Mengenal Ragam Buah Asli Indonesia (Bagian 1)

Mengenal Ragam Buah Asli Indonesia (Bagian 1)
info gambar utama

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan alam beragam. Mulai dari budaya, suku, kesenian, flora dan fauna, hingga aneka jenis buah tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Orang bilang, Indonesia adalah ‘Tanah Surga’. Hal tersebut terbukti dengan melimpahnya tanaman dan tumbuhlah berbagai buah di Indonesia yang memiliki ciri khas, rasa yang nikmat, dan bernutrisi.

Ada banyak buah asli Indonesia yang sudah mulai langka keberadaannya dan jarang diketahui masyarakat. Berikut adalah ragam buah asli Indonesia yang perlu Kawan GNFI ketahui!

Bisbul

Buah Bisbul | Foto: doktersehat.com
info gambar

Bisbul memiliki nama ilmiah Diospyros philippensis dan disebut juga sebagai buah mentega atau buah lemak. Buah bisbul memiliki rasa yang manis, ditambah dengan aroma yang khas menjadikan buah berbulu ini mirip dengan buah kesemek.

Jika dilihat dari bagian kayu, pohon bisbul memiliki warna coklat kemerahan hingga kehitaman, dan memiliki bentuk yang lurus serta bertekstur halus.

Kayu pohon bisbul dapat dijadikan sebagai bahan kerajinan untuk peralatan rumah tangga seperti gagang pisau, sisir dan peralatan lainnya.

Pada bagian daun, tanaman bisbul memiliki ukuran yang panjang, lebar dan memiliki warna hijau gelap, seperti daun tanaman hias pada umumnya.

Buah ini biasa tumbuh di daerah Bogor dan dapat dipetik antara bulan Maret-Mei. Ketika sudah matang, buah ini berwarna merah tua campur kekuningan, berukuran besar, bulat dan agak pipih.

Gandaria

Buah Gandaria | Foto: detik.com
info gambar

Memiliki nama lokal Jatake, buah gandaria tumbuh di beberapa daerah tropis di Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.

Buah gandaria memiliki ciri berwarna hijau saat masih muda, dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang biasanya berwarna kuning, memiliki rasa masam dan manis.

Tidak hanya buahnya, daun dan batang dari gandaria pun dapat dimanfaatkan. Daunnya dapat dikonsumsi sebagai lalap dan batangnya dapat digunakan sebagai papan.

Gandaria yang memiliki bentuk menyerupai mangga bulat kecil ini biasa tumbuh pada bulan September-Desember.

Kemang

Buah Kemang | Foto: naviri.org
info gambar

Apa yang Kawan GNFI pikirkan saat mendengar nama ‘Kemang’? Sebuah daerah di Jakarta atau Bekasi? Tentu bukan. Kemang merupakan nama buah yang dibudidayakan di Kalimantan Timur dan Jawa Barat.

Buah sejenis mangga yang juga dikenal dengan nama Palong ini memiliki nama latin Mangifera Caesia dengan ciri mempunyai aroma buah yang harum, rasa manis sedikit masam, dan mengandung banyak air.

Kemang juga biasa dijadikan campuran es dan bahan rujak. Tidak hanya buahnya, biji kemang juga dapat dikonsumsi dalam keadaan segar dengan diiris-iris dan dimakan setelah dibumbui, serta ditambah kecap.

Daun kemang yang masih muda pun dapat digunakan untuk lalap dan kerap dihidangkan di rumah makan Sunda.

Lai

Buah Lai | Foto: naviri.org
info gambar

Sekilas dari tampilan, buah asal Kutai, Kalimantan Timur, bernama lai ini memang mirip dengan buah durian.

Bagaimana tidak? Ternyata buah lai adalah kerabat dari buah durian dengan memiliki banyak sebutan, seperti durian tinggang, durian kuning, durian pulu, sekawi, dan lainnya.

Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk buah lai yang berduri. Bedanya lai dengan durian ialah warna dagingnya yang berwarna kuning sangat cerah, berbeda dengan durian yang berwarna kuning pucat.

Selain itu, ukuran buah ini hanya satu sampai dua kilogram dan tidak memiliki aroma yang menyengat seperti durian. Di Kalimantan, buah lai biasa tumbuh pada bulan Januari sampai Februari.

Matoa

Buah Matoa | Foto: poskonews.com
info gambar

Matoa adalah buah khas Indonesia Timur, Papua, yang memiliki aroma sedap seperti durian dan tekstur seperti kelengkeng dengan rasa yang sangat manis.

Umumnya, buah matoa berbuah satu kali dalam setahun, biasanya pada bulan Juli sampai Oktober. Di Papua, ada dua jenis matoa, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda.

Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buah, matoa kelapa dicirikan dengan daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, sedangkan matoa papeda dicirikan dengan daging buahnya yang agak lembek dan lengket.

Menteng

Buah Menteng | Foto: wikipedia.org
info gambar

Memiliki nama yang sama seperti kawasan elite di Jakarta, buah menteng kini sudah mulai langka ditemukan. Buah menteng mempunyai nama lain, seperti kemundung dan kepundung.

Menteng juga dikenal dengan beberapa nama lokal, seperti kisip di Sumatera, moho liok di Kalimantan, engkuni, longkuno, dan asam Tambun.

Sekilas buah ini memang seperti buah duku. Namun, menteng memiliki ciri berkulit lebih mengkilap dan memiliki rasa masam manis. Buah menteng dapat Kawan GNFI temukan di sekitar Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Bogor.

Mundu

Buah Mundu | Foto: sumoqqlounge.com
info gambar

Mundu memiliki nama latin Garcinia dulcis dan biasa disebut sebagai apel Jawa. Buahnya dapat dimakan langsung atau diolah menjadi selai.

Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan sebagian Kalimantan. Mempunyai bentuk bulat seperti bola pingpong yang bila sudah matang, buahnya akan berwarna kuning, halus, dan tipis bagian kulitnya.

Daging buahnya berwarna kuning, berair, dan rasanya manis-manis masam dengan jumlah biji satu sampai empat butir.

Tumbuhan yang musim pada bulan Juli hingga November ini dianggap memiliki nilai ekonomi yang rendah dan tidak terlalu disukai oleh masyarakat Indonesia. Meski begitu, ternyata mundu memiliki banyak khasiat, seperti untuk mengatasi penyakit gondok, mengobati sariawan dan bau mulut, anti malaria, dan menyembuhkan luka.

Rukam

Buah Rukam | Foto: wikipedia.org
info gambar

Bagi Kawan GNFI yang merupakan anak tahun 90-an mungkin tidak asing dengan buah satu ini, rukam. Buah yang menjadi primadona di kalangan anak 90-an ini kini sudah mulai jarang ditemukan. Biasanya, buah rukam banyak ditemukan di Jawa dan Kalimantan.

Buah rukam atau dibaca dengan “Rukem” merupakan buah yang berwarna merah tua yang cara makannya harus dipijit dan dipencet terlebih dahulu hingga lunak, agar saat dimakan terasa lebih manis masam.

Selain dimakan langsung, buah rukam biasanya diolah menjadi selai, jelly, manisan, dijadikan tambahan dalam salad, dan makanan sampingan.

Buah rukam muda mengandung tannin yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit diare dan disentri.

Tak hanya buahnya, daunnya pun dapat dijadikan jus sebagai obat untuk pelupuk mata yang meradang. Akarnya untuk dijadikan jamu dan dikonsumsi oleh wanita setelah melahirkan.

Itulah beberapa buah asli Indonesia yang sudah mulai jarang untuk ditemukan. Di antara buah di atas, mana buah yang pernah Kawan GNFI cicipi?

Referensi: boombastis | hipwee

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini