Mengenal Pandemic Fund: Tonggak Penting Atasi Kesenjangan Global untuk Hadapi Pandemi

Mengenal Pandemic Fund: Tonggak Penting Atasi Kesenjangan Global untuk Hadapi Pandemi
info gambar utama

Gelaran KTT G20 Bali mungkin telah usai, namun euforia terlebih hasil kesepakatan dan perjanjian kerja sama organisasi tersebut masih disorot dan menjadi perhatian.

Membahas berbagai sektor, salah satu bidang yang juga menjadi isu pembahasan dan pada akhirnya menghasilkan beberapa kesepakatan di antaranya adalah sektor kesehatan. Salah satu program yang lahir dan melaporkan pertumbuhan cukup baik di antaranya adalah inisiasi Pandemic Fund.

‘Pandemic Fund’ awalnya dikenal dengan ‘the Financial Intermediary Fund for Pandemic Prevention, Preparedness, and Response (FIF-PPR)’. Inisiasi tersebut secara resmi diluncurkan oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), dalam rangkaian KTT G20 Presidensi Indonesia di Bali.

Belajar dari situasi sebelumnya, pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global. Untuk itu, Presidensi G20 Indonesia mendorong arsitektur kesehatan global di mana dunia harus memiliki kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi dan membangun ekosistem kesehatan yang tersinergikan lintas negara.

Sebenarnya, program Pandemic Fund ini menyasar target pembiayaan sebesar 31,1 milliar dolar AS untuk PPR pandemi. Hingga kini, diketahui jika pembiayaan dan komitmen finansial yang terkumpul sudah menyentuh angka 1,4 miliar dolar AS.

Komitmen finansial tersebut diperoleh dari 24 donor baik dari negara G20, negara non-G20, dan lembaga filantrofi.

Tak semata-mata diperoleh dengan mudah, menurut studi Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia, pencapaian tersebut diperoleh melalui Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20, yang telah membentuk Pandemic Fund pada 8 September 2022.

Harapannya, komitmen finansial tersebut akan terus bertambah seiring peningkatan kepercayaan dan minat global untuk berkontribusi pada dana tersebut.

Pada acara Launching of the Pandemic Fund tersebut, Presiden Jokowi berterima kasih atas upaya kolektif, berkelanjutan dan komitmen yang sudah dilakukan kepada semua pihak yang terlibat.

Tak hanya itu, Jokowi juga mengajak semua pihak untuk mendukung beberapa inisiatif yang ada terkait kesehatan global seperti pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan.

“Pembentukan Dana Pandemi dan komitmen awal kontribusi ini merupakan sebuah langkah awal yang baik. Namun demikian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan dana ini mencapai tujuan yang dicita-citakan,” tegas Presiden Jokowi.

Perkuat Arsitektur Kesehatan Global, Task Force G20 Raih Komitmen Finansial Rp21,9 Triliun

Akan dialokasikan ke mana dana Pandemic Fund?

Menkeu Sri Mulyani dan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam peluncuran Pandemic Fund | Dok. Kemenkes
info gambar

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, jika dana pandemi ini akan ditargetkan sebagai katalisasi untuk sumber dana jangka panjang bagi penanggulangan pandemi, insentif bagi negara untuk meningkatkan investasinya terhadap PPR, serta penguatan koordinasi antar organisasi internasional.

“Dana Pandemi akan memainkan peran kunci dalam menjembatani kerja sama di antara anggota G20 baik negara maju maupun berkembang, anggota non-G20, dan pemangku kepentingan, termasuk filantropi, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil,” ujarnya.

Keberhasilan program yang diinisiasi dan didorong oleh pemerintah Indonesia ini pun disambut baik oleh perwakilan dari sejumlah pihak besar dan berpengaruh, salah satunya Presiden Bank Dunia, Malpass.

“Dana pandemi adalah bukti adanya koordinasi global.” ujar Malpass.

Nantinya, dana pandemi ini akan dikelola bersama oleh para kontributor dan perwakilan penerima, dan mitra lainnya dengan menggunakan mekanisme pengelolaan Bank Dunia atau disebut sebagai Wali Amanat (Trustee).

Terkait pengaturan strategis termasuk peruntukan pendanaan dan tata kelola Dana Pandemi, nantinya akan dilakukan oleh Dewan Pengelola (Governing Board) yang dipimpin oleh co-chairs, Chatib Basri dari Indonesia dan Daniel Ngajime, Menteri Kesehatan Rwanda. Sementara untuk panduan teknis pelaksanaan termasuk kesekretariatan akan melibatkan WHO.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa dana pandemi merupakan tonggak penting dalam perbaikan pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan (PPR) pandemi global.

“Presidensi Indonesia akan segera berakhir. Kami telah menapaki jalan yang telah dilalui Presidensi Italia, dan kami pasti akan meninggalkan jejak untuk Presidensi berikutnya. Kami berharap India sebagai Presidensi berikutnya dapat membawa kami ke dunia yang lebih baik, dunia yang lebih sejahtera, dan dunia yang lebih aman untuk generasi yang akan datang,” pungkas Menteri Budi.

Peluncuran dana pandemi ini telah menunjukkan kepada dunia bahwa G20 mampu menghasilkan aksi nyata yang dapat berdampak salah satunya melalui penguatan arsitektur kesehatan global, dan sudah pasti Indonesia terlibat aktif di dalamnya.

Sederet Kerja Sama Baru RI dengan Luar Negeri Berkat KTT G20

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini