Mengenal Ragam Buah Asli Indonesia (Bagian 2)

Mengenal Ragam Buah Asli Indonesia (Bagian 2)
info gambar utama

Pada artikel sebelumnya, sudah dibahas beberapa buah asli Indonesia yang kini jarang ditemui. Nah, selanjutnya, Good News From Indonesia (GNFI) akan membahas bagian kedua dari seri deretan buah asli Indonesia.

Ada apa saja ya kali ini?

Buni

Buah buni | Foto: indonesia.go.id
info gambar

Buah buni yang dalam bahasa latin disebut bacca merupakan salah satu buah asli Indonesia yang sudah mulai langka keberadaannya.

Buah ini memiliki sebutan yang berbeda di beberapa daerah, seperti di Sunda disebut buah Huni dan di Jawa disebut buah Wuni.

Buah berbentuk bulat kecil ini memiliki cita rasa yang manis, dan sedikit asam jika berwarna kemerahan. Buah buni juga bisa difermentasikan menjadi minuman beralkohol di luar negeri dan bisa diolah menjadi selai.

Daun dari tanaman buni juga dapat dijadikan sebagai lalapan dan olahan sayuran. Menariknya lagi, daun buah buni juga dapat dimanfaatkan sebagai olahan jamu.

Tidak hanya baik untuk dikonsumsi, buni juga memiliki beberapa khasiat, seperti untuk menjaga kesehatan mata, memperlancar saluran pencernaan, peremajaan kulit, mencegah hipertensi, dan mengobati bisul.

Keledang

Buah keledang | Foto: idntimes.com
info gambar

Keledang merupakan buah langka yang berasal dari Kalimantan dengan termasuk suku buah nangka-nangkaan.

Jika Kawan GNFI mencicipi buah keledang, pasti akan teringat buah nangka atau cempedak.

Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis, serta daging buahnya terpisah dari bijinya, seperti nangka. Warna kulit keledang jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak.

Tidak hanya buahnya, keledang juga dikenal sebagai salah satu penghasil kayu yang penting. Kayunya yang berat dengan densitas pada kadar air 15 persen antara 510 – 855 kg/meter kubik dimanfaatkan untuk konstruksi berat, furnitur, pembuatan perahu, perkakas rumah tangga, peti mati, dan lain-lain.

Kelubi

Buah kelubi | Foto: jitunews.com
info gambar

Kelubi adalah buah yang hidup liar di hutan serta rawa-rawa. Buah ini mirip dengan salak. Tumbuhan kelubi tersebar di Lampung, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur.

Meskipun mirip dengan salak, buah kelubi lebih kecil daripada salak. Diameter kelubi 3-5 cm dengan satu tandan besar berisi 300 sampai 400 buah. Tandan besar tersusun dari tandan-­tandan kecil yang berisi sekitar 25 sampai 40 buah.

Kulit kelubi bersisik dengan warna kuning gading dan berubah cokelat saat sudah matang. Rasa buah ini asam dan sepat, berbeda dengan salak yang rasanya manis.

Kepayang

Buah kepayang | Foto: wikipedia.org
info gambar

Buah satu ini memiliki banyak sebutan di beberapa daerah. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung, orang Jawa menyebutnya pucung, kluwak, atau kluwek, dan di Toraja disebut pamarrasan.

Bagi sebagian Kawan GNFI mungkin sudah tidak asing lagi dengan buah satu ini. Biasanya, biji kepayang dipakai sebagai bumbu dapur untuk membuat rawon atau coto makasar yang berkuah hitam.

Tidak hanya itu, ternyata jika Kawan GNFI memakan daging biji buah kepayang dapat membuat kita menjadi pusing atau mabuk. Hal tersebut dikarenakan mengandung asam sianida dengan kadar yang cukup tinggi.

Untuk itu, sebelum dikonsumsi, biji kepayang harus diperam, direbus selama satu jam lalu dikubur dalam abu atau tanah selama 50 hari.

Kepel

Buah kepel | Foto: dwpdjbc.blogspot.com
info gambar

Buah kepel merupakan buah yang digemari oleh puteri keraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat dapat beraroma wangi, dan membuat air seni tidak berbau tajam.

Kepel adalah nama sebuah pohon berbuah yang dipercaya memiliki makna istimewa bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga digunakan sebagai identitas. Pohon kepel juga disebut sebagai lambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik.

Di beberapa daerah, pohon kepel mempunyai beberapa sebutan, di antaranya pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak.

Buahnya yang matang dapat dimakan dalam keadaan segar. Daging buah kepal berwarna jingga dan mengandung sari buah dengan memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo.

Lobi-lobi

Buah lobi-lobi | Foto: naviri.org
info gambar

Memiliki nama latin Flacourtia inermis, buah lobi-lobi merupakan buah yang dapat tumbuh di wilayah tropis.

Buah yang memiliki bentuk bulat dan berwarna merah tua ini mempunyai berbagai manfaat untuk tubuh. Di antaranya sebagai sumber antioksidan, dapat menurunkan kolestrol dan tekanan darah, serta dapat menjaga kesehatan usus.

Kulit buah ini lunak dengan permukaan licin. Memiliki warna merah tua hingga kehitaman, lobi-lobi mempunyai rasa yang masam hingga sangat masam, bahkan terkadang manis atau sepat.

Lobi-lobi bisa dijadikan untuk rujak, selai, manisan, atau diminum sebagai sirup dengan ditambah sedikit gula agar lebih manis.

Manau

Buah manau | Foto: cintaihidup.com
info gambar

Manau adalah buah yang tumbuh dari pohon rotan dengan memiliki rasa yang masam dan manis. Buah manau banyak terdapat di daerah Kepulauan Bangka, Kepulauan Belitung, Pulau Sumatra, hingga Kalimantan.

Sekilas buah manau mirip dengan salak karena bersisik, tapi ukuran manau lebih kecil dan berbentuk oval.

Nama latin dari buah manau adalah Calamus manan Miq. Buah manau dapat diolah menjadi asinan.

Wanyi

Buah wanyi | Foto: brilio.net
info gambar

Buah wanyi adalah salah satu buah yang tergolong langka di Kalimantan. Pada tahun 80 sampai 90-an, buah ini sering dijumpai di beberapa pasar. Namun seiring berkembangnya zaman, buah wanyi saat ini sudah jarang ditemui.

Karakteristik dari buah wanyi ialah berbentuk lonjong, dagingnya mirip mangga, aromanya seperti nangka, rasa buahnya manis dan masam, serta memiliki daging berwarna putih dengan kulit berwarna hijau.

Itulah deretan berbagai buah asli Indonesia. Dari sekian banyak buah yang sudah disebutkan di atas, adakah yang pernah Kawan GNFI cicipi?

Referensi: boombastis | idntimes

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini