Hari Kopi Internasional, Sejarah Kopi dalam Perekonomian Indonesia

Hari Kopi Internasional, Sejarah Kopi dalam Perekonomian Indonesia
info gambar utama

Belakangan ini minum kopi sudah menjadi sebuah tren bagi sebagaian masyarakat, meskipun sudah sejak lama orang menyukai kopi, namun kopi menjadi lebih populer saat ini.

Dilansir dari liputan6.com saat ini lebih dari tiga juta cangkir dikonsumsi setiap harinya. Kini kopi telah menjadi budaya yang ramai disebarluaskan melalui media sosial. Banyak kaum muda yang menjadi penikmat dan ingin menjadi bagian sesuatu yang lebih besar dan sudah menjadi sebuah gaya hidup.

Dari situlah para pecinta kopi dari berbagai negara berkumpul pada awal Maret 2014. Mereka menyepakati untuk merayakan Hari Kopi Internasional yang jatuh pada 1 Oktober 2015. Dari pertemuan tersebut disepakatilah bahwa Hari Kopi Internasional dirayakan setiap 1 Oktober.

Biji Kopi | Foto : Pinterset @Jurangansupian
info gambar

Adapun tujuan dari dilaksanakannya peringatan tersebut yakni untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi nusantara, serta mempromosikan peningkatan konsumsi kopi nusantara.

Di Indonesia sendiri acara Hari Kopi Internasional kian semarak setelah Presiden RI Joko Widodo turut merayakannya di Istana Bogor pada 1 Oktober 2017 lalu.

Dilansir liputan6.com Jokowi mengungkapkan bahwasannya beliau mengikuti perkembangan kedai kopi di Indonesia dan senang melihat pertumbuhan positif terkait bisnis kopi yang sebagian besar digarap oleh generasi muda.

Menurut Jokowi perkembangan tersebut terjadi akibat budaya minum kopi di kalangan anak muda yang terus meningkat.

Sejarah Peran Kopi Dalam Perekonomian Indonesia

Perkebunan Kopi di Indonesia | Foto : Ottenmagazine
info gambar

Dikutip dari Okefinance, Kopi merupakan minuman pertama kali yang dipopulerkan oleh orang-orang Arab. Biji kopi dari Abyssinia yang kemudian dibawa oleh pedagang Arab ke Yaman dan mulai menjadi komoditas komersial. Pada masa awal, bangsa Arab memonopoli perdagangan biji kopi.

Di Indonesia sendiri sejarah kopi dimulai pada tahun 1696, ketika Belanda membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak di dekat Batavia. Namun, upaya tersebut gagal karena tanaman rusak oleh gempa bumi dan juga banjir.

Hingga pada akhirnya tahun 1907 upaya Belanda mendatangkan spesies lain yakni kopi robusta (coffe canephora). Usaha tersebut berhasil hingga saat ini perkebunan kopi robusta yang ada di dataran rendah bisa bertahan.

Kemudian, pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak itulah Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.

Mengacu pada Badan Pusat Statistik 2017, perkembangan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2015 sampai dengan 2017 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015 produksi kopi sebesar 36,98 ribu ton menurun menjadi 31,87 ribu ton pada tahun 2015 atau terjadi penurunan sebesar 13,84%. Tahun 2017 produksi kopi menurun menjadi 30,29 ribu ton atau penurunan sebesar 4,95%.

Kedai Kopi Pertama di Indonesia | Foto : Coffelandindonesia
info gambar

Produksi kopi Indonesia sebagaian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya di pasarkan di dalam negeri. Ekspor kopi alam Indonesia menjangkau ke dalam lima benua yakni Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa.

Pada tahun 2016, lima besar negara pengimpor kopi alam Indonesia adalah United States, Jerman, Malaysia, Italia, dan Rusia. Volume ekspor ke Unites States mencapai 63,253 ribu ton atau 13,52% dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai USD256,466 juta.

Peringkat kedua adalah Jerman, dengan volume ekspor sebesar 44,74 ribu ton atau 9,56% dari total volume kopi Indonesia dengan nilai USD104,021 juta. Peringkat ketiga yakni Malaysia, dengan volume ekspor sebesar 43,151 ribu ton atau 9,22% dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai USD86,968 juta. Peringkat keempat yaitu Italia dengan volume ekspor 38,1 ribu ton atau sekitar 8,15% dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai USD79,655 juta. Peringkat kelima adalah Rusia dengan volume ekspor 36,92 ribu ton atau 7,89% dari total volume ekspor Kopi alam dengan nilai USD75,564 juta.


Catatan kaki: Liputan6.com | Okefinance

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini