Salah Kaprah Zero Waste dan Cara Asyik Mulai Prinsip Hidup Minim Sampah Plastik

Salah Kaprah Zero Waste dan Cara Asyik Mulai Prinsip Hidup Minim Sampah Plastik
info gambar utama

Apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar kata Zero Waste?

Bagi orang awam, jika menilik padanan atau terjemahan katanya mungkin akan diartikan sebagai prinsip dan konsep kehidupan yang sama sekali tidak menghasilkan sampah.

Artinya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang menganut prinsip zero waste sama sekali tidak menggunakan barang atau produk yang berpotensi menjadi sampah. Bahkan, seringnya istilah ini dikaitkan dengan paham antiplastik.

Jika masih berpikiran demikian, lebih baik buang jauh-jauh anggapan atau pemahaman tersebut. Karena nyatanya, hal itu sudah terlalu lama dan banyak menimbulkan salah kaprah yang hidup di tengah masyarakat.

Lalu, seperti apa sebenarnya konsep zero waste dan bagaimana langkah awal jika seseorang ingin mulai menganut prinsip satu ini dalam kehidupan sehari-hari?

Wajib Tahu, Ini Perkembangan Asyik Pengelolaan Sampah Plastik Indonesia di Masa Kini

Pemahaman penting zero waste

Pendiri Zero Waste Indonesia yakni Maurilla Sophianti, menjelaskan lebih detail mengenai apa pemahaman yang sebenarnya dari konsep zero waste, dalam dalam acara Talkshow ‘Good Movement’ dari Good News From Indonesia (GNFI), bertajuk Belajar Asik Kelola Sampah Plastik, pada Selasa (20/12/2022).

Sebagai permulaan, Maurilla juga ingin menanamkan pemahaman bahwa setiap barang atau produk yang selama ini sudah tak terpakai atau hanya dipandang bersifat sekali pakai, sejatinya masih memiliki nilai tambah dan bisa dimaksimalkan.

“Kita bukan menggunakan kata sampah, tapi sisa konsumsi karena pada dasarnya masih bisa lebih dimaksimalkan lagi, bukan semata-mata sampah yang gak bisa diapa-apain” ungkap Maurilla.

Hal menarik yang disampaikan Maurilla adalah, ia menilai jika kebiasaan membuang sampah pada tempatnya saja tidak cukup. karena hal itu hanya akan mendorong setiap orang untuk semakin banyak menggunakan barang atau produk baru, tanpa tahu dampak setelahnya. Dan menurutnya, proses sebuah barang pakai adalah proses yang sangat kompleks dan perlu dipertanggungkawabkan.

Berangkat dari kondisi tersebut, salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah dengan menerapkan prinsip zero waste, yang tujuannya memperpanjang siklus hidup dan memaksimalkan sumber daya agar tidak berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA).

Bersamaan dengan organisasi yang didirikan, Maurilla memiliki misi besar dalam hal meluruskan miskonsepsi atau pemahaman masyarakat terhadap konsep zero waste.

“Sebagai manusia udah pasti kita menghasilkan sampah dan ada sisa konsumsi. Sebisa mungkin kita memang harus mencegah supaya tidak menghasilkan sampah, tapi akan ada kondisi di mana kita merasa ini (mengurangi sampah) adalah sesuatu yang sulit, karena sistem ekonomi saat ini belum terlalu mendukung gaya hidup ini” papar Maurilla lagi.

Maksudnya, miskonsepsi yang sering muncul di kalangan masyarakat tentang zero waste kerap dipandang sebagai prinsip hidup nol sampah atau antiplastik.

Padahal sebenarnya, sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak mungkin tidak menggunakan produk atau barang yang berpotensi menjadi sampah, baik dari segi kemasan atau barang itu sendiri.

“Bahkan jika kita sudah melakukan prinsip atau pilar 6R dari zero waste, kemungkinan besar kita masih tetap akan memproduksi sampah atau sisa konsumsi. Karena itu kita harus pahami hal ini jangan terintimidasi duluan kalau kita gak bisa menerapkan prinsip ­zero waste, karena zero waste adalah mindset” tambahnya.

Jika Febriadi Pratama dari Gringgo berperan sebagai pihak yang berupaya untuk melakukan penanganan terhadap sampah atau sisa konsumsi yang sudah terlanjur dihasilkan, lain halnya dengan Maurilla Sophianti yang di lain sisi setidaknya ingin berupaya menekan peningkatan sampah yang terproduksi dengan gaya hidup zero waste.

Sehingga pada akhirnya, barang yang dimaksud memiliki siklus hidup yang lebih panjang, dan dapat digunakan secara maksimal.

Pertama di Asia, Indonesia Punya Pabrik Bata dari Sampah Plastik di NTB

Memulai gaya hidup zero waste ala Maurilla Sophianti

Masih dalam kesempatan yang sama, Maurilla secara detail memaparkan apa saja sebenarnya langkah penting yang dapat membantu setiap orang untuk memulai prinsip zero waste, mulai dari yang paling sederhana agar dapat bermanfaat setidaknya bagi diri mereka sendiri, terlebih bagi lingkungan.

Ada enam langkah yang menurut Maurilla dapat dilakukan untuk memulai prinsip zero waste, ke-enam langkah tersebut terdiri dari:

Find your why, selalu mencari tahu alasan kita melakukan sesuatu, termasuk dalam hal melakukan aksi nyata memulai gaya hidup zero waste.

Aspek ini bisa dilakukan secara sederhana dengan langkah mudah seperti mencari motivasi, memperkaya sudut pandang mengapa kita harus peduli terhadap lingkungan, mulai dari melakukan pengamatan ringan, menyaksikan tayangan dokumenter yang mengangkat isu serupa, dan sebagainya.

Trash audit, poin refleksi untuk melihat apa yang kita lakukan dalam mengonsumsi dan menggunakan berbagai barang dalam kehidupan sehari-hari. Dari situ, kita bisa mulai melakukan hal-hal yang dapat meminimalisir sampah.

Start with one, atau melihat ke lingkungan sekitar dan mulai melakukan hal kecil secara perlahan.

Implement 6R yang terdiri dari rethink, refuse, reuse, reduce, yang merupakan pencegahan atau ditanamkan tentang bagaimana kita bisa meminimalisir penggunaan barang atau hal yang berpotensi menjadi sampah, dan sangat mungkin untuk dilakukan.

Kemudian ada rot dan recycle yang bertujuan untu memaksimalkan sumber daya yang ada dan memaksimalkan nilainya.

Follow, Share, and invite friends, di mana hal ini yang dilakuakan dengan cara bersosialisasi, yakni mengenai bagaimana hal yang dilakukan bisa berekspansi dan berdampak lebih luas, kepada dan terhadap orang-orang di sekitar.

Upaya Hindari Kantong Plastik untuk Pembagian Daging Kurban

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini