Ternyata Indonesia Punya ''Harta Karun'' yang Sangat Melimpah

Ternyata Indonesia Punya ''Harta Karun'' yang Sangat Melimpah
info gambar utama

Kawan GNFI, tahukah kalian bahwa sebetulnya Indonesia memiliki banyak sekali harta karun yang belum tergali. Namun harta karun yang dimaksud bukanlah emas atau berlian, tapi lebih berharga dari itu.

Harta karun itu berupa energi panas bumi yang diakui oleh kalangan ilmuwan di dunia yang nyatanya belum sepenuhnya tergali.

Gugusan gunung berapi Indonesia ternyata membawa Indonesia menjadi bagian satu titik yang membentuk Ring of Fire dalam zona lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.

Indonesia sendiri terletak di antara Ring of Fire yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, lalu ke Himalaya, Mediterania, dan berujung di Samudra Atlantik. Pada zona inilah banyak terjadi gempa dan letusan gunung berapi.

Sedikitnya Indonesia punya 127 gunung berapi yang tersebar. Dari angka tersebut, Indonesia otomatis berpotensi menjadi penyumpang penyebab gempa bumi di dunia. Ini karena 90 persen dari gempa bumi yang terjadi dan 81 persen dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang wilayah Ring of Fire ini.

Salah satu yang terbesar di dunia yang pernah terjadi di Indonesia adalah gempa bumi Aceh 2004 silam.

Ring of Fire sebenarnya memiliki panjang lebih dari 40.000 km terbentang dari barat daya Amerika Selatan bagian timur hingga ke bagian ke tenggara benua Australia.

Mungkin ini terkesan menakutkan, namun kondisi geografis yang unik tersebut membuat Indonesia diberi anugerah spesial. Yaitu menjadi negara dengan potensi geothermal atau panas bumi terbesar di dunia.

Negara Terbesar Pengguna Panas Bumi Setelah AS

Amerika Serikat dan Filipina, Negara Pengguna Energi Panas Bumi Terbesar
info gambar

Pada 2015, International Geothermal Association, menempatkan Indonesia di posisi ketiga di dunia dalam daftar negara yang paling banyak menghasilkan listrik menggunakan energi panas bumi. Dengan jumlah penggunaan energi mencapai 1.197 megawatt (MW).

Namun pada 2018 asosiasi tersebut mengubah daftar urutannya. Lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) mencatat pasokan listrik dari energi panas bumi nasional bertambah sampai 116 MW sampai sepanjang kuartal pertama (Q1) 2018.

Hal tersebut membuat pasokan listrik dari panas bumi Indonesia mencapai 1.924,5 MW. Dengan meningkatnya angka tersebut, Indonesia berhasil menggeser posisi Filipina dan menduduki posisi kedua dengan negara terbesar pengguna listrik dari panas bumi di dunia setelah Amerika Serikat.

Mengutip Indonesia Investments, sekitar 40 persen cadangan energi panas bumi dunia ternyata terletak di bawah tanah Indonesia. Jadi sebenarnya, Indonesia bisa diperkirakan memiliki cadangan energi panas bumi terbesar di dunia. Hanya saja penggunaannya baru mencapai angka 4 persen saja dari total kapasitas panas buminya.

Pada 2016, Kementerian ESDM mencatat potensi energi panas bumi yang dimiliki Indonesia bisa mencapai 28.994 MW. Dari jumlah tersebut, potensi penggunaannya bisa mencapai 13.440 MW dengan cadangan sebesar 14.473 MW yang tersebar di 265 lokasi di seluruh Indonesia.

Jumlah energi tersebut, jika diukur menggunakan bahan bakar minyak, setara dengan lebih dari 200 miliar barel minyak.

Dan hingga saat ini energi panas bumi yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP) yang telah beroperasi di Indonesia baru ada di PLTP Sibayak (Sumatera Utara), PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), PLTP Lahendong (Sulawesi Utara), dan yang tertua adalah PLTP Kamojang (Jawa Barat).

Panas Bumi di Garut yang Belum Dieksplorasi Seutuhnya

PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat
info gambar

PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat merupakan tempat dikelolanya pembangkit listrik panas bumi tertua dan pertama di Indonesia. Sejak tahun 1983, PLTP unit pertama dibangun dengan kekuatan 30 MW. Hingga tahun 2020 kini sudah dibangun tujuh unit dengan total kapasitas 375 MW.

Penemuan energi di Garut tersebut berimbas pada penemuan ‘harta karun’ lainnya di sepanjang gugus pegunungan di Jawa Barat. Kesimpulannya, Jawa Barat dinobatkan menjadi daerah dengan potensi sumber daya energi panas bumi terbesar di Indonesia. Total kapasitas bisa mencapai 5.411 MW atau sekitar 20 persen dari total keseluruhan potensi yang dimiliki Indonesia.

Sampai saat ini sumur di Garut masih mengeluarkan uap panas bumi yang masih dimanfaatkan. Padahal sumur itu baru dibor sedalam 60 meter saja. Hal ini mengindikasikan bahwa panas bumi merupakan energi yang terbarukan.

Sejarah Penemuan Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Piero Ginori Conti Peneliti Geothermal Pertama Dunia
info gambar

Mengutip Geomagz, semua bermula dari Italia, tepatnya pada 4 Juli 1904. Pangeran Piero Ginori Conti kala itu menguji generator panas bumi pertama di Larderello, daerah selatan Tuscany. Baru pada 1911 dibangun pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di dunia.

Hal tersebut mendorong ahli geologi, gunung api, dan peminat kebumian di Hindia Belanda untuk mencoba menggali potensi panas bumi di tanah jajahannya. Salah satu yang sudah diperkirakan paling potensial adalah Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, pada Februari 1926, Volanologische Onderzoek atau Volacanological Survey milik pemerintah kolonial Belanda mengadakan pengeboran eksplorasi di Kawah Kamojang. Kala itu pemboran dangkal sudah dilakukan yaitu sebanyak lima sumur.

Sejak saat itu berbagai misi penelitian pun dilakukan oleh organisasi internasional. Antara lain Misi Gunung Api UNESCO (1964), Misi Eurafrep (1968), dan proyek bantuan bilateral Colombo Plan dari Geothermal Energy Ltd dari New Zealand (1971).

Baru pada 1978 pemboran kembali dilakukan dengan menjalin kerjasama bersama New Zealand. Mengingat bahwa negara tersebut kala itu dinobatkan sebagai pusat riset geothermal dunia.

Meskipun belakangan, New Zealand ingin memberikan titel tersebut kepada Indonesia setelah mengetahui bahwa Indonesia memiliki potensi yang lebih besar dan paling besar di dunia.

--

Sumber: Geomagz Kementerian ESDM | Kementerian ESDM | Nusantaranews.co | Indonesia-Investments.com | Antara| Kompas.com | Kumparan

--

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini