Inilah 5 Cara Hidup Bahagia menurut Riset Sains Terbaru!

Inilah 5 Cara Hidup Bahagia menurut Riset Sains Terbaru!
info gambar utama

Apakah saya bisa hidup bahagia dan meminimalisir penderitaan?. Siddartha Gautama Buddha 2500 tahun lalu telah melakukan pertapaan di bawah pohon Bodi untuk merenungi pertanyaan tersebut.

Setelah keluar meninggalkan kemewahan istana menuju kehidupan penuh nestapa, ia akhirnya menyimpulkan bahwa hidup bahagia utamanya tidak ditentukan oleh lingkungan, baik kemiskinan maupun kemewahan.

Kebahagiaan menurutnya dicapai dengan pikiran yang benar, tindakan yang benar dan jalan hidup yang benar.

Pasca 25 abad kehidupan Buddha, spekulasi filsafat dan ajaran agama tentang hidup bahagia disempurnakan oleh berbagai riset ilmiah.

Aneka uji laboratorium, pemindaian otak, survey opini publik, dan riset eksperimental lainnya menjawab pertanyaan yang sama tentang apa sumber hidup bahagia.

Penasaran? Simak ulasan singkat berikut ini.

1. Menata Hubungan Pribadi (Personal Relationship)

Apa yang membedakan antara 10 persen individu paling bahagia dengan 10 persen individu paling tidak bahagia?

Salah satu faktornya menurut berbagai riset akademik adalah kualitas hubungannya dengan orang-orang di sekitar maupun komunitas masyarakatnya.

Misal riset dari G. Sandstrom dan E. Dunn (2014) yang menyimpulkan bahwa mereka yang dikelilingi oleh keluarga dan sahabat yang hangat dan akrab jauh lebih tinggi level kebahagiaannya daripada mereka yang hidup terisolasi dan menyendiri.

Kiranya ungkapan Jean Paul Sartre, filsuf Prancis, yang mengatakan “the other is hell” perlu ditafsirkan ulang tentang apa makna hidup menyendiri.

Dan yang paling penting dari membangun hubungan personal dengan orang lain adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.

2. Membangun Sikap Hidup Positif (Positivity)

“Whether you think you can, or you think you can not, you're right.”

Begitulah kata Henry Ford, pelopor industri massal dalam dunia otomotif yang komitmen menjalani sikap hidup positif.

Membangun sikap hidup positif dapat dimulai dari menumbuhkan optimisme dan rasa syukur atas segala potensi dan sumber daya yang kita miliki.

Satu riset terkenal dari Universitas California yang dipimpin oleh Robert Emmon meneliti 1000 orang dalam kurun waktu 10 tahun. Penelitian ini dikenal dengan Journal of Gratitute.

Kesimpulan dari riset tersebut adalah mereka yang selalu bersyukur lebih bahagia dan lebih baik kualitas hidupnya daripada mereka yang sering mengeluh.

3. Terlibat Sepenuh Hati (Passion) Dalam Berbagai Aktivitas

Yakini dulu Anda telah meletakkan kaki di tempat yang benar. Selanjutnya jangan goyah, walau badai datang.” Begitulah kata Abraham Lincoln yang menyinggung soal Passion.

Pada tahun 1970, sebuah riset dilakukan oleh Universitas Chicago yang diberi judul Experience Sample Method (ESM) yang melibatkan 2300 responden.

Riset ini ingin menguji puncak emosi positif yang kini dikenal dengan istilah FLOW dari beragam aktifitas para responden.

Kesimpulan dari riset tersebut adalah mereka yang mampu mencapai titik flow dalam berbagai aktifitasnya jauh lebih bahagia daripada mereka yang hidupnya hanya melalui rutinitas belaka.

Pada 2013, Psikolog Angela Duckworth mempublikasi risetnya tentang apa yang paling menentukan kesuksesan seseorang. Ia mengobservasi beragam situasi hidup dari respondennya

Ia lalu menyimpulkan bahwa faktor dominan kesuksesan bukanlah kecerdasan (IQ/EQ), kekayaan, atau penampilan fisik, melainkan passion dan kegigihan untuk mencapai mimpi jangka panjang.

Inilah yang kemudian ia sebut sebagai The True Grit.

4. Pentingnya Kemenangan Kecil (Small Winning)

Ada satu petuah yang cukup populer berkata “kemenangan memberimu kebahagiaan, kekalahan memberimu kebijaksanaan”.

Kita sepenuhnya sadar bahwa tidak semua orang berkesempatan mengukir kemenangan besar (life achievement), apatahlagi menginspirasi banyak orang bahkan dunia.

Namun tanpa perlu berkecil hati, meraih kemenangan-kemenangan kecil (small winning) juga dapat membangkitkan gelora hidup dan mendorong kita untuk melakukan hal-hal positif yang lebih besar lagi.

Riset dari Teresa Amabile dan Steven Kremer (2011) yang dilakukan selama 15 tahun menguji pengaruh kemenangan kecil (small winning) terhadap pencapaian target hidup responden.

Riset yang dipublikasikan oleh Harvard Businnes Review ini menyarankan bahwa sangat penting membuat target-target kecil yang terukur dan mudah dicapai guna menciptakan persepsi menang.

Bahkan untuk mencapai target hidup yang besar pun, perlu dijabarkan ke dalam target-target kecil agar mudah mendatangkan perasaan kemenangan-kemenangan kecil (small winning).

5. Mengembangkan Kehidupan Spiritual (Spiritual Life)

Tatkala ketidakadilan begitu jumawa, berdiam diri adalah pengkhianatan. Ini saatnya kita bersikap. Barangkali sikap kita tidak populer, tidak disukai, bahkan berbahaya. Namun kita tahu sikap ini harus diambil karena hati kita meyakininya.”

Itulah penggalan orasi Martin Luther King yang memimpin protes diskriminasi kulit hitam di Rosa Park, pada 1995.

Ia adalah satu contoh dari pribadi yang telah mencapai kematangan spiritual dalam hidupnya. Kecerdasan spiritual diartikan sebagai kemampuan melihat kehidupan yang bermakna dan punya tujuan yang lebih besar.

Dalam hidup yang berdimensi spiritual menghendaki adanya suasana perjuangan dan pengorbanan. Spiritual life melampui hidup yang bermateri dan kepentingan pribadi. Inilah yang disebut sebagai meaningful life (hidup yang bermakna).

Riset Roy Bauemeister (2013) yang mengkaji hubungan antara pilihan hidup yang bermakna dengan level kebahagiaan menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif di antara keduanya.

Demikianlah 5 kunci hidup bahagia yang telah diuji secara saintifik oleh para pakar di bidangnya. Menjalaninya tidak membatasi seseorang oleh apa latar belakang agama, suku, ras maupun gendernya

Semua orang berpeluang melakukannya. Selamat mencoba!

Referensi: JA. Denny. 2017. Bahagia itu Mudah dan Ilmiah. Jakarta: Inspirasi Book Project

Bandingkan juga cara hidup bahagia menurut filsafat Stoikisme dan Filsafat Taoisme

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini