Benarkah Sabun Batang Lebih Ramah Lingkungan?

Benarkah Sabun Batang Lebih Ramah Lingkungan?
info gambar utama

Sabun merupakan salah satu barang yang umum digunakan untuk mencuci. Sabun sendiri hadir dalam kategori yang berbeda sesuai dengan kegunaannya. Mulai dari sabun colek, sabun batang hingga sabun cair.

Banyak orang memilih produk sabun sesuai dengan kenyamanannya masing-masing. Sebagian orang mungkin sudah meninggalkan penggunaan sabun batang. Namun, jika kamu ingin lebih memperhatikan lingkungan, kamu mungkin ingin beralih kembali menggunakan sabun batang.

Sabun batang vs. sabun cair

Faktanya, dikutip dari Health Line, sabun batang jauh lebih ramah bagi lingkungan dibandingkan dengan sabun mandi berjenis cair. Sabun batang cenderung minim akan pengemasan menggunakan plastik dan umumnya dikemas ke dalam kotak yang dapat didaur ulang.

Menurut Zero Waste, hanya dibutuhkan sekitar ⅕ energi untuk membuat sabun batangan dibandingkan dengan sabun cair konvensional. Selain itu sebagai tambahan, menurut Mind Body Green, sabun batangan umumnya lebih murah dibandingkan sabun cair dan dapat memakan waktu habis hingga beberapa pekan.

Hal ini tentu berbeda dengan penggunaan sabun cair yang umumnya sedikit lebih memakan biaya dan habis dalam jangka waktu lebih cepat. Membeli sedikit produk tidak hanya berarti lebih menghemat, tetapi juga mengurangi penggunaan pengemasan produk, energi dan sumber daya.

Sabun cair mengandung air dalam bahannya, sedangkan sabun batangan memiliki formula dengan penggunaan air lebih sedikit. Artinya, menggunakan sabun batang juga turut menghemat penggunaan air dan dapat mencegah kekurangan air pada masa depan.

Masih dari segi formulanya, sabun batangan umumnya hanya mengandung bahan aktif yang memang dibutuhkan. Karena formulanya tidak mengandung air, tidak perlu pengawet kimia apa pun untuk menghentikan bakteri berkembang biak.

Cara awet menggunakan sabun batang

ilustrasi sabun yang menggunakan wadah jarang-jarang agar sabun batang lebih awet. | Foto: Towfiqu barbhuiya/Unsplash
info gambar

Jika kita tidak tahu cara menggunakan dan merawat barang dengan baik, lama kelamaan akan mulai mengalami kerusakan dan membuat kita ingin membeli yang baru lagi. Begitu pula dengan beralih menggunakan sabun batang.

Sebagian orang mungkin merasa malas menggunakan sabun batang karena tidak terasa lebih praktis dari sabun cair. Belum lagi ia akan semakin menyusut dan menjadi lebih licin di tangan atau mudah patah saat digosokan ke tubuh.

Dikutip dari Mind Body Green, sabun batang juga berpotensi menjadi kembang biak bakteri kalau kita tidak menyimpannya dengan benar. Makanya, penting untuk mengetahui cara-cara menyimpan sabun batang dengan benar agar lebih awet digunakan dan terhindar dari bakteri.

Menurut dermatologist Zenovia Gabriel, M.D., FAAD penting untuk memastikan tempat penyimpanan sabun tetap kering dan membilasnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mengurangi kemungkinan ada bakteri yang akan ditransfer ke tubuh kita.

Merangkum penjelasan oleh Zero Waste, ada beberapa tips yang dapat kamu coba. Seperti menggunakan alas sabun yang jarang-jarang atau ada lubang di tengah-tengahnya. Hal ini berguna menghindari terbentuk genangan air yang dapat berpotensi menjadi perkembangbiakan bakteri serta membuat sabun berlendir.

Kamu juga dapat menjauhkannya dari shower atau tempat-tempat yang terkena cipratan air untuk menjaga sabun agar tetap kering saat tidak digunakan. Cara lainnya, gunakanlah soap foaming net. Alat ini berguna untuk membuat extra foam dari sabun batang, bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan sabun, memfilter air residu hingga kering dan membuat sabun bisa digunakan hingga tetes terakhir meski bentuknya sudah patah-patah kecil.

Teksturnya yang terbuat dari serat alami juga dapat dijadikan scrub. Setelah masa penggunaannya habis, soap foaming net dapat dikompos sehingga tidak membahayakan lingkungan.

Sabun batang berbahan ramah lingkungan

ilustrasi sabun batang ramah lingkungan. | Foto: Vitacost.com
info gambar

Merawat diri sembari merawat bumi. Kalau kamu juga memiliki kekhawatiran mengenai busa sabun batang yang dapat mencemari lingkungan, kamu mungkin ingin mempertimbangkan beberapa jenis sabun batang berbahan ramah lingkungan berikut ini.

Mengutip pemaparan Dwi Sawung dari kampanye Perkotaan dan Energi dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) oleh Mongabay, produk sabun mandi dan sabun cuci yang memiliki banyak kandungan deterjen dan sulfat dapat membuat biota-biota di aliran air mati. Sedangkan dari segi kesehatan, zat paraben juga bersifat karsinogenik.

Di sisi lain menurut Adika Tirta Daya, para ahli juga menyebutkan senyawa yang terkandung pada limbah air sabun dapat mengurai lapisan lendir pada ikan dan merusak insangnya. Hilangnya lapisan ini akan membuat ikan kehilangan kemampuannya untuk melindungi diri dari bakteri dan parasit. Ikan yang telah terpapar saat hidup di perairan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi manusia.

Kandungan fosfat yang ada di dalam limbah air sabun juga berpotensi memicu iritasi pada kulit. Apabila dibiarkan terus-menerus akan membuat penimbunan fosfat pada kulit yang dapat menyebabkan kanker.

Bahaya lainnya dari limbah air sabun adalah terjadinya eutrofikasi air yaitu pertumbuhan tidak terkendali tanaman eceng gondok dan ganggang di atas permukaan air. Kedua tanaman ini dapat menghalangi sirkulasi sinar matahari serta oksigen yang dibutuhkan bagi biota air. Jika dibiarkan, keseimbangan ekosistem di dalam air dapat terganggu. Biota air bisa mati atau mengalami kepunahan.

Penggunaan sabun herbal disebut dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan proses produksi sabun. Melansir dari Mongabay, di antaranya seperti sabun herbal milik Anastasia Wiraatmadja yang memproduksi sabun ramah lingkungan bebas bahan kimia, vegan-friendly dan bebas dari minyak kelapa sawit.

Meski berbahan alami, kualitas sabun botani ini tidak kalah dengan sabun-sabun yang diproduksi secara pabrik dan tersedia di pasaran. Bahan-bahan alami yang digunakan justru memiliki banyak manfaatnya masing-masing bagi kulit tubuh.

Kendati belum menjadi pilihan umum bagi masyarakat, jika kamu tertarik beralih menggunakan sabun batang berbahan ramah lingkungan, kini telah tersedia berbagai macam jenis sabun dengan bahan yang lebih ramah lingkungan dijajakan di e-commerce. Kamu dapat menyesuaikannya dengan budget dan kebutuhan yang kamu perlukan.

Referensi: Mongabay | Health Line | Zero Waste | Adika Tirta Daya | Mind Body Green

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini