjangnya 15 kilometer, yang artinya tiga kali lebih panjang dari Jembatan Suramadu.
  • Adanya jembatan Sumsel-Babel akan memangkas waktu tempuh dari yang saat ini satu malam via transportasi laut.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini akan membentang sepanjang 15 kilometer, menghubungkan Sumatera Selatan dengan Bangka-Belitung (Babel).

Dilansir dari Kompas.com, jembatan ini akan dibangun mulai dari Desa Tanjung Tapah, Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komiring Ilir (OKI) dan menembus Bangka Selatan, tepatnya di Desa Permis. Dengan sedemikian panjangnya, proyek pembangunan jembatan Sumsel-Babel diperkirakan memakan biaya Rp 15 triliun.

"Panjang jembatannya 13 kilometer dengan nilai investasi sekitar Rp 15 triliun lebih. Seluruhnya dari Kementerian PU," ucap Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, setelah rapat di Griya Agung Palembang, Sumsel, Jumat (19/7), dikutip dari Kompas.com.

BACA JUGA: Jembatan Holtekamp, Si Merah nan Megah Siap Dibuka Juli 2019

Pembangunan jembatan Sumsel-Babel yang tiga kali lebih panjang dari Suramadu ini, diharapkan dapat memangkas waktu tempuh yang menghubungkan kedua pulau. Sebab, selama ini untuk menuju Babel dari Sumsel atau sebaliknya, dibutuhkan waktu satu malam dengan moda transportasi laut.

"Keuntungannya banyak kalau jembatan ini dibangun di OKI. Salah satunya pelayanan penerbangan, warga tidak perlu ke Palembang, pesawatnya bisa ke Bangka. Terus lagi bahan pokok di Babel itu mahal, seperti beras dan sayur-sayuran, pedagang Sumsel kan bisa masuk," imbuh Herman, dikutip dari sumber yang sama.

Sebelum mulai dibangun tahun 2020, jembatan Sumsel-Babel akan memasuki uji kelayakan (feasibility study) lebih dulu. Ini terkait adanya lahan gambut di daerah tersebut, yang dikhawatirkan akan semakin terbuka, seiring pembangunan infrastruktur baru yang dapat memicu munculnya pemukiman, pergudangan, bahkan pelabuhan.

BACA JUGA: Inilah 10 Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain itu juga diperlukan kajian tentang zona tangkapan ikan nelayan di kawasan itu, karena nelayan di sepanjang pesisir timur Sumatra Selatan maupun Pulau Bangka, sangat tergantung pada hasil laut.

“Perlu ada perhatian khusus bagi nelayan yang menggantung hidupnya di Selat Bangka. Setidaknya, pembangunan ini tidak akan berdampak pada rusaknya wilayah tangkapan ikan nelayan,” ujar Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatra Selatan, Muhammad Hairul Sobri, dikutip dari mongabay.co.id.

Sumber: kompas.com | bangkapos.com | mongabay.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini