Patut Dibanggakan, Batu Bata Jadi Potensi Utama di Sukajadi Induk

Patut Dibanggakan, Batu Bata Jadi Potensi Utama di Sukajadi Induk
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Hai, Kawan GNFI kita tahu bahwa setiap daerah pasti memiliki potensi yang menjadi ciri khas daerahnya. Ada yang berpotensi menjadi tempat berwisata karena keindahan alamnya. Ada juga yang berpotensi karena sumber daya alamnya yang berlimpah. Semua potensi itu bisa dikembangkan sehingga memberi pemasukan bagi daerah tersebut.

Banyuasin dan Potensi Tanah Lempungnya

Di tahun 2011 saya sudah tinggal di Banyuasin meskipun hanya setahun. Banyuasin adalah kabupaten di Sumatra Selatan yang menaungi wilayah tempat tinggal saya sekarang ini. Di sinilah saya mengenal kekhasan daerahnya.

Di Banyuasin, khususnya di kelurahan Sukajadi Induk, Talang Kelapa memiliki potensi yang besar, yaitu pada tanah lempungnya. Beberapa warga melihat peluang dari tanah lempung yang ada di sekitar dan memanfaatkannya dengan membuat usaha batu bata dan genting. Usaha ini sudah ada jauh sebelum tahun 2011.

Usaha batu bata dan genting ini tentu saja membantu perekonomian penduduk di sekitar. Selain tanah lempung yang bisa dijadikan bisnis yang menjanjikan, bekas galiannya pun (yang telah membentuk kolam luas dan dengan kedalaman yang berbeda) tentu saja bisa dimanfaatkan. Beberapa penduduk memanfaatkannya dengan membudidayakan ikan dan menjadi kolam pemancingan. Ikan yang dibudidaya di kolam-kolam itu kebanyakan adalah ikan nila atau mujair, lele, dan patin.

Lahan Pertanian dengan Pengolahan yang Baik

Ada keberkahan tersendiri dari tanah lempung ini bagi masyarakat. Meskipun tanah lempung ini memiliki kekurangan seperti kurang cocok untuk area pertanian. Namun, dengan kejelian dan daya kreatif warga, semuanya bisa dan menjadi berkah.

Selain itu, warga yang kreatif dan memiliki lahan yang luas dan masih bisa melihat kemungkinan untuk memanfaatkan tanah mereka, maka mereka tidak akan membuiarkan tanahnya terbengkalai. Sebagian kecil warga berusaha mengolah tanah lempung itu menjadi tanah pertanian. Tanaman yang dibudidayakan di sini pun adalah tanaman yang tidak membutuhkan tingkat kegemburan tanah yang baik. Hanya ada beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam di sini. Itu pun setelah melewati prroses pengolahan lahan.

Tidak semua tanaman bisa bertahan di tanah lempung ini. Warga sangat paham tentang tanaman apa saja yang bisa tumbuh di daerah ini. Beberapa tanaman yang berhasil dibudidayakan di sini seperti ketela pohon, kangkung, kemangi, cabai, dan beberapa wilayah ditanami sawi.

Berpikiran Terbuka

di sini saya tahu bahwa banyak warga yang sudah berpikiran terbuka dan mau mendengarkan ususlan. Mereka tidak mengeluhkan keadaan tanah yang kurang subur. Mereka bahkan mengolah kekurangan itu menjadi kelebihan.

Pemanfaatan tanah lempung untuk dijadikan batu bata dan genting di daerah Banyuasin Induk ini banyak melibatkan kaum perempuan. Sebagian ibu-ibu banyak bekerja di pabrik batu bata. ibu-ibu ini menjadi bagian yang penting dalam proses pembuatan batu bata dan genting.

Proses Pembuatan Batu Bata dan Genting

Ilustrasi Pengrajin Batu Bata | Foto: Republika Online
info gambar

Beberapa bedengan dan gundukan tanah lempung yang baru saja dikeruk dari dalam kolam setinggi sekitar 5 meter bisa digarap hanya dalam beberapa hari. Gundukan inilah yang nantinya akan mengikuti proses yang panjang. Pekerja yang ada pung melakukan pekerjaannya bersama-sama, termasuk wanita pekerja.

Proses pengolah tanah lempung ini ada yang manual menggunakan tenaga manusia dan ada yang memanfaatkan mobil penggiling (molen). Penggilingan ini dilakukan untuk melembutkan tanah lempung itu. Penggunaan molen pun lebih efektif dan efisien karena bisa langsung mencetak batu bata. setelah itu, tanah lempung itu dikerik dan dibakar.

Jika menggunakan proses manual, maka tenaga pekerja yang banyak digunakan dimulai dari tangah yang dilembutkan dengan menginjak-injak, mencetak dengan pencetak yang ada, mengeringkan, dan membakar. Penggunaan molen lebih unggul dari manual, tetapi tidak semua pengusaha batu bata yang memiliki molen ini.

Itulah kabar baik yang bisa dilakukan oleh warga Banyuasin terhadap potensi tanah lempungnya, Kawan GNFI. Batu bata dan genting dari Banyuasin ini telah berhasil dijual sampai ke pelosok Sumatra Selatan. Keberkahan itu membuat sebagian warga di Banyuasin bersyukur sekaligus bangga pada kehidupannya meskipun harus bergelut dengan kotoran dari tanah lempung.

Referensi:Kabupaten Banyuasin

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini