Situs Gondang: Cagar Budaya Zaman Mataram Kuno yang Bisa Ubah Narasi Sejarah

Situs Gondang: Cagar Budaya Zaman Mataram Kuno yang Bisa Ubah Narasi Sejarah
info gambar utama

Tim gabungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaannya (Disparbud) Trenggalek serta Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jatim kembali menemukan arca pada proses ekskavasi situs Gondang.

Kepala Disparbud Trenggalek Sunyoto mengatakan pada ekskavasi hari Rabu ditemukan satu arca, sedangkan pada Kamis (10/11/2022) tim menemukan dua arca dan sejumlah hapsari (ornamen).

Sementara itu pada ekskavasi hari Jumat (10/11/2022) ditemukan empat hapsari dari tanah liat. Dari beberapa arca yang sudah ditemukan sejak melakukan proses ekskavasi memang terbuat dari terakota atau tanah liat.

“Kalau yang ditemukan kemarin itu dua dari batu dan satu terakota. Kemudian untuk yang hari ini empat-empatnya dari terakota, namun ukurannya beda-beda, ada yang besar dan ada yang kecil,” kata Sunyoto yang dimuat Detik.

Menelusuri Candi Kayen: Jejak Peradaban Awal India yang Masuk ke Nusantara

Menurutnya progres ekskavasi yang dilakukan selama sepekan tersebut ternyata menunjukan hasil yang memuaskan, karena banyak ditemukan arca dan hapsari di lokasi Situs Gondang.

Hal ini jelas Sunyoto sangat membantu proses identifikasi terhadap semua temuan selama ekskavasi, berapa jumlahnya, ukuran dan jenis. Karena itu Disparbud Trenggalek akan menunggu hasil identifikasi dan rekomendasi dari BPK wilayah XI Jatim.

“Untuk ekskavasi tahap dua ini memang cukup terbatas, hanya satu minggu. Semoga tahun depan ada anggaran untuk melanjutkan ekskavasi dan lebih detail lagi,” tegasnya.

Penemuan lanjutan

Sebelumnya Tim arkeologi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur menemukan tiga arca utuh dan struktur bangunan pada Juli 2022. Tiga arca ini diidentifikasi sebagai patung Agastya, Mahakala, dan Apsari.

“Tiga arca itu terdiri atas Agastya, Mahakala, dan Apsari. Tiga arca ini terbuat dari batu andesit, batu kapur dan ada juga dari terakota. Dengan temuan ini, total ada lima arca yang ditemukan di Situs Gondang, dua di antaranya pada 2018 lalu,” kata Pamong Budaya Ahli Madya BPCB Jawa Timur, Mohammad Said yang dimuat dari Antaranews.

Selain menemukan tiga buah arca, tim BPCB Jatim juga menemukan struktur batu bata berukuran 6 x 6 meter. Dari analisa sementara, konstruksi itu diduga adalah kaki dari sebuah candi.

Situs Planggatan: Bangunan Tempat Bermukim Orang Suci di Lereng Gunung Lawu

“Ukuran candi adalah 6 x 6 meter. Kemudian lapisan batu dalam yang ditemukan sembilan lapis. Batu bata lumayan besar, kalau dilihat dari dimensinya berbeda dengan tinggalan Majapahit. Mungkin ini lebih tua,” katanya.

Mengubah narasi sejarah

Sunyoto juga meyakini bahwa Situs Gondang merupakan peninggalan era Mataram Kuno. Hal ini sekaligus menjadi temuan baru, karena selama ini peninggalan Mataram Kuno banyak ditemukan di wilayah Jawa bagian tengah dan utara.

“Menurut bapak-bapak dari arkeolog itu bisa jadi temuan ini akan mengubah narasi sejarah Indonesia, karena apa, karena kan diperkirakan Mataram Kuno dari abad 10, biasanya temuannya di wilayah tengah dan utara, tapi ini di Trenggalek kok ada berarti kan ada perubahan, ternyata lewat selatan juga,” jelasnya,

Di sisi lain, Pamong Budaya Ahli Madya BPK Wilayah XI Jatim, Andi Mohammad Said mengakui meski berukuran kecil, Situs Gondang ternyata memiliki banyak temuan dan relatif lengkap.

Situs Raos Pacinan: Bukti Aliansi antara Majapahit dan Mongol di Tanah Jawa

“Walau dimensinya kecil, cukup kaya kelihatannya candi ini, ada beberapa ragam yang ditemukan dari bata ada hapsari dari terakota kemudian manakala itu sama yang terdapat di Prambanan,” ungkapnya,

Pihaknya memperkirakan masih banyak benda-benda lain yang terkubur dalam situs tersebut. Karena itu pihaknya belum bisa melakukan ekskavasi secara mendetail karena keterbatasan waktu dan anggaran.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini