Elang Bondol, Burung Maskot DKI Jakarta yang Dilindungi

Elang Bondol, Burung Maskot DKI Jakarta yang Dilindungi
info gambar utama

Di benak sebagian orang, Monumen Nasional adalah salah satu hal yang sangat melekat sebagai ikon DKI Jakarta. Memang, bangunan ini memiliki sejarah tersendiri sekaligus menjadi daya tarik pariwisata di Jakarta.

Namun, itu adalah ikon atau landmark khusus dari sebuah kota. Kalau bicara soal maskot yang melambangkan kota ini, maka jawabannya adalah elang bondol.

Ya, satwa ini bersama dengan salak condet menjadi maskot dari Jakarta.

Mungkin, sebagian orang masih banyak yang belum mengenal satwa yang satu ini. Walaupun sebenarnya kalau warga yang bermukim di Jakarta sudah sering melihat monumen atau gambarnya, hanya saja tidak mengetahui kalau satwa tersebut adalah Elang Bondol.

Di Jakarta, dulunya satwa ini kerap ditemukan di wilayah Kepulauan Seribu. Namun, satwa ini kondisinya sudah tergolong langka. Mari ketahui lebih lanjut mengenai burung yang satu ini serta bagaimana kehidupan dan upaya konservasinya.

Alap-Alap Kawah, si Burung Pengembara yang Mampu Melesat 390 Km/jam

Tinggal di pesisir

Elang bondol ini memiliki nama ilmiah Haliastur Indus. Buru predator ini tergolong sebagai Accipitridae. Di Indonesia, burung ini bisa kita temukan pada berbagai wilayah di pulau Jawa, Sumatra, Bali, hingga Kalimantan.

Secara fisik, elang bondol ini memiliki tubuh yang berwarna kecoklatan hingga coklat kemerahan. Sementara itu, mulai pada bagian dada, leher, hingga seluruh kepala, bulunya berwarna putih. Dari segi ukuran, elang ini tidak terlalu besar, yaitu sekitar 43-51 cm Ekornya juga tergolong pendek namun bentangan sayapnya cukup lebar

Biasanya, Elang ini hidup di wilayah pesisir pantai atau daerah hutan bakau. Di habitatnya inilah hewan predator yang satu ini mencari mangsa buruannya yang juga banyak merupakan hewan-hewan khas pesisir. Mulai dari kerang, kepiting, dan ikan. Selain itu, elang bondol juga memburu reptil, serangga, dan hewan-hewan kecil lainnya.

Kalau dari sifatnya, hewan elang bondol ini senang untuk bergerombol. Bahkan, bisa mencapai ratusan ekor dalam sebuah rombongan. Ketika mencari mangsa pun ia sangat lihai dan agresif, bahkan saat di udara sekalipun. Ketika terbang, hewan ini bisa mencapai ketinggian hingga 1500 meter.

Mengenal Elang Jawa, Burung Legendaris Penjelmaan dari Garuda

Upaya konservasi

Dari tahun ke tahun, memang populasi elang bondol ini semakin menurun, apalagi seiring dengan meningkatnya pembangunan. Belum lagi dengan adanya aksi dari orang tak bertanggungjawab yang menjadikannya sebagai hewan buruan untuk dijual kembali di pasar gelap.

Karena berbagai faktor tersebut, status elang ini pun berubah menjadi dilindungi. Hal ini ditetapkan dalam UU No.5 Tahun 1990 dan diatur dalam PP No.106 Tahun 2018. Bahkan, dilansir dari mpr.unas.ac.id, per awal tahun 2021, jumlah burung ini hanya ada sekitar 32 ekor.

Kini, tempat untuk pelestarian elang bondol ada di Pulau Kotok. Untuk mencapainya, butuh waktu sekitar 60 menit menggunakan perahu dari Kota Jakarta.

Wilayah konservasi ini merupakan sebuah inisiasi dari Lembaga Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal, dan International Animal Rescue (IAR) pada tahun 2005 silam.

Dalam pusat konservasi ini, setidaknya ada 3 bagian utama yang memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing. Untuk bagian pertama, ada tempat yang berisikan elang bondol yang punya kondisi sehat. Mereka dirangsang untuk menumbuhkan naluri alamiahnya lagi di tempat ini.

Bila mereka sudah memiliki naluri yang baik, maka dipindahkan ke tempat selanjutnya. Yang mana, hewan ini mulai dibuat berjarak satu sama lain dan diberikan hewan hidup untuk semakin merangsang insting memangsanya.

Terakhir, jika hewan tersebut sudah memiliki sifat atau naluri yang semakin baik, maka elang ini akan dipindahkan ke tempat sosialisasi atau SOS 2. Yang mana tempat ini merupakan wilayah yang harus terbebas dari suara ataupun aktivitas manusia. Sehingga, suasananya pun juga dibuat layaknya habitat elang bondol yang sesungguhnya di alam liar.

Mengenal Kancil, Pelanduk Terkecil Di Dunia Asal Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini