Kisah Kicau Burung Arwah yang Menjaga Keindahan Danau Kelimutu

Kisah Kicau Burung Arwah yang Menjaga Keindahan Danau Kelimutu
info gambar utama

Hampir seabad silam, tepatnya pada tahun 1915, peneliti asal Belanda bernama BCChMM van Suchtelen sudah sangat takjub dengan fenomena perubahan-perubahan warna air di tiga kawah Kelimutu.

Kawah Tiwu Ata Polo sering menunjukkan warna merah darah, Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai berwarna hijau zamrud, dan Kawah Tiwu Ata Mbupu berwarna putih. Karena itu, Kelimutu juga sering disebut Danau Triwarna.

10 Danau Terluas di Indonesia

Kalangan ilmuwan dan peneliti memberikan informasi, kandungan berupa garam, besi sulfat, mineral lain, serta tekanan gas aktivitas vulkanik maupun sinar matahari menjadi faktor penyebab perubahan warna air danau pada Gunung Kelimutu.

“Aktivitas kegempaan juga dapat mengubah warna kawah danau. Fenomena geologis ini memang sungguh unik dan hanya terjadi di Danau Kelimutu Indonesia. Di negara lain, antara lain Italia dan Selandia Baru, kalaupun ada, perubahan warna airnya tidak signifikan dan tidak beraneka warna,” kata peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung yang dimuat Tanah Air: Kelimutu, Dijaga Kicau Burung Arwah terbitan Litbang Kompas.

Dijaga burung arwah

Samuel Oktora dan Khairul Anwar menyebutkan pesona Kelimutu bukan itu saja. Di kawasan seluas 5.356,5 hektare itu juga mudah ditemukan aneka jenis flora dan juga satwa yang terhitung langka.

Misalnya saja Burung garugiwa (Pachycephala nudigula) yang merupakan burung berkepala hitam, sedangkan badan, sayap, hingga ekor berwarna hijau kekuningan. Hewan ini merupakan spesies endemik di sana dan tidak terdapat di tempat lain.

Disebutkan oleh Samuel, ketika menuju puncak kawah Danau Kelimutu sekitar pukul 08.00 WITA, terdengar aneka suara unik burung garugiwa jantan. Semarak kicauan burung tersebut saling bersahutan.

Danau-danau Penuh Pesona di Atas Gunung

Hewan ini seperti telah mengerti tugasnya yakni menghiasi pagi di Danau Kelimutu layaknya sambutan selamat datang yang ramah. Burung garugiwa berkicau mulai pukul 06.00 hingga 10.00 saja.

Tetapi dicatatnya, kicauan burung ini berbeda-beda di atas permukaan laut, ada sekitar 12 kicauan. Menurut penduduk setempat, pada ketinggian lebih dari 1.400 meter di atas permukaan laut, terdapat burung-burung yang memiliki 17 kicauan.

“Karena itu, masyarakat di sini ada yang menyebutnya burung arwah. Selain sulit ditangkap, burung itu juga hanya muncul saat tertentu,” kata Muhammad Seni, pedagang kopi di sekitar Danau Kelimutu.

Pesona Indonesia

Selain burung arwah, masyarakat setempat juga meyakini bahwa perubahan warna air kawah Danau Kelimutu juga sebagai tanda akan terjadinya peristiwa di negeri ini. Tanda-tanda ini muncul dari perubahan warna air kawah.

Misalnya ketika adanya gempa bumi di Tasikmalaya, Jawa Barat dan Sumatra Barat, bahkan ketika merebaknya skandal kasus Bank Century, masyarakat menyebut didahului oleh perubahan warna kawah.

Keajaiban alam Danau Kelimutu, begitu pula mitos yang dipercayai secara nyata melalui ritual magis, memberikan pesona luar biasa. Hal ini belum lagi di Kelimutu terdapat arboretum, hutan mini seluas 4,5 hektare.

Perubahan Warna Danau Tiga Warna Kelimutu dan Mitos Munculnya Peristiwa Baru

Tempat ini merupakan habitat dari berbagai jenis pohon yang mewakili potensi biodiversitas Taman Nasional Kelimutu. Di sana terdapat aneka flora yang jumlahnya 78 jenis pohon, yang berkelompok dalam 36 suku.

Di antara flora itu adalah yang endemik yakni uta onga (Begonia kelimutuensis) dan turuwara (Rhododendron renschianum). Juga kawanan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang memerlukan bantuan pawang untuk menyaksikannya.

“Sayangnya, Danau Kelimutu belum dipromosikan secara optimal. Padahal, banyak orang ingin menikmati pesona alam Indonesia yang fenomenal tersebut,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini