Sisi Positif Penundaan PON XX Papua

Sisi Positif Penundaan PON XX Papua
info gambar utama

Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional ke-XX ditunda. Bila Kawan GNFI belum tahu, PON XX akan diselenggarakan di Jayapura, Provinsi Papua, di mana rencana awalnya akan digelar pada 20 Oktober sampai 2 November 2020.

Pada akhir April 2020, atas perintah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo PON XX resmi ditunda. Jika semula PON akan digelar pada Oktober dan November 2020, pelaksanaannya pun mundur menjadi tahun 2021.

Dilansir GNFI dari Antara, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengusulkan penyelenggaraan PON XX digelar pada 2-13 Oktober 2021. “Terkait mundurnya PON XX di Papua menjadi 2021, KONI Pusat mengusulkan waktu penyelenggaraan PON XX pada 2-13 Oktober 2021,” demikian pernyataan KONI Pusat dalam keterangan tertulis pada pertengahan Mei 2020. “Waktu penyelenggaraan tersebut sudah mempertimbangkan kegiatan-kegiatan olahraga multi/single event internasional/nasional yang banyak pada tahun 2021.”

KONI juga mengusulkan agar nama resmi atau nomenklatur untuk PON Papua diubah dari yang sebelumnya PON XX Tahun 2020 menjadi PON XX Tahun 2021. Hasil rapat juga membahas beberapa poin lainnya, seperti cabang olahraga dan nomor pertandingan, batasan usia atlet, entry by sport, dan entry by name.

Penundaan memanglah tidak mengenakkan, apalagi bagi para atlet yang sudah melakukan persiapan matang dan segudang agenda pertandingan di luar gelaran PON XX. Namun, setidaknya ada beberapa sisi positif yang didapat dari penundaan pesta olahraga Indonesia empat tahunan tersebut.

Punya Waktu Persiapkan Venue

Perlu diketahui, pembangunan sejumlah arena olahraga untuk PON XX belum sepenuhnya kelar sampai bulan Mei 2020. Dikutip dari laman Medcom, bahkan ada beberapa arena yang belum siap sama sekali alias pembangunannya masih nol persen.

Terdapat 9 arena yang masih kategori nol persen yang harus diidentifikasi. Sembilan arena yang kesiapannya masih nol persen di antaranya ialah layaran, bulu tangkis, paralayang, dan gantole. Lain daripada itu, arena untuk sepak takraw dan angkat besi perkembangan pembangunannya sudah 100 persen.

Dalam membangun venue PON XX Papua, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Papua Direktorat Jenderal Cipta Karya sendiri mendapat tugas cukup berat. Instansi ini ditugaskan membangun 10 venue olahraga untuk pendukung pelaksanaan PON.

Venue olahraga kriket dan hoki untuk PON XX Papua.
info gambar

Dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, venue tersebut di antaranya arena akuatik di Jayapura, Istora Papua Bangkit di Distrik Sentani Timur, arena kriket (indoor dan outdoor) serta lapangan hoki di Kampung Doyo Baru, sampai arena sepatu roda, panahan, dan dayung di Kota Jayapura. Fasilitas yang ada di lokasi-lokasi itu tentu berkelas dan megah untuk menunjang suksesnya PON yang mengusung taglineTorang Bisa” ini.

Untuk berbagai venue itu, perkembangan pembangunannya beragam. Untuk pembangunan fisik venue kriket dan lapangan hoki senilai Rp 288,3 miliar misalnya, perkembangan pembangunannya sudah 96,5 persen. Arena sepatu roda, venue panahan, dan dayung senilai Rp 116,5 miliar pembangunan fisiknya baru mencapai 5,56 persen.

Contoh berikutnya adalah pembangunan arena akuatik senilai Rp 401 miliar mencapi 90,11 persen. Serta Istora Papua Bangkit senilai Rp 278,6 miliar mencapai 84,85 persen.

Venue arena renang untuk PON XX Papua.
info gambar

Kementerian PUPR sejak akhir Maret 2020 memang sudah menetapkan komitmen untuk menyelesaikan venue PON XX Papua di tengah pandemi Covid-19. Beberapa venue seperti arena akuatik dan Istora Papua Bangkit diharapkan bisa selesai pada bulan Juni dan Juli 2020.

Melihat hal tersebut, penundaan gelaran PON XX pastinya bisa membuat Papua sebagai tuan rumah mempunyai banyak waktu untuk mempersiapkan venue dan akomodasinya.

Persiapan Atlet Lebih Panjang

Sisi positif juga didapatkan untuk para atlet yang akan mentas di PON XX Papua. Mundurnya jadwal membuat para atlet bisa mempunyai persiapan yang lebih panjang.

Hal itu dirasakan oleh salah satu pilar tim sepak bola putri Jawa Barat PON XX, Siti Latipah Nurul Inayah. Pemilik sapaan Uyung itu menilai ada sisi positif yang didapat dari penudaan tersebut, walaupun dirinya mengaku sulit untuk latihan di tengah pandemi ini.

''Ada sisi baiknya ya. Sisi baiknya mungkin persiapan lebih panjang lagi lebih banyak waktu lagi. Tetapi kalau kondisinya seperti ini susah juga melakukan persiapan, jadi kayak sayang saja gitu waktunya," ucap Uyung yang merupakan penggawa Persib Bandung Putri, dikutip GNFI dari Ayo Bandung. ''Karena kan saat ini cuma bisa latihan mandiri masing-masing di rumahnya. Sedangkan saya kan terjun di olahraga tim yang tentunya ya sangat penting latihan dengan tim.’’

Uyung pun menilai penundaan gelaran PON XX atas instruksi Presiden Jokowi sudah tepat. ''Kita nggak tahu kan kondisi seperti ini berakhir kapan. Tetapi ini kebijakan terbaik, karena untuk kesehatan kita semua,'' imbuhnya.

Sementara itu dari cabang olahraga bola tangan kontingen Jawa Barat, mengaku tidak terpengaruh penundaan PON XX. Pelatih bola tangan tim Jawa Barat, Irfan Beniza, percaya fisik dan kerja sama timnya sudah terbentuk karena sudah sejak Agustus 2019.

''Kita harus semangat, tetap fokus menjalankan latihan agar target dapat tercapai. Sebab, bola tangan ditargetkan dua medali emas di PON XX nanti,'' jelas Irfan dinukil dari Radar Cirebon.

Baca Juga:

Referensi: Antara | Medcom | Pu.go.id | Kompas.com | Radarcirebon.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini